Sambungan dari bagian III
Sumber: manakib.wordpress.com
Menurut
satu pendapat, apabila terjadi sesuatu yang nampak di hadapan iblis, maka
malaikat Jibril dan Mikail akan menangis dalam jangka waktu yang lebih lama.
Allah SWT menegur mmereka, “Mengapa kalian berdua menangis ?” Mereka menjawab,
“Yaa Tuhan kami tidak mampu menjaga tipu daya Mu”. Allah SWT memberikan
perintah, “Jadilah kalian seperti ini, jangan kalian berusaha menjaga
(mengamankan) tipu dayaKu.”
Diriwayatkan
dari Sirri As-Saqathi yang berkaata, “Suatu saat pasti saya melihat hidungku
yang berada di dalam mulutku. Saya takut hidungku akan menjadi hitam ketika
saya melihat siksaan”. Abu Hafs berkata, “Selama empat puluh tahun aku
berkeyakinan, Allah SWT akan melihatku dengan penuh kebencian, sedangkan
perbuatanku akan menunjukkan hal itu”.
Hatim
Al-Asham berkata, “Janganlah bersikap sombong karena memperoleh tempat yang
baik. Tidak ada tempat yang lebih baik melebihi surga. Oleh karena itu
wajar bagi Nabi Adam AS berjumpa dengan sesuatu yang pernah ia jumpai. Jangan
sombong karena banyaknya ibadah, sebab iblis setelah lama beribadah ternyata
mendapati sesuatu yang ia dapati. Jangan sombong karena banyaknya ilmu, sebab
Bal’am yang selalu mengagungkan nama Allah Yang Maha Agung ternyata ia mati
kafir. Jangan sombong karena dapat melihat orang-orang yang baik, karena tak
seorangpun lebih hebat dari Nabi Muhammad SAW. Beliau tidak pernah mengambi
keuntungan jika berjumpa dengan sanak famili musuh-musuhnya”.
Suatu
hari Ibnu Mubarrak berjumpa dengan teman-temannya, ia berkata, “Di tengah malam
saya memberanikan diri menghadap Allah SWT dengan memohon agar dimasukkan ke
dalam surga”. Ada yang berpendapat, Nabi Isa AS keluar bersama seorang
Bani Israil yang saleh. Dalam perjalaan mereka diikuti oleh seorang yang selalu
berbuat dosa dan terkenal fasik. Dia duduk bersandar dengan posisi yang
berjauhan dari mereka dengan berdoa kepada Allah SWT, “Yaa Allah ampunilah
saya”. Disamping itu orang saleh tersebut juga berdoa, “Yaa Allah kelak di hari
kiyamat janganlah engkau kumpulkan aku dengan orang yang fasik tersebut.”
Setelah itu Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Isa AS, “Aku telah mendengarkan
doa keduanya”.
Dzun
Nun AL Mishri berkata, telah aku tanyakan kepada Ulaim, “Kenapa engkau disebut
orang gila ?”Dia menjawab, apabila saya dipenjara begitu lama, maka saya
menjadi gila karena takut berpisah”.
Dalam
pengertian yang seperti ini, ahli syair berkata “
Seandainya
di depanku ada batu besar
Pasti
akan saya buka
Namun
bagaimana orang lain
Akan
mampu memikul tanah liat
Sebagian
ulama berkata, “Saya tidak pernah melihat seorang laki-laki yang sangat
mengharapkan umat dan takut terhadap dirinya sendiri kecuali Ibnu Sirrin”.
Menurut suatu ungkapan, Sufyan Ats-Tsauri dalam keadaan sakit menyindir seorang
dokter yang sedang memeriksanya dengan ungkapan, “Inilah seorang laki-laki yang
tidak takut penyakit limpa hatinya”. Dokter itu mendekat dan meraba lehernya
seraya berkata, “Saya tidak tahu bahwa diri Abu Hanifah sama dengan diri Sufyan
Ats-Tsauri “.
Imam
Syibli pernah ditanya, “Kenapa matahari menjadi kuning ketika terbenam?”. Maka
dijawab , “Karena ia meninggalkan tempatnya yang sempurna, sehingga ia menjadi
kuning karena takut pada tempatnya. Demikian pula orang mukmin karena itu
apabila matahari akan terbit ia akan terbit dengar sinar terang benderang.
Demikian pula orang mukmin apabila dibangkitkan dari kubur, ia akan bangkit
dengan wajah yang bersinar”. Jawabnya.
Diriwayatkan
dari Ahmad bin Hanbal, beliau berkata, “Saya memohon kepada Tuhan agar
dibukakan pintu dengan sikap takut sehingga ia dapat terbuka. Demikian pula aku
takut dengan kekuatan akalku. Oleh karena itu saya juga memohon, Yaa Tuhan
berilah saya kemampuan berdasarkan apa yang telah saya kuasai sehingga diriku
menjadi tenang”.
Wallohua'lam
Sumber: manakib.wordpress.com
Posting Komentar
Posting Komentar