RUKUN SHOLAT ADA
17 (Berdasarkan Kitab Safinatun Naja & Keterangan Hadits)->diposting
Oleh Asep Suhendi.-
1,2. Takbiratul
ihram dibarengi Niat dalam Hati
“Pembuka Sholat
adalah thoharoh (bersuci). Yang mengharamkan dari hal-hal di luar Sholat adalah
ucapan takbir. Sedangkan yang menghalalkannya kembali adalah ucapan salam.” HR.
Abu Daud no. 618, Tirmidzi no. 3, Ibnu Majah no. 275. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam Al Irwa’ no. 301.
Tingkatan niat
ada 3 :
- Manakala
shalat itu fardhu maka wajib bermaksud mengerjakan (قصد
الفعل),
menentukan jenis shalat dan menerangkan kefardhuannya
- Manakala shalat
sunnah, yang terbatas oleh waktu seperti shalat rawatib atau shalat sunnah yang
terikat sebab maka wajib menyengaja mengerjakannya (قصد
الفعل)
dan menentukan shalat ( Atta'yin / التعيين)
- Manakala
shalat sunnah mutlak, maka hanya wajib bermaksud (menyengaja) mengerjakannya
(saja)
(adapun)
mengenai اصلي/ushalli/aku shalat” (itu
adalah menyengaja (qashdul fi’li/ قصد
الفعل
) sedangkan ta’yin/menentukan jenis shalaat, sepeti dzuhur dan asar. Sedangkan
fardhiyah adalah menyatakan fardhu.
Syarat
takbiratul ihram ada 16 :
- Harus dibaca
ketika berdiri jika shalat fardhu
- Harus dengan
bahasa arab
- Harus dengan
lafadz Jalalah اَلله
- Harus dengan
lafadz “Akbar/ اَكْبَرْ
- Tertib antara
2 lafadz tersebut yaitu اَلله اَكْبَرْ
- Hamzah pada
lafadz “Allah/ اَلله tidak boleh
dibaca panjang
- Ba’ (ب)
pada lafadz “akbaru/ اَكْبَرْ tidak boleh
dibaca panjang
- Ba’ (ب)
pada lafadz “akbaru/ اَكْبَرْ tidak boleh
dibaca tasydid
- Sebelum lafadz
“Allah/ اَلله
tidak boleh ditambah “wa”
- Diantara
lafadz “Allah/ اَلله dan “Akbaru/ اَكْبَرْ
tidak boleh berhenti lama
- Tidak boleh
berhenti sebentar
- Seluruh
huruf-huruf takbiratul Ihram harus bisa didengar oleh telinga diMushalli
sendiri
- Lafadz “اَلله
اَكْبَرْ”
harus diucapkan ketika menghadap kiblat
- Tidak boleh
merusak atau mengubah satu huruf dari huruf-huruf takbiratul Ihram
- Bila sebagai
makmum, takbiratul Ihram harus sesudah Imam
3. Berdiri (bagi
yang mampu) dalam Sholat fardhu
“Sholatlah dalam
keadaan berdiri. Jika tidak mampu, kerjakanlah dalam keadaan duduk. Jika tidak
mampu lagi, maka kerjakanlah dengan tidur menyamping.” HR. Bukhari no. 1117,
dari ‘Imron bin Hushain.
4. Membaca surat
Al Fatihah pada tiap rakaat
“Tidak ada
Sholat (artinya tidak sah) orang yang tidak membaca Al Fatihah.” HR. Bukhari
no. 756 dan Muslim no. 394, dari ‘Ubadah bin Ash Shomit.
Syarat membaca
Al-Fatihah 10 :
- Tertib
- Beurut-urutan
- Menjaga
huruf-hurufnya
- Menjaga
tasyid-tasydidnya
- Diantara
ayat-ayat fatihah, ketika membaca tidak boleh berhenti terlalu lama atau
sebentar dengan maksud memotong bacaan
- Harus membaca
semua ayat, basmalah termasuk ayat Al-Fatihah
- Tidak boleh
ada bacaan yang salah (Lahn) yang dapat merusak makna Al-Fatihah
- Al-Fatihah
harus dibaca ketika berdiri shalat fardhu
- Seluruh bacaan
Al-Fatihah harus didengar oleh si Mushalli sendiri
- Diantara
ayat-ayat Fatihan jangan sampai diselingi oleh dzikir yang lain
Tasdid pada
surat Al-Fatihah ada 14 :
- Basmalaha
tasydidnya diatas Lam
- Ar-rahman
tasyidnya diatas Ra’
- Arrahim
tasydidnya diatas Ro’
- Alhamdulillah
tasydidnya diatas Lam Jalalah
- Rabbil ‘Alamin
tasydidnya diatas Ba’
- Ar-rahman
tasyidnya diatas Ra’
- Arrahim
tasydidnya diatas Ro’
- Maaliki
Yaumiddin tasyidnya diatas Dal
- Iyyaka na’budu
tasyidnya diatas Ya’
- Waiyyaka
nasta’in tasyidnya diatas Ya’
- Ihdhinash
shirathal Mustaqim tasyidnya diatas Shad
- Shirathal
ladzina tasyidnya diatas Lam
- An’amta
alayhim ghairil maghdubi alaihim waladldlollina tasyidnya diatas Dal
- ...…dan Lam
5,6. Rukuk dan
tuma’ninah di waktu rukuk
“Kemudian
ruku’lah dan thuma’ninahlah ketika ruku’.” HR. Bukhari no. 793 dan Muslim no.
