اَعُوْذُ بِااللهِ مِنَ اْلشَّيْطَا نِ الْرَجِيْم بِسْمِ اللهِ اْلَرّحْمنِ اْلرَحِيْمِ
اَشْهَدُ اَنْ لا َاِلَهَ اِلا الله وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله
اَلله ُوَحْدهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ مُحَمَّدٌ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهْ حَقُّ الله - رَحْمَةُ الله – رِضَأ الله
Allah Yang Maha Tinggi menunjukkan jalan kepada para pencari supaya mengingat-Nya:
وَاذكُروهُ كَما هَدىٰكُم
“Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; (Surah Baqaraah, ayat 198).
Ini bermakna Pencipta kamu telah membawa kamu ke peringkat kesadaran dan keyakinan yang tertentu dan kamu hanya boleh mengingat-Nya menurut kadar usahanya. Nabi s.a.w bersabda, “Ucapan zikir yang paling baik adalah yang aku bawa dan para nabi-nabi , itulah kalimah “La ilaaha illa Llaah”.
Terdapat berbagai peringkat dzikir dan masing-masing ada cara yang berlainan. Ada yang diucapkan dengan lisan secara kuat dan ada pula yang diucapkan secara sirri, dari lubuk hati. Pada peringkat permulaan seseorang perlu menyebutkan ucapan dzikirnya dengan lisan secara berbunyi. Kemudian peringkat demi peringkat zikir mengalir ke dalam diri, turun kepada hati, naik kepada roh dan seterusnya pergi semakin jauh yaitu kepada bagian rahasia-rahasia, pergi lagi kepada yang lebih jauh yaitu bagian yang tersembunyi sehingga kepada yang paling tersembunyi dari yang tersembunyi. Sejauh mana dzikir masuk ke dalam, peringkat yang dicapainya, tergantung pada sejauh mana Allah dengan kemurahan-Nya membimbing seseorang.
Dzikir yang diucapkan dengan perkataan menjadi kenyataan bahwa hati tidak lupa kepada Allah. Zikir secara rahasia di dalam hati adalah pergerakan perasaan. Dzikir hati adalah dengan cara merasakan di dalam hati tentang kenyataan tentang keperkasaan dan keelokan Allah. Dzikir adalah melalui pancaran cahaya suci yang dipancarkan oleh keperkasaan dan keelokan Allah. Zikir pada tahap rahasia ialah melalui keghairahan (dzauk) yang diterima daripada pemerhatian rahasia suci itu. Dzikir pada bagian tersembunyi membawa seseorang kepada:
فى مَقعَدِ صِدقٍ عِندَ مَليكٍ مُقتَدِرٍ
“Di tempat duduk yang haq, di sisi Raja Agung yang sangat berkuasa”. (Surah Qamar, ayat 55).
Dzikir peringkat terakhir yang dipanggil khafi al-khafi – yang paling tersembunyi daripada yang tersembunyi – membawa seseorang kepada suasana fana diri sendiri dan penyatuan dengana yang haq. Dalam kenyataannya tiada sesuatu kecuali Allah yang mengetahui keadaan orang yang telah masuk ke dalam alam yang mengandung semua pengetahuan, kesudahan kepada semua dan segala perkara.
وَإِن تَجهَر بِالقَولِ فَإِنَّهُ يَعلَمُ السِّرَّ وَأَخفَى
“Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi.” . (Surah Ta Ha, ayat 7).
Bila seseorang telah melewati tahap dzikir-dzikir tersebut suasana jiwa yang berlainan seolah-olah roh lain lahir dalam diri seseorang. Roh ini lebih bersih dan lebih indah dari pada roh-roh yang lain. Ia adalah bayi kepada hati, bayi kepada hakikat. Ketika dalam bentuk benih bayi ini mengajak dan menarik orang lain untuk mencari dan menemui yang haq. Setelah ia lahir bayi ini mengajak orang lain supaya mendapatkaan Zat Allah Yang Maha Tinggi. Roh baru ini yang dinamakan bayi kepada hati dan juga benih serta keupayaannya tidak terdapat pada semua orang. Ia hanya terdapat pada orang mukmin yang bersih.
رَفيعُ الدَّرَجٰتِ ذُو العَرشِ يُلقِى الرّوحَ مِن أَمرِهِ عَلىٰ مَن يَشاءُ مِن عِبادِهِ لِيُنذِرَ يَومَ التَّلاقِ
“ (Dialah) Yang Maha Tinggi derajat-Nya, Yang mempunyai Arasy, Yang mengutus Jibril dengan (membawa) perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, supaya dia memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat), (Surah Mukmin/Ghofir, ayat 15).
Roh khusus ini diutus dari maqam Yang Maha Perkasa dan diletakkan di dalam alam maya yang nyata di mana sifat-sifat Pencipta menyata pada penciptaan, tetapi roh ini adalah kepunyaan alam yang haq. Ia tidak berminat dan tidak memperdulikan apa saja melainkan Zat Allah. Nabi s.a.w bersabda, “Dunia ini tidak disukai dan tidak dihajati oleh orang yang menginginkan akhirat. Akhirat pula tidak dihajati oleh orang yang menginginkan dunia, dan ia tidak akan diberi kepada mereka. Tetapi bagi roh yang mencari Zat Allah dunia dan akhirat tidak menarik perhatiannya” . Roh untuk yang haq. Orang yang memilikinya akan mencari, menemui dan bersama Tuhannya.
Apa saja yang kamu buat di sini, dhohir kamu mestilah menurut syari'at (jalan) yang lurus. Ia hanya mungkin dengan mengikuti dan mematuhi serta memelihara peraturan dan hukum agama. Untuk berbuat demikian seseorang haruslah menyadari, mengingati Allah malam dan siang, lahir dan batin, berterusan. Bagi mereka yang menyaksikan yang haq mengingati Allah adalah wajib sebagaimana perintah-Nya:
فَاذكُرُوا اللَّهَ قِيٰمًا وَقُعودًا وَعَلىٰ جُنوبِكُم“Maka hendaklah kamu ingat kepada Allah sambil berdiri dan sambil duduk dan sambil (berbaring) atas rusuk-rusuk kamu” . (Surah Nisaa', ayat 103).
الَّذينَ يَذكُرونَ اللَّهَ قِيٰمًا وَقُعودًا وَعَلىٰ جُنوبِهِم وَيَتَفَكَّرونَ فى خَلقِ السَّمٰوٰتِ وَالأَرضِ رَبَّنا ما خَلَقتَ هٰذا بٰطِلًا سُبحٰنَكَ فَقِنا عَذابَ النّارِ
"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ""Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (Surah Imraan, ayat 191).
sumber: sufisme.blogspot.com
sumber: sufisme.blogspot.com
Posting Komentar
Posting Komentar