(sambungan dari bagian Ke-78) | AJARAN KE-79 |
Kala
sang wali menghadapi sakaratul maut, putranya, Abdul Wahab berkata kepadanya,
"Apa yang mesti kulakukan sepeninggal ayah?" "Kamu mesti takut
kepada-Nya, jangan takut kepada selain-Nya, jangan berharap kepada selain-Nya,
dan berpasrahlah hanya kepada-Nya," jawabnya.
Selanjutnya ia berkata,
"Aku adalah biji tidak berkulit. Orang lain telah datang kepadaku; berilah
mereka tempat dan hormatilah mereka. Inilah manfaat nan besar. Jangan membuat
tempat ini penuh sesak dengan ini. Atas mu kedamaian, kasih dan rahmat Allah.
Semoga Dia melindungiku dan kamu, dan mengasihiku dan kamu. Ku mulai senantiasa
dengan asma Allah."
Ia terus berkata begini satu hari satu malam,
"Celakalah kau, aku tidak takut sesuatu pun, baik malaikat maupun malakul
maut. Duhai malakul maut! Bukanlah kau, tapi sahabatku yang bermurah
kepadaku."
Lantas pada malam kewafatannya, ia memekik keras, dan kata kedua
putranya, Abdur-Razaq dan Musa, dia mengangkat dan merentangkan kedua tangannya
lalu berkata, "Atasmu kedamaian, kasih dan rahmat Allah. Bertaubatlah dan
ikutilah jalan ini. Kini aku datang kepadamu."Dia berkata,
"Tunggu". Dan, meninggallah dia.
--------
(sambungan dari bagian Ke-79) | AJARAN KE-80 | SAYYIDI SYEIKH ABDUL QODIR AL-JAELANI QS. BERKATA :
Antara aku, kau dan ciptaan hanya ada Dia, sebagaimana antara langit dan bumi.
Maka, jangan memandangku sebagai mereka, jangan pula memandang mereka sebagai
aku.
Bertanyalah Abdul Aziz, putranya, kepadanya tentang keadaannya.
"Hendaknya jangan bertanya kepadaku tentang sesuatu pun. Aku sedang mengalami
perubahan ma'rifat," jawabnya.Selanjutnya dikatakan, Abdul Aziz bertanya
kepadanya tentang penyakitnya. "Tidak satu insan pun, tidak satu jin pun,
tidak satu malaikat pun tau penyakitku. Pengetahuan-Nya tidak terhapus oleh
perintah-Nya. Perintah berubah, sedang pengetahuan tidak berubah. Allah Maha
berkehendak, dan oleh-Nya Kitab Suci mewujud."Dia tidak ditanya tentang
yang dilakukan-Nya, tapi merekalah yang ditanya." (QS.21:23)
Putranya,
Abdul Jabbar, bertanya kepadanya, "Mana yang sakit?" "Sekujur
tubuhku sakit, kecuali hatiku," jawabnya.Ia berkata, "Aku mencari
pertolongan Allah dengan, 'Tiada sesembahan selain Dia, Maha agung, Maha mulia
lagi Maha abadi Dia, dan Muhammad adalah Rasul-Nya."Putranya, Musa,
berkata bahwa ia berupaya mengucapkan kata Taazzaza, tapi lidahnya tidak mampu
mengucapkannya dengan benar. Maka, dia ulang-ulang kata Taazzaza ini,
diperpanjangnya bunyinya dan ditekannya, sehingga ia bisa mengucapkannya dengan
benar. Lalu ia berkata, "Allah, Allah, Allah," suaranya melemah, lidahnya
melekat pada langit-langit mulut, dan pergilah jiwa mulianya dari jasadnya
-ridha Allah atasnya. Semoga Dia menganugerahi kita dan semua Muslim husnul
khatimah, dan semoga Dia memampukan kita menjadi saleh. Amin! Amin! Ya Rabbal
Alamin...
================
ALHAMDULILLAH
SELESAI SUDAH TERJEMAHAN KITA FUTUHUL GHAIB YANG KAMI POSTING DI WEBSITE GRUP
PEMUDA TQN SURYALAYA http://www.dokumenpemudatqn.com/ SEBANYAK
80 BAGIAN YANG SECARA OTOMATIS JUGA TERPOSTING DI FACEBOOK PEMUDA TQN
SURYLAYA MELALUI APLIKASI RSS
GRAFFITI...
SEMOGA
BERMANFAAT DAN MOHON MAAF JIKA ADA KESALAHAN...
WASSALAMU’ALAIKUM
WR WB.
PENGELOLA BERSAMA
Posting Komentar
Posting Komentar