Hal
yang menarik untuk kita direnungkan adalah mengapa Nabi dan Rasul terakhir bagi
umat manusia diutus oleh Allah dari kalangan suku Quraisy di Semenanjung
Arabia? Ada apa dengan suku Quraisy?
Jawaban atas pertanyaan ini diberikan oleh
Allah sendiri dalam Alquran Surat Quraisy ayat pertama dan kedua yang berbunyi,
"Karena tradisi suku Quraisy.
Tradisi mereka mengembara di musim dingin dan di musim panas."
Kota suci Mekah pada mulanya bernama Baka atau Bakkah, sebagaimana tercantum
dalam Ali Imran 96. Dalam bahasa Arab, kata baka mempunyai dua arti,
"berderai air mata" dan "pohon balsam". Arti yang pertama
berhubungan dengan gersangnya daerah itu sehingga seakan-akan tidak memberikan
harapan, dan arti yang kedua berhubungan dengan banyaknya pohon balsam (genus
commiphora) yang tumbuh di sana. Oleh karena huruf mim dan ba sama-sama huruf
bilabial (bibir), nama Bakkah lama-kelamaan berubah menjadi Makkah.Karena kota
Mekah sangat gersang, orang-orang Quraisy penghuni kota itu tidak mungkin hidup
dari sektor agraris (pertanian), melainkan harus mengembangkan sektor bisnis
(perdagangan). Dibandingkan suku-suku lain di Semenanjung Arabia, suku Quraisy
memiliki watak istimewa, tahan segala cuaca! Mereka memiliki tradisi (ilaf) gemar mengembara baik di musim
dingin maupun di musim panas untuk berniaga. Pada mulanya sebagian besar
suku Quraisy memusuhi Islam sehingga Nabi Muhammad saw. dan para pengikut
beliau harus meninggalkan kampung halaman berhijrah ke Madinah. Akan tetapi
akhirnya seluruh orang Quraisy memeluk agama Islam, terutama setelah Rasulullah
menguasai Mekah.
Tradisi gemar mengembara dari suku Quraisy merupakan salah
satu faktor yang ikut mempercepat penyebaran agama Islam. Hanya satu abad sesudah
nabi wafat, pada pertengahan abad ke-8 kekuasaan Islam membentang dari Spanyol
sampai Xinjiang.Rupanya sudah menjadi sunnatullah (hukum Ilahi) bahwa suatu ide atau
ajaran akan cepat berkembang luas apabila disebarkan oleh orang-orang yang
gemar mengembara.
Dalam sejarah tanah air kita, pengalaman serupa pastinya juga
terjadi. Tidak syak lagi, Islam di Nusantara disebarkan oleh para santri dan
pedagang yang suka mengembara.
(Sumber referensi: nu.or.id)
Posting Komentar
Posting Komentar