(foto: Kunjungan Syeikh Nazim Haqqani dan Syeikh Hisham Kabbani di Suryalaya Tahun 2001," bersilaturahmi kepada Wali Agung Di Timur Jauh (Abah Anom ra.)" demikian yang diucapkan oleh Syeikh Nazim) |
Oleh:
Mawlana Shaykh Hisham Kabbani ar-Rabbani
Bismillah
hirRohman nirRohim
Kita
harus bergembira. Tak perlu bersedih. Allah telah
menciptakan
kamu. Jika Dia tidak menciptakanmu, kamu
tidak
akan pernah ada. Selalu bergembira dan puas
terhadap
kondisi yang Allah gariskan kepadamu. Jangan
pernah
berkeberatan, apapun yang kamu lihat dalam
hidup
ini. Jika kamu melihatnya dengan perspektif yang
baik,
kamu akan merasakan kebaikannya. Sebaliknya,
jika
kamu melihatnya dengan perspektif yang buruk,
kamu
juga akan mendapatkan keburukan dalam dirimu.
Hari
ini adalah hari kedua di bulan Rajab. Rasulullah
saw
bersabda, “Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban
bulanku
dan Ramadhan adalah bulan umatku.” Beliau
mengatakan,
“Sya’ban adalah bulanku,” berarti Allah
telah
memberinya, salahiyya, kontrol terhadap seluruh
umat
manusia di bulan itu. Tidak ada malaikat yang
dapat
menulis sesuatu tentang kamu, tanpa bertanya
kepada
Rasulullah saw.
Sebagaimana
Allah mencintai umat manusia dan
menciptakan
mereka dengan sempurna, begitu juga
Rasulullah
saw diciptakan oleh Allah swt dan diberikan
kekuasaan
itu terhadap seluruh umat ini untuk menjaga
mereka
agar tetap murni dan bersih. Oleh sebab itu
Rasulullah
saw memerintahkan seluruh wali di seluruh
dunia
selama 24 jam untuk membantu menolongnya dalam
membersihkan
dan menyeimbangkan kebaikan dan keburukan
pada
setiap orang.
Rahasia
sufi bukanlah rahasia. Mereka hanya tampak
rahasia
bagi orang yang belum pernah mendengar
sebelumnya.
Kepada yang lainnya mereka sangat familiar
sebab
mereka selalu bersama Rasulullah saw, dan selalu
mendapat
pengetahuan tingkat tinggi dari hatinya.
Untuk
setiap huruf dalam al-Qur’an, Allah swt telah
memberi
Rasulullah saw 12.000 Samudra Pengetahuan.
Jangan
berpikir bahwa, “alif” yang merupakan salah
satu
huruf dalam al-Qur’an hanya sebagai huruf
tunggal,
jika diulang maka itu dianggap sebagai huruf
baru.
Oleh sebab itu, setiap munculnya satu huruf
alfabet
dalam al-Qur’an terdapat 12.000 Samudra
Pengetahuan
bersamanya. Semua yang telah ditunjukkan
oleh
Rasulullah saw kepada kita, yaitu berupa
pengetahuan
yang mengikuti perintah Allah swt bagaikan
tetesan
dalam samudra.
Allah
menjaga apa yang tertinggal agar nanti hati
manusia
dapat menemukannya, dengan tubuh fisik ini
kita
tidak dapat mengetahuinya. Itulah sebabnya
mengapa
Sayyidina Abu Huraira ra tidak dapat
menerangkan
semua yang diberikan oleh Rasulullah saw
kepada
hatinya. Mengapa mereka akan memotong lehernya?
Karena
mereka cemburu.
Cendikiawan
muslim, kristen, yahudi—cemburu terhadap
surga.
Mereka tidak ingin seluruh umat manusia
memasukinya,
hanya orang-orang dari golongan mereka
saja
yang berhak memasukinya. Allah berkata, tidak ada
diskriminasi,
seluruh umat manusia adalah hamba-Nya
dan
dengan demikian sama derajatnya—muslim, hindu,
yahudi,
kristen dan semua orang. Kita sebagai pengikut
Rasulullah
saw setuju dengan sabdanya, bahwa seluruh
umat
manusia adalah sama. Untuk mengilustrasikannnya,
berikut
ini ada cerita yang berasal dari Grandshaykh
‘Abdullah
Faiz ad Daghestani q dan Shaykh Nazim al
Haqqani
q. Cerita ini termasuk salah satu rahasia yang
tersembunyi,
yang akan dibuka pada saat datangnya Imam
Mahdi
as dan Nabi ‘Isa as, Insya Allah.
Rasulullah
saw memerintahkan Sayyidina ‘Umar ra dan
Sayyidina
‘Ali ra, bahwa segera setelah beliau wafat,
sebelum
pemakaman dan setelah dishalatkan, jubahnya
harus
diserahkan kepada Sayyidina Uwais al-Qarani ra
sebab
dia harus memegang dan menjaga jubah tersebut.
