(sambungan dari bagian Ke-72) | AJARAN KE-73 | SAYYIDI SYEIKH ABDUL QODIR AL-JAELANI QS. BERKATA :
Kadang Allah memberitahu para wali-Nya, tentang kesalahan-kesalahan dan
kepalsuan orang, dan pernyataan-pernyataan palsunya tentang tindakan, kata,
fikiran dan tujuannya. Para waliullah dibuat amat cemburu akan
Tuhannya, Nabi-Nya dan agama-Nya. Kemarahan batiniah dan kemarahan lahiriah
terpacu oleh fikirannya. Bagaimana bisa senang, bila mempunyai penyakit dalam
dan luar. Bagaimana bisa beriman akan keEsaan Tuhan, bila berkencederungan
kesyirikan manusia dari-Nya dan bila masih berpihak kepada musuh, si setan yang
terkutuk, dan si munafik yang kelak dicampakkan ke dasar neraka dan tinggal
untuk selamanya? Menyebut kesalahan-kesalahan seperti itu, tindakan-tindakan
kejinya dan pengakuannya sebagaishiddiq, keberasingannya dengan mereka yang
telah meluruhkan diri ke dalam takdir, terluncur dari lidah
sang wali.Kadang dikarenakan kecemburuan akan keagungan Tuhan Yang Maha
kuasa lagi Maha agung. Kadang karena menolak orang palsu seperti itu, dan
sebagai teguran baginya; kadang karena Kemaha kuasaan kehendak dan kemurkaannya
terhadap orang palsu yang mendustakan para wali.
Para wali mengutuk pengumpatan terhadap orang semacam itu, dan
"bolehkah para wali mengumpat seseorang? Bisakah mereka
memperhatikan seseorang, tidak hadir atau hadir, dan hal-hal yang asing bagi
orang-orang yang berkedudukan?" Pengutukan semacam itu, dari mereka, tidak
melebihi firman Allah:
"Dosa keduanya lebih besar daripada manfaat keduanya" (QS.
2:219)
Wajib baginya berdiam diri dalam keadaan-keadaan semacam itu, tunduk dan
berupaya mendapatkan keabsahan-Nya, tidak berkeberatan terhadap kehendak-Nya
dan wali-Nya yang mencerca pernyataan-pernyataan si palsu. Jika ia bersikap
demikian, maka ia mampu mencabut akar-akar kekejian dari dirinya dan dipandang
sebagai kembalinya dari kejahilian dan kebiadabannya. Hal itu bagai serangan
atas nama sang wali, dan juga menguntungkan si pongah yang berada di tepi
jurang kehancuran, karena kepongahan dan ketakpatuhannya. Dan Allah menunjuki
yang dikehendaki-Nya kepada jalan kebenaran.
INSYA
ALLAH BERSAMBUNG KE BAGIAN KE-74
Posting Komentar
Posting Komentar