Tabir
penutup dirimu takkan tersingkap, selama kau belum lepas dari ciptaan dan tidak
memalingkan hatimu darinya dalam segala keadaan hidup, selama hawa nafsumu
belum pupus, begitu pula maksud dan kerinduanmu, selama kau belum lepas dari
kemaujudan dunia ini dan akhirat, dan yang maujud dalam dirimu hanyalah
kehendak Tuhanmu, dan kau terisi dengan nur Tuhanmu, dan tiada tempat di dalam
hatimu, kecuali bagi Tuhanmu, sehingga kau menjadi penjaga pintu kalbumu, dan
kau dikaruniai pedang tauhid, keagungan dan kekuatan. Maka, segala yang kau
lihat, yang mendekati pintu kalbumu dari benakmu, akan kau pisahkan kepalanya
dari bahunya, sehingga tiada tersisa bagi dirimu, dambaanmu dan kerinduanmu
akan dunia ini dan akhirat sesuatu yang berkepala, dan tiada dunia yang
diperhatikan, tiada pendapat yang diikuti, kecuali kepatuhan kepada Allah dan
penerimaan penuh ikhlas akan takdir-Nya, bukannya peluruh penuh dalam takdir
dan karunia-Nya. Dengan demikian, kau menjadi hamba Allah, bukan hamba manusia
atau pendapat. Bila hal ini mengekal dalam hidupmu, tirai-tirai hormat-diri
akan menyelimuti kalbumu, parit-parit keluhuran dan daya keagungan akan mengitarinya,
dan hatimu akan dijaga oleh tentara kebenaran, tauhid, dan pengawal-pengawal
kebenaran akan ditempatkan di dekatnya, sehingga orang tak dapat mendekatinya
melalui kekejian, dambaan-dambaan hampa, kepalsuan-kepalsuan yang timbul dalam
benak-benak manusia, dan melalui kesesatan yang tumbuh dari
keinginan-keinginan. Jika ditakdirkan bahwa orang akan datang kepadamu
terus-menerus dan mereka tidak mengetahui kemuliaanmu, sehingga mereka
mendapatkan cahaya yang menyilaukan, tanda-tanda yang jelas, kebijakan yang
dalam, dan melihat keajaiban-keajaiban yang terang dan kejadian-kejadian
sebagai sosok kehidupanmu, sehingga meningkatkan upaya mereka untuk mendekat
kepada Allah, untuk patuh kepada-Nya, dan untuk mengabdi kepada Tuhan mereka.
Meski semua ini terjadi, kau akan aman dari semua itu, dari kecenderungan jiwa
manusiawimu kepada keinginan, dari puji-diri, kesombongan orang-orang yang
datang kepadamu dan perhatian mereka kepadamu. Juga, seandainya kau akan
beristri cantik, bertanggung jawab atas dirinya dan atas perilakunya, maka kau
akan aman dari keburukannya, akan diselamatkan dari memikul bebannya, dan ia,
bagimu, akan menjadi karunia Allah, terahmati dan berlaku baik, bersih dari
ketaktulusan, kekejian dan penghianatan. Maka ia akan melepaskanmu dari beban
perilakunya dan akan menjauhkan darimu segala kesulitan karenanya. Seandainya
ia melahirkan anak, maka ia akan menjadi anak yang saleh dan suci, yang akan
menyenangkan pandanganmu.
Allah berfirman:
"Dan Kami jadikan isterinya patut baginya." (QS 21:90)
"Ya Tuhan kami! Karuniakanlah pada isteri-isteri kami dan keturunan kami
kesenangan mataku dan jadikanlah kami imam bagi mereka yang mencegah dari
keburukan." (QS 25:74)
"Dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, orang yang Kau ridhai." (QS
19:6)
Maka doa-doa ini akan mewujud dan diterima, tidak masalah kau menyampaikan
doa-doa ini kepada Allah, sebab doa-doa itu dimaksudkan bagi mereka yang layak
begini, yang termatangkan dalam keadaan ini, dan yang kepada mereka dilimpahkan
nikmat dan kedekatan Allah.