Rasulullah
saw juga berkata kepada mereka untuk
menyerahkan
diri mereka sebagai amanat darinya. Mereka
berdua
keheranan, bagaimana mereka sebagai sahabat
terbaik
Rasulullah saw menyerahkan diri mereka kepada
Uwais,
dan siapa pula Uwais yang tidak pernah bertemu
Rasulullah
saw? Mengapa dia tidak pernah muncul?
Karena
ibunya berkata kepadanya, “Jangan tinggalkan
aku
sendiri, jangan pergi.” Jadi dia tidak pergi.
Setelah
Rasulullah saw meninggal dunia, beliau sangat
banyak
mengeluarkan keringat. Jika kamu melihat orang
meninggal
kamu akan menyaksikan orang itu mengeluarkan
banyak
keringat, lebih banyak air keluar dari
tubuhnya.
Rasulullah saw paling banyak mengeluarkan
keringat
daripada seluruh orang di dunia ini. Siapa
saja
dapat dengan mudah memeras keringat dari jubah
beliau,
karena benar-benar basah dengan air.
Kemudian
Sayyidina ‘Umar ra dan Sayyidina ‘Ali ra
melepaskan
jubah Rasulullah saw dan pergi ke kampung
Uwais,
tempat yang telah disebutkan oleh Rasulullah
saw.
Di sana mereka bertanya di mana Uwais al-Qarani
ra,
tetapi tidak ada seorang pun yang tahu di mana
Uwais
al-Qarani ra berada. Sayyidina ‘Umar ra mulai
jengkel—bagaimana
Rasulullah saw memerintahkan mereka
untuk
menemukan seorang yang tidak mungkin ditemukan?
Sayyidina
‘Ali ra berkata, “Wahai ‘Umar, jangan ada
keraguan
di hatimu, tetapi tunggu dan bersabarlah.
Mari
kita lihat masalahnya dengan cermat. Jika
Rasulullah
saw berkata sesuatu itu ada, pastilah bakal
ada
dan kita akan menemukan Uwais, insya Allah.”
Setelah
mereka bertanya lebih banyak lagi, mereka
akhirnya
menemukan Sayyidina Uwais al-Qarani ra sedang
duduk
di batu dengan tongkat di tangannya. Ibunya
berada
di sampingnya. Rupanya Uwais adalah seorang
pengembala
ternak. Sayyidina Umar ra bertanya, “Siapa
namamu?”
Dia menjawab, “’Abdullah (hamba Allah)”
“Siapa
nama keluargamu?” “’Abdullah”—“Aku juga
‘Abdullah”
kata Sayyidina ‘Umar yang mulai bingung.
“Siapa
nama aslimu?” “’Abdullah adalah nama asliku.”
Lalu
Sayyidina ‘Umar ra menengok pada Sayyidina ‘Ali
ra
dan berkata, “Kita tidak menemukan orang yang
cocok.
Namanya ‘Abdullah, bagaimana Rasulullah saw
berkata
kepada kita bahwa kita dapat menemukan Uwais
al-Qarani?”
Sayyidina ‘Ali ra berkata kepada orang
itu,
“Wahai ‘Abdullah, aku menerima kenyataan kalau
namamu
adalah ‘Abdullah, tetapi bagaimana orang biasa
memanggilmu?”
Dia menjawab, “Uwais al-Qarani.”
Nama
asli setiap orang adalah ‘Abdullah, hamba Allah.
Kemana
pun kamu pergi, setiap orang memiliki 7 nama
dalam
pelat-pelat yang dijaga keutuhannya, salah
satunya
adalah nama itu. Ini adalah nikmat Allah yang
telah
dijamin bagi semua orang, yaitu bahwa mereka
adalah
hamba Allah.
Sayyidina
‘Umar ra bergembira. Beberapa saat kemudian
Sayyidina
Uwais ra berkata, “Berikan amanat yang
diberikan
oleh Rasulullah saw kepadaku.” Bagaimana dia
mengetahui
bahwa Rasulullah saw mengirim jubahnya
untuknya,
padahal dia tidak pernah bertemu dengannya?
Dia
mengambil jubah itu dan meletakkan di atas
kepalanya.
Dia lalu melihat Sayyidina ‘Umar ra dan
bertanya,
“Apakah kamu tahu apa yang ada di jubah
ini?”
Sayyidina ‘Umar ra menjawab, “Tidak ada
apa-apa.”
Sayyidina Uwais al-Qarani ra menjawab, “Ini
berisi
rahasia seluruh umat manusia, dan Rasulullah
memberikan
tanggung jawab itu di pundakku.”
Allah
swt telah menciptakan dunia ini dan tidak akan
meninggalkannya.
