-Nashruddin Hoja- |
Mullah (guru) Nashruddin Hoja adalah sosok klasik yang dirancang
oleh para darwis; sebagian untuk tujuan pemberhentian (jeda) karena
situasi-situasi sesaat dimana didalamnya keadaan-keadaan tertentu dari jiwa
dibuat jelas.
Kisah-kisah
Nashruddin, dikenal secara menyeluruh di Timur Tengah, merupakan (dalam
manuskrip The
Subtleties of the Incomparable Nasrudin) satu dari sejumlah
pencapaian ganjil (ajaib) di dalam sejarah metafisika.
Namun, secara dangkal
kisah-kisah Nashruddin lebih sering dikenal sebagai kisah humor atau bahan
lelucon. Kisah-kisah itu diceritakan kembali tanpa henti di warung-warung teh
dan di rombongan-rombongan pertunjukan, di rumah-rumah dan di siaran-siaran
radio Asia.
Tetapi dalam cerita Nashruddin itu secara tersirat dapat dipahami adanya kedalaman makna. Terdapat lelucon, moral dan kelebihan lainnya yang membawa kesadaran sedikit lebih jauh menuju proses penyadaran dari kekuatan spiritual yang potensial. Artian kata lelucon yang memiliki makna yang dalam mengenai kehidupan dan agama.
Karena Sufisme merupakan sesuatu yang dijalani dan juga dipahami,
cerita Nashruddin tidak bisa menghasilkan pencerahan utuh kepada dirinya
sendiri. Di sisi lain, ia menjembatani celah antara kehidupan duniawi dan suatu
perubahan bentuk kesadaran dalam cara yang tidak bisa dicapai oleh bentuk
kesusastraan lainnya.
Manuskrip
“Kepelikan” (the
Subtleties) belum pernah dihadirkan secara utuh bagi pembaca Barat.
Kemungkinan karena cerita-cerita tersebut tidak bisa diterjemahkan secara tepat
oleh non-Sufi, atau dipelajari di luar konteksnya, dan mempertahankan dampak esensialnya.
Di Timur, kumpulan cerita tersebut rata-rata digunakan untuk maksud kajian
semata oleh para Sufi pemula. Lelucon-lelucon dari kumpulan tersebut secara
individual telah menyebar ke hampir setiap kepustakaan dunia. Dan sejumlah
lelucon tertentu dari perhatian skolastik telah dilekatkan pada cerita-cerita
tersebut. Dalam penilaian ini sebagian sebagai sebuah contoh gelombang
kebudayaan, atau untuk mendukung argumen-argumen yang menguntungkan
identitas-dasar humor di mana saja. Tetapi jika karena daya tarik humor
perenialnya cerita-cerita itu telah membuktikan kekuatannya, maka hal ini
secara menyeluruh merupakan hal kedua bagi tujuan kumpulan cerita tersebut,
yang dimaksudkan untuk menyediakan suatu dasar bagi tersedianya sikap Sufi
terhadap kehidupan, dan memungkinkan pada pencapaian penyadaran Sufisme dan
pengalaman mistis.
Legenda
Nashruddin (the Legend of
Nasrudin), yang dibubuhkan pada manuskripthe Subtleties dan
paling tidak berasal dari abad ketiga belas, sebagian dimaksudkan untuk
memperkenalkan Nashruddin. Penyebaran humor Nashruddin tidak bisa dihalangi, ia
bisa masuk melalui pola-pola pemikiran yang dihasilkan manusia melalui
kebiasaan dan rancangan. Dalam sebagian sistem pemikiran yang utuh, Nashruddin
ada pada begitu banyak makna yang dalam sehingga (keberadaan) dirinya tidak
bisa dimusnahkan. Sebagai tolak ukur kebenaran, hal ini mungkin bisa dilihat
pada fakta bahwa organisasi-organisasi yang beragam dan asing seperti the British Society for the
Promotion of Christian Knowledge (S.P.C.K) (Perkumpulan
Inggris yang bergerak dalam Penyiaran Pengetahuan Kristiani) dan juga pada
pemerintah Soviet, keduanya telah memanfaatkan Nashruddin. The S.P.C.K. telah
menerbitkan beberapa cerita (Nashruddin) dengan judul cerita-cerita
tentang Khoja [Khwaja]
(Tales of the Khoja);
sementara orang-orang Rusia (mungkin dengan prinsip “Jika Anda tidak bisa
mengalahkan mereka, maka bergabunglah dengan mereka”) telah membuat film
tentang Nashruddin dengan judul The
Adventures of Nasrudin.
Bahkan orang-orang Yunani, yang menerima
beberapa hal dari orang Turki, menganggap Nashruddin sebagai bagian dari
warisan kebudayaannya. Pemerintah sekular Turki, melalui departemen
penerangannya, telah menerbitkan sebuah kumpulan lelucon metafisis yang
dinisbatkan kepada tokoh yang dianggap sebagai guru Muslim ini yang merupakan
tipe-ideal mistik Sufi, meskipun Tarekat-tarekat Sufi ditindas melalui
Undang-undang di Republik Turki. Lelucon Nashruddin mampu menjadi pelipur lara sekaligus memberikan pencerahan bagi ingin menggali maknanya lebih dalam.
(Bersambung ke Bagian II)
Posting Komentar
Posting Komentar