Begitu pula, andaikata sesuatu dari dunia ini mendatangimu, ia takkan
merugikanmu. Maka yang datang kepadamu merupakan bagianmu dari-Nya, yang
tersucikan, demi kamu, oleh tindakan Allah, kehendak-Nya dan dengan
perintah-Nya ia mencapaimu. Ia akan mencapaimu dan kau akan terpahalai, asalkan
kau memperolehinya dalam kepatuhan kepada-Nya; persis sebagaimana akan
dipahalainya kamu karena menunaikan salat dan puasa. Dan kau akan
diperintahkan, tentang yang bukan hakmu, untuk memberikannya kepada para
sahabat, tetangga dan peminta yang layak memperoleh uang zakat sesuai dengan
kebutuhan. Maka urusan-urusan akan diberikan kepadamu, sehingga kau tidak mampu
membedakan antara yang layak dan yang tidak layak, dan antara kabar burung
dengan pengalaman sejati. Maka urusanmu akan menjadi putih bersih, yang tiada
kegelapan dan keraguan.
Maka dari itu, bersabarlah, senantiasa bertakwalah, perhatikanlah masa kini,
tenanglah, tenanglah! Waspadalah! Selamatkanlah dirimu! Selamatkanlah dirimu!
Segeralah! Segeralah! Takwalah kepada Allah! Takwalah kepada Allah!
Tundukkanlah pandanganmu! Tundukkanlah pandanganmu! Palingkanlah matamu!
Palingkanlah matamu! Berlaku baiklah! hingga datang takdir dan kau kami bawa ke
depan .
Maka akan lenyap darimu segala yang memberatkanmu, kemudian kau dimasukkan ke
dalam samudera nikmat, kelembutan dan kasih sayang, dan dipakaikan dengan
pakaian nur dan rahasia-rahasia Ilahiah. Lalu kau didekatkan, diajak bicara,
diberi karunia, dilepaskan dari keperluan, dikukuhkan, dimuliakan dan dilimpahi
kata-kata:"Sesungguhnya kamu pada sisi Kami adalah orang yang berkedudukan
tinggi lagi dipercaya." (QS 12:54) Lalu tersingkaplah keadaan
Yusuf dan para shiddiq ketika disapa dengan kata-kata ini dari lidah Raja
Mesir, Raja dari Fir'aun. Jelaslah, itulah lidah Raja yang menyatakannya, yang
adalah Allah, yang berbicara melalui lidah pengetahuan. Kepada Yusuf
dianugerahkan kerajaan bendawi, yaitu kerajaan Mesir, juga kerajaan jiwa, yaitu
kerajaan pengetahuan, rohani, nalar, kedekatan dengan-Nya dan kedudukan tinggi
di hadapan-Nya.
Allah berfirman:
"Dan demikianlah Kami anugerahkan kepada Yusuf kekuasaan atas negeri (ia
berkuasa penuh) ke mana pun ia suka." (QS 12:56)
Negeri di sini ialah Mesir. Mengenai kerajaan rohani, Allah berfirman:
"Demikianlah, agar Kami palingkan darinya kemungkaran dan kekejian.
Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba pilihan kami."(QS 12 :24)
Mengenai kerajaan pengetahuan, Allah berfirman:
"Yang demikian ini adalah sebagian dari yang diajarkan kepadaku oleh
Tuhanku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tak beriman
kepada Allah." (QS 12:37)
Bila kau disapa, wahai orang saleh, berarti kau dianugerahi banyak pengetahuan
nan agung, kekuatan, kebaikan, kewalian biasa, dan perintah yang mempengaruhi
rohani dan yang bukan rohani, dan teranugerahi daya cipta, dengan izin Allah,
segala yang di dunia ini, mesti akhirat belum tiba. Di akhirat kau akan berada
di tempat damai dan di syurga yang tinggi.
INSYA
ALLAH BERSAMBUNG KE BAGIAN XXVI (KE-27)
Posting Komentar
Posting Komentar