(sambungandari bagian XXVIII) | AJARAN KEDUAPULUHSEMBILAN | SAYYIDI SYEIKH ABDUL QODIR
AL-JAELANI QS. BERKATA:
Nabi Suci saw. bersabda: "Kefakiran mendekatkan kepada kekafiran."
Hamba yang beriman kepada Allah dan memasrahkan segala urusannya kepada-Nya,
diberi kemudahan oleh Allah dan keyakinan teguh bahwa apapun yang akan datang
kepadanya, akan sampai kepadanya, dan apa pun yang tidak mencapainya, tidakakan
datang kepadanya, dan bahwa: "Barangsiapa patuh kepada Allah, Ia berikan
baginya jalan keluar dan rezeki yang tidak disangka-sangkanya dan barangsiapa
bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya."
(QS 65:2-3)
Ia berkata begini kala ia dalam kemudahan dan kesenangan; lalu Allah mengujinya
dengan musibah dan kemiskinan; maka ia berdoa dengan penuh kerendah dirian;
tapi Ia tak mengabulkannya. Maka sabda Nabi saw.: "Kefakiran mendekatkan
kepada kekafiran," berlaku. Maka Allah bermurah kepadanya. Ia sirnakan
darinya segala yang merundungnya, terus memberinya kesenangan, kelimpah-ruahan,
dan daya untuk bersyukur serta memuji Allah, hingga ia menghadap-Nya. Bila
Allah ingin mengujinya, Ia kekalkan musibah-Nya padanya dan memutuskan darinya
pertolongan iman. Maka ia menunjukkan kekafiran dengan menyalahkan dan menuduh
Allah, dan dengan meragukan janji-Nya. Sehingga ia mati dalam keadaan tak
beriman kepada Allah, mengingkari ayat-ayat-Nya, dan merasa marah kepada
Tuhannya. Mengenai orang semacam ini, Nabi saw. bersabda: "Sesungguhnya
orang yang paling sengsara, pada Hari Kebangkitan, ialah orang yang telah
diberi kemiskinan oleh Allah di kehidupan ini, dan disiksa di akhirat. Kami
berlindung kepada Allah dari hal semacam itu."
Kemiskinan yang diperbincangkan ini ialah kemiskinan yang membuat manusia lupa
kepada Allah, dan karena inilah, ia berlindung kepada-Nya. Orang yang hendak
dipilih oleh Allah, yang telah dijadikan pilihan-Nya dan pengganti para
Nabi-Nya, dan yang telah dijadikan pilihan-Nya dan pengganti para Nabi-Nya, dan
yang telah dijadikan sebagai penghulu para wali-Nya, manusia agung dan berilmu,
perantara dan pembimbing ke arah Tuhan - kepada orang ini, Ia anugerahkan
limpahan kesabaran, kepatuhan dan keterleburan dalam kehendak-Nya. Kemudian Ia
karuniakan kepadanya limpahan rahmat-Nya sepanjang siang dan malam, sendiri
atau bersama, kadang nampak, kadang tidak nampak; dan menyertai inilah berbagai
kelembutan, hingga akhir hayatnya.
INSYA
ALLAH BERSAMBUNG KE BAGIAN XXX (KE-30)
Posting Komentar
Posting Komentar