Menu

TQN PP.Suryalaya

 

Sambungan dari bagian III


Menurut satu pendapat, apabila terjadi sesuatu yang nampak di hadapan iblis, maka malaikat Jibril dan Mikail akan menangis dalam jangka waktu yang lebih lama. Allah SWT menegur mmereka, “Mengapa kalian berdua menangis ?” Mereka menjawab, “Yaa Tuhan kami tidak mampu menjaga tipu daya Mu”. Allah SWT memberikan perintah, “Jadilah kalian seperti ini, jangan kalian berusaha menjaga  (mengamankan) tipu dayaKu.”

Diriwayatkan dari Sirri As-Saqathi yang berkaata, “Suatu saat pasti saya melihat hidungku yang berada di dalam mulutku. Saya takut hidungku akan menjadi hitam ketika saya melihat siksaan”. Abu Hafs berkata, “Selama empat puluh tahun aku berkeyakinan, Allah SWT akan melihatku dengan penuh kebencian, sedangkan perbuatanku akan menunjukkan hal itu”.
 Hatim Al-Asham berkata, “Janganlah bersikap sombong karena memperoleh tempat yang baik. Tidak ada tempat yang lebih baik melebihi surga. Oleh karena itu wajar bagi Nabi Adam AS berjumpa dengan sesuatu yang pernah ia jumpai. Jangan sombong karena banyaknya ibadah, sebab iblis setelah lama beribadah ternyata mendapati sesuatu yang ia dapati. Jangan sombong karena banyaknya ilmu, sebab Bal’am yang selalu mengagungkan nama Allah Yang Maha Agung ternyata ia mati kafir. Jangan sombong karena dapat melihat orang-orang yang baik, karena tak seorangpun lebih hebat dari Nabi Muhammad SAW. Beliau tidak pernah mengambi keuntungan jika berjumpa dengan sanak famili  musuh-musuhnya”. 

 Suatu hari Ibnu Mubarrak berjumpa dengan teman-temannya, ia berkata, “Di tengah malam saya memberanikan diri menghadap Allah SWT dengan memohon agar dimasukkan ke dalam surga”.  Ada yang berpendapat, Nabi Isa AS keluar bersama seorang Bani Israil yang saleh. Dalam perjalaan mereka diikuti oleh seorang yang selalu berbuat dosa dan terkenal fasik. Dia duduk bersandar dengan posisi yang berjauhan dari mereka dengan berdoa kepada Allah SWT, “Yaa Allah ampunilah saya”. Disamping itu orang saleh tersebut juga berdoa, “Yaa Allah kelak di hari kiyamat janganlah engkau kumpulkan aku dengan orang yang fasik tersebut.” Setelah itu Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Isa AS, “Aku telah mendengarkan doa keduanya”.

Dzun Nun AL Mishri berkata, telah aku tanyakan kepada Ulaim, “Kenapa engkau disebut orang gila ?”Dia menjawab, apabila saya dipenjara begitu lama, maka saya menjadi gila karena takut berpisah”.
Dalam pengertian yang seperti ini, ahli syair berkata “ 
Seandainya di depanku ada batu besar
Pasti akan saya buka
Namun bagaimana orang lain
Akan mampu memikul tanah liat 

Sebagian ulama berkata, “Saya tidak pernah melihat seorang laki-laki yang sangat mengharapkan umat dan takut terhadap dirinya sendiri kecuali Ibnu Sirrin”. Menurut suatu ungkapan, Sufyan Ats-Tsauri dalam keadaan sakit menyindir seorang dokter yang sedang memeriksanya dengan ungkapan, “Inilah seorang laki-laki yang tidak takut penyakit limpa hatinya”. Dokter itu mendekat dan meraba lehernya seraya berkata, “Saya tidak tahu bahwa diri Abu Hanifah sama dengan diri Sufyan Ats-Tsauri “. 

 Imam Syibli pernah ditanya, “Kenapa matahari menjadi kuning ketika terbenam?”. Maka dijawab , “Karena ia meninggalkan tempatnya yang sempurna, sehingga ia menjadi kuning karena takut pada tempatnya. Demikian pula orang mukmin  karena itu apabila matahari akan terbit ia akan terbit dengar sinar terang benderang. Demikian pula orang mukmin apabila dibangkitkan dari kubur, ia akan bangkit dengan wajah yang bersinar”. Jawabnya. 

 Diriwayatkan dari Ahmad bin Hanbal, beliau berkata, “Saya memohon kepada Tuhan agar  dibukakan pintu dengan sikap takut sehingga ia dapat terbuka. Demikian pula aku takut dengan kekuatan akalku. Oleh karena itu saya juga memohon, Yaa Tuhan berilah saya kemampuan berdasarkan apa yang telah saya kuasai sehingga diriku menjadi tenang”.

Wallohua'lam

Posting Komentar

 
Top