Wahai budak nafsu! Jangan mengkalim bagi dirimu sendiri maqam para rabbani. Kau
adalah pemuja nafsu, sedang mereka adalah penyembah Allah. Dambaanmu adalah
dunia, sedang dambaan mereka adalah akhirat. Matamu hanya melihat dunia ini,
sedang mata mereka melihat Tuhan bumi dan langit. Kau pencinta ciptaan, sedang
mereka pencinta Allah. Hatimu terpaut pada yang di bumi, sedang hati mereka
terpaut pada Tuhan Arsy. Kau adalah korban segala yang kau lihat, sedang mereka
tak melihat segala yang kau lihat. Mereka hanya melihat sang Pencipta segalanya,
yang tak mungkin terlihat (oleh mata-mata ini). Orang-orang ini meraih tujuan
hidup mereka, dan keselamatan mereka terjamin, sedang kau tetap menjadi korban
nafsu duniawi.
Orang-orang ini lepas dari ciptaan, nafsu duniawi dan kedirian. Dengan demikian,
mereka melicinkan jalan bagi penghampiran mereka kepada Tuhan Yang Maha besar,
yang menganugerahi mereka kekuatan untuk meraih kemaujudan yang baik; kepatuhan
kepada Tuhan. Inilah ridha Allah, yang dianugerahkan-Nya kepada yang
dikehendaki-Nya. Mereka jadikan taat dan pemujaan sebagai kewajiban mereka, dan
kukuh dalam keduanya dengan bantuan-Nya tanpa mengalami kesulitan. Maka
kepatuhan, dapat dikatakan, menjadi jiwa dan keseharian mereka.
Akhirnya, dunia menjadi rahmat dan menyenangkan bagi mereka, bagai syurga
layaknya. Sebab, bila mereka melihat sesuatu, mereka melihat di balik sesuatu
itu penciptaan-Nya. Maka orang-orang ini memberi daya kepada bumi dan langit
dan menyenangkan bagi yang mati dan yang hidup. Karena Tuhan mereka telah
menjadikan mereka pasak bumi. Mereka bagai gunung-gunung yang berdiri kukuh.
Orang-orang ini adalah yang terbaik di antara yang telah diciptakan dan
ditebarkan-Nya di dunia ini. Semoga kedamaian dari Allah melimpahi mereka, juga
salam dan rahmat-Nya, selama bumi dan langit maujud.
INSYA ALLAH BERSAMBUNG KE BAGIAN XV (KE-15)
Posting Komentar
Posting Komentar