397.
“Sholat tidaklah
sempurna sampai salah seorang di antara kalian menyempurnakan wudhu, … kemudian
bertakbir, lalu melakukan ruku’ dengan meletakkan telapak tangan di lutut
sampai persendian yang ada dalam keadaan thuma’ninah dan tenang.” HR. Ad-Darimi
no. 1329. Syaikh Husain Salim Asad mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.
7,8. Iktidal
setelah rukuk dan tuma'ninah
“Kemudian
tegakkanlah badan (i’tidal) dan thuma’ninalah.”
9,10. Sujud dua
kali dengan tuma'ninah di waktu sujud
“Kemudian
sujudlah dan thuma’ninalah ketika sujud.”
Syarat sujud ada
7 :
- Harus dengan 7
anggota badan (sebagaimana keterangan dibawah ini)
- Harus dengan
dahi terbuka
- Kepala harus
ditekan (ketika meletakkan di tempat sujud)
- Tidak boleh
ada tujuan lain ketika membungkuk kecuali untuk sujud
- Tidak boleh
sujud diatas sesuatu yang bergerak bila bergerak ketika untuk sujud
- Kepalanya
harus lebih rendah daripada pantat
- Harus
tuma’ninah
Anggota sujud
ada 7 :
- Dahi
- Telapak tangan
kanan
- Telapak tangan
kiri
- Lutut Kanan
- Lutut kiri
- Jari-jari kaki
kanan
- Jari-jari kaki
kiri
11,12. Duduk di
antara dua sujud dengan tuma'ninah
“Kemudian
sujudlah dan thuma’ninalah ketika sujud. Lalu bangkitlah dari sujud dan
thuma’ninalah ketika duduk. Kemudian sujudlah kembali dan thuma’ninalah ketika
sujud.”
13,14. Duduk dan
membaca tasyahud akhir,
“Jika salah
seorang antara kalian duduk (tasyahud) dalam Sholat, maka ucapkanlah “at
tahiyatu lillah …”.” HR. Bukhari no. 831 dan Muslim no. 402, dari Ibnu Mas’ud.
Tasydid-tasydid
pada tasyahud ada 21, itu (karena) ditambah 5 jika dibaca dengan sempurna, dan
16 ada pada bacaan yang paling singkat. maksudnya bila dibaca dengan sempurna maka
tasydidnya ada 21, bila disingkat ada 16 :
- Attahiyyat
tas’yidnya ada pada Ta’ dan Ya’
-
Almubaarokaatus Sholawaatu ada pada Shad
-
Ath-thoyyibaatu ada pada Tha’ dan Ya’
- Alloh ada pada
lam Jalalah
- As-salamu ada
pada Sin
- 'Alaika
ayyuhan nabi ada pada Ya’ dan Nun
- Warohmatullohi
ada pada Lam Jalalah
- Wabarokaatuh
Assalaamu ada pada Sin
- 'Alaina
wa'alaa 'ibaadillahi ada pada Lam Jalalah
- Ash-shoolihiin
ada pada Shad
- Asyhadu al-laa
ilaaha ada pada lam Alif (karena Idgam)
- Il-lallooh ada
pada Lam alif dan Jalalah
- Wa asyhadu
anna ada pada Nun
- Muhammadar
rosuululloh ada pada mim lafadz “Muhammad”, Ro’ (karena Idgham) dan ada pada
Lam jalalah
15. Membaca
salawat nabi pada tasyahud ,
“Jika salah
seorang di antara kalian hendak Sholat, maka mulailah dengan menyanjung dan
memuji Allah, lalu bershalawatlah kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
lalu berdo’a setelah itu semau kalian.” Riwayat ini disebutkan oleh Syaikh Al
Albani dalam Fadh-lu Sholat ‘alan Nabi, hal. 86, Al Maktabah Al Islamiy,
Beirut, cetakan ketiga 1977."
Tasydid-tasydid
pada paling pendeknya bacaan sholawat ada 4:
- Alloohumma ada
ada Lam Jalalh dan Mim
- Sholli ada
pada Lam
- 'Alaa muhammad
ada pada Mim
16. Membaca
salam yang pertama,
“Yang mengharamkan
dari hal-hal di luar Sholat adalah ucapan takbir. Sedangkan yang
menghalalkannya kembali adalah ucapan salam.” HR. Abu Daud no. 618, Tirmidzi
no. 3, Ibnu Majah no. 275. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih
sebagaimana dalam Al Irwa’ no. 301.
Tasydid-tasdid
pada paling pendeknya bacaan salam :
paling pendeknya
salam adalah السلام عليكم
yang dibaca
- tasydid pada
huruf Sin
17. Tertib
(melakukan rukun secara berurutan)
Pembahasan rukun
Sholat ini banyak disarikan dari penjelasan Syaikh Abu Malik dalam kitab Shahih
Fiqh Sunnah terbitan Al Maktabah At Taufiqiyah.
[Sumber :
dokumen no,421 di Facebook Pemuda TQN Suryalaya, dakwahmelalui.hostingfree.me]
Posting Komentar
Posting Komentar