Ibnu Hanbal:
Kuburan Imam Ahmad bin Hanbal (wafat tahun 241 H) nampak menonjol dan masyhur
menjadi tujuan ziarah para penziarah dan tempat pencarian berkah. (Lihat:
Mukhtashar Thabaqoot al-Hanabilah halaman: 14)
Ibnu Taimiyah:
Ibnu Katsir mengisahkan: “Dalam menghantar (tasyi’) jenazahnya orang-orang
berbondongbondong hingga iringan jenazahnya memenuhi jalanan. Semua orang
menyerbunya dari segala penjuru sehingga kerumunan kian bertambah ramai. Mereka
melempar sapu tangan dan sorban mereka di atas keranda guna mengambil berkah.
Kayu-kayu keranda jenazah banyak yang putus akibat terlampau banyak orang yang
bergelayutan. Mereka juga meminum air bekas memandikan jenazahnya untuk mencari
keutamaan (tayammun)….mereka bersedia membeli sisa-sisa kayu bidara (sidir,
bekas memandikan jenazah) dan membagi-baginya diantara mereka…dan bahkan
dikatakan bahwa; ‘Benang yang diberi air raksa (zibaq) yang diletakkan pada
jasadnya untuk menghalau kutu-kutu pun mereka beli dengan harga seratus lima
puluh dirham”. (Lihat: al-Bidayah wa an-nihayah jilid: 14 hal. 136 atau pada
kitab al-Kuna wa al-Alqob jilid: 1 halaman: 237).
Jelas sudah para pengantar jenazah Ibnu Taimiyah yang notabene adalah pengikutnya menghormatinya, betapa tidak,
karena para pengantar jenazahnya berebutan untuk mengambil barokah dari
keranda, minum air bekas memandikan jenazah beliau dan lain sebagainya.
sumber: everyoneweb.com/tabarruk/
Posting Komentar
Posting Komentar