Abu Yazid
al-Bisthamy ra menegaskan, “Rahasia batinku naik menuju Allah swt, lalu terbang
dengan sayap ma’rifat dengan cahaya kecerdasan di cakrawala Wahdaniyah
(KemahatunggalanNya). Tiba-tiba nafsu menghadapku dan berkata, “Kemana kau
pergi? Akulah nafsumu dan engkau harus bersamaku.” Namun rahasia batinku (sirr)
sama sekali tidak menoleh padanya.
Kemudian
makhluk-makhluk lain menghadap sirrku, mereka bertanya, “Kemana kau pergi? Kami
adalah teman dan tempat curhatmu, engkau harus bersama kami, demi solidaritas
padamu!” Sirrku sama sekali tidak menoleh.
Lantas syurga
dengan segenap isinya menghadap sirrku, mereka bertanya, “Kemana engkau pergi?
Engkau itu bagiku dan engkau harus di sini denganku.” Maka sirrku sama sekali
tidak berpaling.
Lalu anugerah dan
pemberian menghadapku, begitu juga karomah-karomah, hingga melewati
kerajaanNya, sampai pada kemah Fardaniyah (KetunggalanNya), lantas melampaui
universalitas dan keakuan, hingga sirrku sampai di hadapan Allah swt. Dialah
yang kucari!”
Allah swt
berfirman kepada Nabi Musa as, “Wahai Musa! Sesungguhnya orang yang menjumpaiKu
pasti tidak akan kembali dariKu, dan tidak akan kembali kecuali dari Jalan
(lurusKu).” Abul Abbas nin Atha’ ra, mengatakan, “Manakala akhirat muncul
dalam diri hamba, dunia menjadi sirna di sisinya, sehingga sang hamba hanya
menetap di negeri keabadian. Namun manakala sang hamba berada dalam penyaksian
Allah Ta’ala, segala hal selain Allah Ta’ala sirna, dan hamba abadi bersama
Allah swt.” Ada lelaki di hadapan Abu Yazid ra, berkata, “Ada informasi
sampai kepadaku bahwa engkau punya Ismul A’dzom, sangat senang jika engkau
mengajariku.”
Abu Yazid
menjawab, “Nama Allah itu tidak terbatas. Namun kosongkan hatimu hanya bagi
KemahaesaanNya, meninggalkan berpaling pada selain Allah Ta’ala. Jika anda bisa
demikian, raihlah Ism (Nama) mana pun yang kau kehendaki, maka dengan Isim itu
anda bisa pergi dari timur hingga barat, dalam sekejap dan anda telah kembali.”
Dzun Nun
al-Mishry ra, mengatakan, “Ketika aku naik haji, tiba-tiba ada anak muda mengatakan
: “Oh Tuhanku, aku telah mengumpulkan tebusanMu, dan engkau Maha Tahu, lalu apa
yang Engkau berlakukan pada mereka?”
Lalu kudengar
suara : “TebusanKu banyak, dan yang mencariKu sedikit.” Sebagian Sufi ditanya,
“Seberapakah antara Allah swt dan hambaNya?” “Empat langkah saja: Satu langkah
meninggalkan dunia; satu langkah meninggalkan makhluk; satu langkah
meninggalkan nafsu; dan satu langhkah meninggalkan akhirat, maka sang hamba
sudah dihadapan Allah swt.” Jawabnya.
Sarry ra
berkata, “Siapa yang bangkit untuk taat kepada Allah Ta’ala tanpa ada yang
lain, Allah akan memberi minuman dari mata air cinta dariNya, dan
dihantar menuju tempat yang benar.”
Sayyidina Ali
Karromallahu Wajhah mengatakan, “Orang arif manakala keluar dari dunia tak ada
pemandu maupun penyakdi di hari kiamat, tidak ada Malaikat Ridlwan di syurga,
juga tidak ada Malaikat Malik di neraka.”
Beliau ditanya,
“Lalu dimana sang arif di jumpai?”
“Di hadapan
Allah Yang Maha Diraja, di tempat yang benar. Ketika mereka bangkit dari kuburnya
mereka tidak bertanya-tanya, “Mana keluarga dan anakku? Mana Jibril dan Mikail?
Mana syurga dan pahala?” Namun justru berkata, “Manakah Kekasihku dan kemesraan
hatiku?”
Qalbu kaum
airfin punya mata Yang memandang apa yang tak biasa dipandang manusia lainnya.
Sedangkan lisannya berkata dengan rahasia batinnya
munajat dari
malaikat-malaikat mulia di sisiNya yang mencatat :
Sayap-sayap yang
terbang tanpa bulu
Hinggap di sisi
Rabbul ‘alamin.
Lalu bagai
gembalaan di taman suci menari
Dan meminum dari
lautan para RasulNya
Para hamba yang
menuju kepadaNya
Hingga mendekat,
sampai bertemu denganNya.
(Sumber:
sufinews.com)
Posting Komentar
Posting Komentar