Dia mengirimkan utusan dan wali ke
dunia
ini untuk menjaga agar manusia tetap bersih dari
dosa
dan kesalahan. Allah tidak menciptakan kita untuk
dibuang
ke neraka. Dia menciptakan kita untuk
ditempatkan
di surga. Dia menciptakan kita karena Dia
mencintai
kita. Jangan berpikir bahwa Dia ingin
menghukum
manusia. Dia menciptakan kita dengan cinta
dan
kasih sayang yang lengkap. Bagaimana seorang ibu
mencintai
anaknya? Ini adalah sebuah tetesan dalam
Samudra
Cinta Allah. Dia akan membersihkan setiap
orang
dan menghukumnya sebelum dia meninggalkan dunia
ini.
Hal ini berjalan dengan mekanisme yang tidak kita
ketahui.
Sayyidina
‘Umar ra bertanya, “Bagaimana rahmat bagi
seluruh
umat manusia berada di jubah ini?” Sayyidina
Uwais
ra menjawab, “Wahai ‘Umar pernahkah kamu melihat
Rasulullah
saw?” Dia menjawab, “Pertanyaan bodoh macam
apa
ini? Aku selalu bersamanya setiap hari.” “Lukiskan
beliau
kepadaku!”, kata Sayyidina Uwais ra. Lalu
Sayyidina
‘Umar ra mulai menyebutkan ciri-ciri
Rasulullah
saw, mulai dari raut mukanya, warna
matanya,
dan seterusnya. “Orang lugu juga mengenal
beliau
seperti itu. Kamu tidak melihat Rasulullah saw
yang
sesungguhnya.
Bagaimana
denganmu ‘Ali? Pernahkah kamu melihat
Rasulullah
saw?” tanya Sayyidina Uwais ra. “Aku
melihatnya
sekali. Beliau memanggilku dan berkata,
Wahai
‘Ali lihatlah dari perutku ke atas, aku
melihatnya
dan menemukan bahwa segalanya sampai ke
lehernya
berada di bawah singgasana Allah, tetapi aku
tidak
dapat melihat lehernya. Dan beliau menyuruhku
untuk
melihat dari perut ke bawah, aku melihat dan
menemukan
bahwa lututnya mencapai bumi ketujuh, tetapi
aku
tidak dapat melihat kakinya. Lalu beliau
menyuruhku
untuk melihat seluruhnya, dan aku melihat
segalanya
telah lenyap kecuali Rasulullah saw. Beliau
adalah
segalanya.”
Ini
berarti jika Sayyidina ‘Ali ra dapat melihat di
mana
leher Rasulullah saw, dia akan seperti Rasulullah
saw.
Tidak ada yang bisa menyamainya, karena itu
adalah
batas baginya. Sayyidina ‘Ali juga tidak bisa
melihat
lututnya, dan itu telah mencapai bumi ketujuh.
Tidak
ada yang tahu apa dan di mana bumi ketujuh itu.
Ini
adalah suatu rahasia. “Beliau adalah segalanya,”
merujuk
pada apa yang kita bicarakan [pada pertemuan]
sebelumnya,
sehubungan dengan peciptaan kita oleh
Allah
swt dengan 3 macam cahaya, yaitu: Cahaya Ilahi,
Cahaya
Rasulullah saw, dan Cahaya Adam as, dan
berimplikasi
dengan ayat al Qur’an yang menyebutkan
penghormatan
Allah terhadap umat manusia, (al Isra’
70).
Bagaimana Allah memuliakan umat manusia adalah
suatu
rahasia, tetapi dari rahasia itu kita dapat
mengerti
bahwa Allah telah memuliakan kita dengan
menciptakan
kita dari ketiga cahaya tersebut.
Sayyidina
Uwais ra berkata kepada Sayyidina ‘Ali ra,
“Wahai
‘Ali, kamu melihat Rasulullah sekali.”
Sayyidina
‘Ali membalas, “Pernahkah kamu melihat
beliau?”
“Secara fisik belum pernah, tetapi secara
spiritual
aku selalu bersamanya selama 24 jam.,”
jawabnya.
Sayyidina ‘Umar bertanya, “Lalu apa yang ada
dalam
jubah itu?” Dia berkata, “Dengarkan baik-baik!
Jika
aku harus duduk denganmu dan umatmu, mereka akan
memotong
leherku. Itulah sebabnya Rasulullah saw
memerintahkan
aku untuk menjauhimu dan bersembunyi.
Jika
aku bersamamu dan aku menceritakan semua rahasia
ini,
tak seorang pun akan menerima dan memahaminya.
Tetapi
suatu waktu nanti, pada saat akhir zaman
seluruh
rahasia ini akan dibongkar, yaitu pada saat
kedatangan
Imam Mahdi as dan Nabi ‘Isa as.”
