Jika kita berada dihadapan Pangersa Abah di Suryalaya ini, maka kita menjadi bodoh meskipun datang dengan membawa segudang ilmu. Kita menjadi lemah meskipun kita merasa paling kuat. Dan yang kita miliki menjadi hilang karenanya, tidak memiliki apapun.
Mengapa kita semua ditakdirkan oleh Allah Swt. berada di Suryalaya ini dan menjadikan Pangersa Abah sebagai Guru Mursyid. Padahal di Indonesia khususnya, terdapat ribuan pesantren dengan ratusan ulama-ulamanya. Bahkan di luar negeri seperti Jazirah Arab, India, Pakistan dan sebagainya. Kita hormati semua ulama-ulama tersebut. karena ulama adalah pawaris para Nabi.
Tetapi di Suryalaya ini ada Barokah. Di seluruh duniapun ada barokah baik berupa tempat maupun benda yang merupakan sebuah peninggalan atau seseorang yang sudah diletakkan oleh Allah Barokah padanya. Misalnya di Mekkah terdapat Baitullah, Hajar Aswad, Zamzam, di mesjid Nabawi ada Makam Rasulullah Saw., masjidil Haram, Masjidil Aqsa dan lain-lain. Jika barokah tersebut ada pada diri seseorang maka sebagai contoh adalah Rasulullah Saw. Rambutnya, keringatnya bahkan air seninya sekalipun bisa menjadi obat seperti terminum oleh salah seorang yang menderita sebuah penyakit yang akhirnya sehat kembali. Namanya saja, Muhammad Saw. memiliki barokah. Tidak ada nama lain kecuali setelah beliau dilahirkan ke dunia.
Begitupun di Suryalaya ini, Allah telah meletakkan sebuah barokah. Barokah ini perlu dicari, sebagaimana firman Allah Swt.
"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung". (QS. al-Jumu'ah : 10).
Tafsir dari fadhlillah bisa saja hidup kita, usaha kita, urusan dunia. Atau min fadhlillah ini adalah min rahmatillah, min barokatillah. Kita diperintahkan tidak hanya mencari kehidupan dunia saja tetapi juga kehidupan akhirat supaya kita dapat merasakan keduanya. Karena istilah barokah itu penting baik dilihat dari sudut bahasa maupun istilah. Dari sudut bahasa al-barokah berarti al-Ziyaadah (berarti tambahan), as-Sya'aadah (kebahagiaan), ad-du'a, al-manfa'ah (kemanfaatan), al-baqa'(sesuatu yang kekal), dapat juga barokah itu berarti sesuatu yang suci dan seterusnya atau sesuatu yang tergolong didalam kebahagiaan, keselamatan dan kesejahteraan. Sedangkan secara istilah, didalam salah satu tafsir disebutkan bahwa barokah adalah Allah menetapkan kebaikan-kebaikannya (as-Sya'aadah, al-manfa'ah, al-Baqa dsb.) kedalam sesuatu hal atau suatu tempat yang dahulunya sesuatu atau tempat tersebut tidak memiliki apa-apa kemudian Allah meletakkan barokah itu padanya sehingga dia menjadi mulya. Seperti Nabi Muhammad Saw. adalah seorang manusia biasa kemudian Allah meletakkan barokah kepadanya barokah sehingga beliau menjadi insan kamil mukammil.
Alhamdulillah, Allah Swt. telah memberikan karunia-Nya dengan mentakdirkan kita semua bertemu dengan Pangersa Abah di Suryalaya ini untuk mendapatkan barokah itu. Barokah tidak hanya berarti suatu kemuliaan saja karena barokah itu memiliki adab. Dalam tharekat, adab merupakan sasuatu yang besar dan penting. Ketinggian dan kemuliaan pangersa Abah itu antara lain karena Allah telah memberikan kemuliaan adab berbentuk karomah. Allah sendiri telah mengajarkan adab secara langsung kepada Rasulullah Saw. Kata Rasulullah Saw. Allah telah mengajarkan aku dengan adab yang sempurna dan sebaik-baiknya adab. Oleh sebab itu Allah Swt. telah meninggikannya, wa innaka la'ala khuluqil adzhim, dan kemuliannya, wa maa arsalnaaka illa rahmatan lil 'alamiin. Manusia tersebut dijaga oleh Allah sehingga dia menjadi manusia yang mulia dan sempurna didalamnya terdapat sifat shiddiq, amanah, tabligh dan fathonah. Pertanyaan kemudian adalah: Apakah sekarang ini tidak ada makhluk lain yang dijaga oleh Allah seperti Allah menjaga Nabi Muhammad Saw. dahulu? Dalam sebuah hadits Qudsi :
"Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku, berarti dia telah siap berperang melawan Aku".
Sabda beliau yang lain :
"Jika seorang hamba tidak putus-putus mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan mengerjakan sunnah-sunnah setelah atau sebelum melaksanakan yang fardhu, sehingga Aku mencintainya, dan apabila Aku telah mencintainya maka Aku adalah pendengarannya yang ia mendengar dengan itu. Dan Aku adalah penglihatannya yang ia melihat dengan itu, dan Aku adalah tangannya yang ia menampar dengan tangan itu, dan Aku adalah kakinya yang ia berjalan dengan itu, dan jika ia memohon kepada-Ku pasti Aku beri, dan apabila ia memohon perlindungan kepada-Ku maka Aku lindungi".
Hadist ini bukan berarti manusia bisa bersatu dengan Tuhan. Artinya bila seseorang sudah bertaqwa kepada Allah maka Allah akan menjaga matanya, pendengarannya, tangannya, kakinya sehingga tidak melakukan maksiat, tidak melakukan sesuatu yang tidak disukai oleh Allah. Inilah yang disebut Wali Allah (orang yang dijaga oleh Allah).
Jangan sebaliknya, menjadi orang yang dijaga oleh Syetan. Karena itu kita diperintahkan untuk memperbanyak dzikrullah. Selanjutnya, jika kita sudah menemukan orang tersebut maka datangilah untuk mendapatkan barokahnya, supaya kita dapat meneladani ibadahnya, meneladani akhlaknya yang terpuji, meneladani hubungannya dengan Allah, meneladani hubungannya dengan manusia dan alam dan seterusnya. Alhamdulillah kita sudah mendapatkan seseorang yang sudah diletakkan oleh barokah kepadanya. Dialah guru Mursyid kita, Pangersa Abah.
Marilah kita belajar untuk mengikutinya dengan selalu memperhatikan adab seorang murid kepada guru.
(Manaqib Bulan Maret 2006,sumber : www.suryalaya.org)
Posting Komentar
Posting Komentar