Tes IQ selama ini dijadikan sebagai sebuah standar kecerdasan seseorang. Namun penelitian terbaru membantah hal tersebut. Apa alasannya?Seperti yang dilansir dari CBS News, peneliti menemukan bahwa tidak ada satu tes tunggal atau komponen tertentu yang bisa secara akurat menilai kecerdasan seseorang mengenai kemampuan mental dan kognitifnya. Peneliti bahkan menyebutkan setidaknya ada tiga komponen yang harus dipertimbangkan untuk mengukur kecerdasan seseorang, yaitu ingatan jangka pendek, cara berpikir, dan kemampuan verbal."Tidak ada yang namanya pengukuran tunggal dari IQ atau kecerdasan dasar dari seseorang," tegas Dr Adrian Owen, peneliti dari Brain and Mind Institute.
Lebih dari
100.000 responden terlibat dalam penelitian ini. Mereka diminta mengisi
kuesioner yang menganalisis ingatan, pemikiran, perhatian, dan kemampuan
merencanakan sesuatu. Mereka juga ditanyai tentang latar belakang serta gaya
hidup yang dijalani.
Peneliti lantas
melakukan scanning pada otak responden menggunakan mesin MRI. Mereka menemukan
ada perbedaan kemampuan kognitif yang berkaitan dengan sirkuit berbeda di dalam
otak. Hal itu secara tidak langsung membuktikan bahwa berbagai area di dalam
otak sebenarnya merupakan kontrol dari kemampuan tertentu.
Selain itu,
peneliti mengklaim jika melatih otak seseorang untuk memiliki kemampuan
kognitif yang lebih baik sebenarnya tidak bisa dilakukan.
Namun entah
kenapa, orang-orang suka bermain video games terbukti lebih baik dalam sisi
pemikiran dan ingatan jangka pendek dibanding mereka yang tidak suka dengan hal
tersebut.
Meskipun
demikian, penuaan sering dihubungkan dengan penurunan ingatan dan pemikiran.
Bahkan jika seseorang merokok, ingatan jangka pendek dan kemampuan verbalnya
menjadi lebih buruk. Sementara seseorang yang punya masalah dengan cemas
berlebihan hanya mengalami penurunan dalam kemampuan ingatan jangka pendek.
"Sekarang
hal yang perlu kita lakukan adalah menemukan cara menilai orang yang
berbeda-beda sisi kecerdasannya dan itu sudah menjadi rencana penelitian
selanjutnya," tulis Owen dalam jurnal Neuron.
->MAHIR
MATEMATIKA BUKAN IQ PENYEBABNYA:
Pendapat yang
mengatakan bahwa Matematika hanya disukai oleh orang-orang dengan nilai IQ
tinggi ternyata salah. Sebuah penelitian baru-baru ini mengungkapkan apa
sebenarnya yang membuat seseorang menguasai Matematika.
Seperti yang
dilansir oleh MSNBC (28/12), sebuah penelitian yang dilaksanakan terhadap lebih
dari 3500 siswa di jerman mengungkapkan bahwa IQ bukanlah faktor yang
mempengaruhi seseorang untuk memahami matematika. Justru, motivasi untuk
berusaha lebih keras dan metode belajar yang tepatlah yang bisa membantu para
siswa tersebut untuk memahami pelajaran Matematika.
Analisa yang
didapatkan dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan dari siswa yang
belajar dari kelas lima ke kelas delapan di Jerman. Peningkatan ini pun tidak
main-main, dengan motivasi dan metode belajar yang tepat, siswa mampu melampaui
persentil ke 63 ketika dari 100 persentil ketika sudah berada di kelas delapan.
"Perbaikan
nilai Matematika tersebut sudah kami prediksi ketika memutuskan untuk
menggunakan dorongan dan metode belajar yang tepat kepada siswa. Malah,
perbedaan nilai IQ di antara siswa tidak menunjukkan efek apapun ketika
perlakuan ini kami berikan," kata Kou Murayama, seorang psikolog peneliti
dari University of California kepada LiveScience.
Penggunaan IQ
sebagai alat tolak ukur kepintaran selama ini sepertinya salah kaprah.
Buktinya, telah banyak penelitian yang dilakukan akhir-akhir ini yang
menunjukkan kalau kecerdasan seseorang tidak selalu dibarengi dengan nilai IQ
yang tinggi.
(Sumber berita
: http://www.merdeka.com/sehat/tes-iq-bukan-standar-kecerdasan-yang-akurat.html
)
Posting Komentar
Posting Komentar