Menu

TQN PP.Suryalaya

 


Asy-Syaikhul-Imam Al-Kabir Abul Hasan ‘Ali bin Harzahim Al-Faqih yang masyhur dengan “Al-Maghrabi”, dahulunya adalah orang sangat mengingkari terhadap kitab Ihya’Ulumiddin-nya Hujjatul Islam al-Imam Al-Ghozali.ra. Saat itu dia adalah orang yang sangat ditaati dan didengarkan kata-katanya (oleh banyak orang). Maka dia perintahkan orang-orang untuk mencari dan mengumpulkan naskah-naskah kitab Ihya; dia bermaksud untuk membakar naskah-naskah tersebut di masjid Jami’ pada suatu hari Jum’at. 
Dan ternyata, pada malam Jum’atnya dia bermimpi seakan-akan sedang masuk ke masjid Jami’, tiba-tiba disitu dia mendapati Nabi SAW yang disertai oleh Sahabat Abu Bakar dan Umar RA, dan Imam Ghozali.ra sedang berada di hadapan Nabi SAW. Ketika dia (Ibnu Harzahim) datang, Imam Ghozali berkata : “Ya Rasulullah, dialah orangnya yang memusuhiku. ]ika yang benar adalah seperti yang dia yakini, maka aku bertaubat kepada Allah. Dan jika yang benar adalah apa yang aku tulis, karena mengharap berkahmu dan mengikuti sunnahmu, maka ambilkan untukku hakku dari orang yang rnemusuhiku,” Kemudian Nabi SAW meminta kitab Ihya; dan dibukanya lembaran demi lembaran dari awal sampai akhir. Lalu berkata: “Demi Allah, sesungguhnya ini adalah sesuatu yang bagus!”. 
Kemudian Sayidina Abu Bakar.ra berganti membuka dan memandangi isinya, demikian juga Sayidina Umar.ra, yang keduanya sama-sama berkomentar bagus. Maka Nabi SAW memerintahkan agar baju Al-Faqih ‘Ali bin Harzahim dilepas, untuk menerima cambukan dan hadd (hukuman) sebagai pembohong. Ketika sampai cambukan yang kelima, Sahabat Abu Bakar memintakan tolong untuknya dan berkata: “YA RASULULLAH BARANG KALI DIA MENGIRA TELAH MENGIKUTI SUNNAHMU PADAHAL DIA KELIRU,” Dan Imam Ghozali berkenan serta menerima permintaan tolongnya Sahabat Abu Bakar. Sampai disitu, terbangunlah Ibnu Harzahim dan di punggungnya terdapat bekas cambukan itu. Lalu dia beritahukan hal tersebut kepada kawan-kawannya, dan menyatakan bertaubat kepada Allah atas keingkarannya terhadap Imam Ghozali dan beristighfar kepadaNya. 

Selama beberapa waktu, dia masih merasakan kesakitan dari bekas cambukan itu. Maka dia tadlarru’ (mengiba) kepada Allah dan memohon pertolongan Rasulullah SAW, sampai kemudian dia bermimpi lagi bertemu beliau yang datang kepadanya dan mengusapkan tangannya yang mulia pada punggungnya. Maka sembuhlah dia atas izin Allah SWT. Kemudian setelah itu, dia menekuni untuk muthala’ah (menelaah) kitabIhya’, dan lewat itu Allah SWT memberikan futuh kepadanya serta memperoleh ma’rifatbillah dan menjadi salah seorang pembesarnya para masyaykh, menjadi orang yang ahli ilmu lahir dan ilmu bathin rahimahullah.


Sayyidisy-Syaikh Abul Hasan Ali Asy-Syadzali.ra yang hidupnya semasa dengan Ibnu Harzahim mengatakan: “Dan pada hari wafatnya Syaikh Abul Hasan bin Harzahimrahimahullah, bekas cambukan itu masih tampak jelas pada punggung beliau.”


Wallohua'lam

(Dokumen Pemuda TQN Suryalaya News, dari Status Suriyanto AlMaliki TQN di FB Pemuda TQN Suryalaya ,Sumber dari Ahmad Muzammil di FB Thoriqoh Sarkubiyah)

Posting Komentar

 
Top