Masa
tersebut adalah sekarang, sebab seluruh tanda dan
indikasi
yang disebutkan oleh Rasulullah saw telah
ada.
Seluruh wali juga menyatakan hal yang sama, bahwa
di
abad ini Imam Mahdi as akan datang, begitu pula
dengan
Nabi ‘Isa as. Kita semua berada di akhir dunia
ini.
Tidak banyak waktu tersisa. Setiap orang akan
lebih
suka hidup dengan cara yang mereka suka, tetapi
pada
kenyataannya mereka akan menjalani hidup yang
telah
ditentukan oleh Allah swt.
Sayyidina
Uwais ra berkata kepada Sayyidina Umar,
“Wahai
‘Umar sebelum Rasulullah saw lahir, beliau
sudah
menyebut ‘umatku, umatku’ dalam rahim ibunya,
ketika
beliau lahir juga disebutkan ‘umatku, umatku’
dan
demikian pula ketika beliau meninggal.” Rasulullah
saw
memohon kepada Allah, “Aku ingin menjadi perantara
bagi
umatku, Aku ingin menolong umat manusia, Aku
ingin
menjaga cahaya yang Engkau berikan kepada umat
manusia
tetap bersih dan murni. Aku membutuhkan
kontrol
dan kekuatan ini.” Ketika beliau wafat,
Rasulullah
saw menolak untuk wafat kecuali dengan 1
syarat,
yaitu beliau harus bisa membawa seluruh dosa
dan
beban seluruh umat manusia tanpa kecuali. Dengan
syarat
tersebut beliau memohon kepada Allah, “Aku akan
datang
ke Kehadirat-Mu, kalau tidak aku akan tetap
tinggal
di sini.” Allah menjawab, Terserah padamu!”
Kemudian
Rasulullah saw memanggil semua makhluk hidup,
setiap
orang dengan namanya masing-masing, baik yang
masih
hidup atau sudah meninggal atau bahkan yang
belum
lahir sampai Hari Pembalasan. Beliau memanggil
setiap
roh secara perorangan. Mereka datang ke
kehadiratnya
dan menerima beliau sebagai rasul dan
mengucapkan
syahadat di hadapannya, lalu bertaubat
atas
dosa-dosanya dan menyesali kesalahan mereka.
Rasulullah
saw tidak membiarkan seorang pun pergi
tanpa
mendapat pengampunan dari Allah swt. Dengan
pengampunan
dari Allah tersebut, beliau berkeringat
dan
setiap tetes keringatnya melambangkan satu roh
manusia.
“Jubah
itu berisi tetesan keringat, atau simbol, atau
roh
dari umat manusia yang menjadi beban di pundak
Rasulullah
saw. Beliau menyerahkannya kepadaku sebagai
amanat
untuk dijaga sampai waktunya nanti, di mana
beliau
akan ditanya tentang mereka. “ Jubah ini akan
diteruskan
lewat mata rantai emas dari satu wali ke
wali
berikutnya sampai masa kita, dan selanjutkan akan
diserahkan
kepada Imam Mahdi as ketika beliau muncul
dan
kemudian diserahkan kepada Nabi ‘Isa as pada saat
kemunculannya.
Sayyidina
‘Umar ra menangis dan berkata, “Orang lugu
macam
apa aku ini yang tidak mengetahui segala macam
rahasia
ketika beliau masih hidup? Apakah aku
mempelajari
sesuatu sekarang, setelah beliau wafat?
Mengapa,
Yaa ‘Ali, mengapa kamu tidak mengatakan
kepadaku
bahwa kamu melihat beliau dengan cara seperti
itu?
Aku akan mendatanginya dan menanyakan kepadanya
ibadah
seperti apa yang harus kulakukan agar aku bisa
melihatnya
seperti yang kamu lakukan.” Setelah
kejadian
itu Sayyidina ‘Umar ra menangis terus selama
hidupnya.
Bulan
Rajab ini tidak akan berakhir sampai setiap
orang
di dunia ini dibersihkan dari dosa-dosanya dan
cahaya
ditempatkan dalam hatinya. Kekuatan yang
diberikan
Allah swt kepada Rasulullah saw untuk
membersihkan
hati umat manusia juga diberikan kepada
para
wali. Wali-wali tersebut adalah pembantu bagi
Rasulullah
saw di bulan ini. Itulah sebabnya mereka
sibuk
di bulan Rajab. Mereka tidak berbicara kepada
orang-orang.
Mereka menutup pintu mereka dan duduk di
ruangannya,
tidak keluar, terus-menerus hanya memohon
ampun
kepada Allah atas segala kesalahan umat manusia.
Wa
min Allah at taufiq
Mercy
Oceans, Secrets of the Heart
mevlanasufi.blogspot.com
Posting Komentar
Posting Komentar