(sambungan dari bagian Ke-41) | AJARAN KEEMPATPULUH
DUA | SAYYIDI SYEIKH ABDUL QODIR AL-JAELANI QS. BERKATA :
Keadaan rohani manusia itu: bahagia dan duka. Bila duka, maka timbul kecemasan,
keluhan, ketaksenangan, penyalahan terhadap perilaku buruk, dosa karena
menyekutukan sang Pencipta dengan makhluk dan sarana-sarana duniawi, dan
akhirnya kekafiran. Bila bahagia, ia menjadi korban kerakusan, kehinaan hawa
nafsu. Bila nafsu diperturutkan, ia pun menginginkan yang lainnya dan
meremehkan karunia yang dimilikinya; maka ia tidak menghargai karunia-karunia
ini dan meminta karunia yang lebih baik lagi, sehingga hal ini menempatkannya
dalam rangkaian kesulitan yang tidak berakhir di dunia atau di akhirat,
sebagaimana dikatakan:
"Sesungguhnya siksaan paling pedih yaitu bagi pengupayaan yang bukan
bagiannya."
Maka, bila ia dirundung kesulitan yang dikehendaki hanyalah sirnanya kesulitan
itu. Ia menjadi lupa akan segala karunia, dan tidak menghendaki sesuatupun dari
hal ini. Bila ia dikaruniai kebahagiaan hidup, maka ia kembali menjadi sombong,
rakus, membangkang terhadap Tuhannya dan tenggelam dalam dosa. Ia pun lupa akan
kesengsaraannya ini dan bencana, yang korbannya adalah dia.
Maka segeralah ia menjadi lebih buruk daripada kala ia diharu-biru aneka
musibah dan kesulitan sebagai hukuman atas dosa-dosanya, agar ia terjauhkan
dari hal-hal ini dan menahannya dari perbuatan dosa di kemudian hari, setelah
kemudahan dan kesenangan tidak mengubahnya, tetapi keselamatannya terletak
dalam musibah dan kesulitan.
Andai ia berlaku baik, setelah bencana berlalu darinya, teguh dalam kepatuhan,
bersyukur dan menerima nasibnya dangan senang hati, maka hal itu lebih baik
baginya di dunia dan di akhirat. Maka, hidupmu akan kian bahagia.
Nah, barangsiapa menginginkan keselamatan hidup di dunia dan di akhirat, maka
ia harus senantiasa bersabar, pasrah, menghindar dari mengeluh kepada orang,
dan memperolehi kebutuhannya dari Tuhannya, Yang Maha kuasa lagi Maha agung,
dan membuatnya sebagai kewajiban untuk mematuhi-Nya, harus menantikan kemudahan
dan sepenuhnya mengabdi kepada-Nya, Yang Maha kuasa lagi Maha agung. Ia, betapa
pun, lebih baik ketimbang seluruh makhluk-Nya.
Maka Pencabutan oleh-Nya menjadi karunia, Penghukuman-Nya menjadi rahmat,
musibah dari-Nya menjadi obat, janji-Nya terpenuhi. Kemurahan-Nya merupakan
kenyataan yang ada. Kata-Nya merupakan suatu kebajikan. Tentu, firman-Nya, di
kala Ia menghendaki sesuatu, hanyalah ucapan terhadapnya "Jadi," maka
jadilah ia. Maka, seluruh tindakan-Nya baik, bijak dan tepat, kecuali bahwa Ia
menyembunyikan pengetahuan tentang ketepatan-Nya dari hamba-hamba-Nya, padahal
Ia sendiri begini. Maka, lebih baik dan layak bagi para hamba untuk berpasrah
dan mengabdi kepada-Nya, iaitu dengan menunaikan perintah-perintah-Nya,
menghindari larangan-larangan-Nya, menerima ketentuan-Nya dan mencampakkan
belaian makhluk - sebab hal ini merupakan sumber segala ketentuan, menguatnya
mereka dan dasar mereka; dan berdiamlah atas sebab dan masa
(kejadian-kejadian), dan jangan menyalahkan gerak dan diam-Nya. Pernyataan ini
berdasarkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas, yang
dikutip oleh Ata bin Abbas.
Katanya:"Ketika aku berada di belakang Rasulullah (saw), beliau berkata
kepadaku, "Anakku, jagalah kewajiban-kewajiban terhadap Allah, maka Allah
akan menjagamu; jagalah kewajiban-kewajiban terhadap Allah, maka kau akan
mendapati-Nya di depanmu.' "
Nah, jika kau memerlukan pertolongan, mintalah kepada-Nya. Pena menjadi kering
setelah menuliskan segala yang akan terjadi. Dan jika hamba-hamba Allah
berupaya keras memberimu sesuatu yang tidak Allah tentukan bagimu, maka mereka
takkan mampu melakukannya. Jika hamba-hamba Allah berupaya keras merugikanmu,
padahal Allah tidak menghendakinya, maka mereka takkan berhasil.
Nah, jika kau dapat bertindak berdasarkan perintah-perintah Allah dengan
sepenuh iman, lakukanlah. Tapi, jika kau tidak mampu melakukan yang demikian,
maka, tentu, lebih baik bersabar atas apa yang tidak kau sukai, sembari
mengingat bahwa di dalamnya banyak kebaikan. Ketahuilah, bahwa pertolongan
Allah datang melalui kesabaran dan keridhaan, dan dalam kesulitan itu ada
kemudahan. Maka, hendaklah para mukmin menjadikan hadis ini sebagai cermin bagi
hatinya, sebagai pakaian lahiriah dan rohaniah, sebagai slogan, dan hendaklah
berlaku dengannya dalam segala gerak dan diamnya, agar selamat di dunia dan di
akhirat, dan semoga mendapatkan kemuliaan darinya, dengan kasih-sayang Allah,
Yang Maha mulia.
INSYA
ALLAH BERSAMBUNG KE BAGIAN KE-43
Posting Komentar
Posting Komentar