Muhammad itu tidak lain hanyalah
seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah
jika dia wafat, atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa
berbalik ke belakang, ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikit
pun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
Kita telah
memaklumi, sebelum Nabi Muhammad SAW diutus, Allah SWT telah mengutus banyak
rasul. Sesuai sunnatullah, pada saatnya masing-masing rasul itu mengalami
kematian, sebagaimana manusia yang lain, dan sebagian di antara para rasul itu
ada yang mati terbunuh. Kematian yang dialami oleh para rasul, baik kematian
biasa maupun terbunuh, merupakan ujian bagi umatnya. Ada yang tetap berpegang
pada ajarannya dan melanjutkan perjuangannya, tapi ada pula yang kemudian
berbelok arah.
Ayat 44 surah Ali
‘Imran yang akan kita kaji berikut ini berkaitan dengan hal tersebut. Marilah
kita simak ayat ini dan kita perhatikan pula penafsirannya sebagaimana
disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya.
Allah SWT
berfirman:
Muhammad
itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa
orang rasul. Apakah jika dia wafat, atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang
(murtad)? Barang siapa berbalik ke belakang, ia tidak dapat mendatangkan
mudharat kepada Allah sedikit pun, dan Allah akan memberi balasan kepada
orang-orang yang bersyukur.
Setelah kaum muslim
kalah dalam Perang Uhud dan sejumlah orang terbunuh, ada pendapat yang
mengatakan bahwa setan berseru, “Ketahuilah, sesungguhnya Muhammad telah
mati.” Maka hal itu masuk dalam hati banyak orang. Mereka berkeyakinan bahwa
Nabi SAW telah terbunuh dan mereka menganggap bahwa terbunuhnya Nabi SAW
merupakan hal yang mungkin saja terjadi, sebagaimana Allah telah memberitahukan
ihwal terbunuhnya para nabi terdahulu akibat perang. Maka timbullah kelemahan
dan rasa takut. Sehubungan dengan itu, Allah Ta`ala menurunkan ayat yang
artinya, “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh sebelumnya
telah berlalu beberapa orang rasul.” Yakni, terdapat contoh pada mereka dalam
hal kerasulan dan kemungkinan dibunuh.
Ibnu Abi Najih
meriwayatkan dari ayahnya bahwa seorang muhajirin lewat di hadapan seorang
Anshar yang berlumuran darah. Orang Muhajirin itu berkata kepada orang
Anshar, “Hai Fulan, tahukah kamu bahwa Muhammad telah dibunuh?”
Orang Anshar
berkata, “Jika Muhammad telah terbunuh, berarti ia telah menyampaikan
risalahnya. Maka berperanglah kalian demi membela agama kalian.” (Keterangan
ini diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Dala`il An-Nubuwwah).
Kemudian Allah
Ta‘ala berfirman seraya mengingkari orang yang lemah, yang artinya, “Apabila
dia wafat atau dibunuh, apakah kalian akan berbalik ke belakang?” Yakni, kalian
akan murtad. “Barang siapa berbalik ke belakang, hal itu tidak akan
memudharatkan Allah sedikit pun, dan Allah akan membalas orang-orang yang bersyukur.”
Yakni orang-orang yang melaksanakan ketaatan, berperang untuk mempertahankan
agamanya, dan mengikuti ajaran Rasul-Nya, baik ketika ia masih hidup maupun
sudah wafat.
Al-Bukhari
meriwayatkan dari Ibnu Syihab, “Abu Salamah menceritakan kepadaku bahwa Aisyah
memberitahukan kepadanya bahwa Abu Bakar datang dengan mengendarai kuda,
kemudian turun, lalu masuk ke masjid. Ia tidak berbicara kepada orang-orang
hingga masuk ke tempat Aisyah. Lalu Abu Bakar menuju tempat Rasulullah SAW. Ia
singkapkan wajah beliau, kemudian ia tatap dan ia cium, lalu menangis dan
berkata, ‘Demi Allah, Allah tidak akan menyatukan dua kematian pada engkau.
Adapun kematian yang telah ditetapkan kepada engkau telah engkau jalani’.”
Az-Zuhri berkata,
“Abu Salamah menceritakan kepadaku dari Ibnu Abbas bahwasanya Abu Bakar
keluar, sementara Umar sedang berkata kepada orang-orang. Lalu Abu Bakar
mengatakan, ‘Duduklah, wahai Umar.’ Kemudian Abu Bakar berkata, `Amma
ba`du. Barang siapa menyembah Muhammad, sesungguhnya Muhammad sudah
meninggal. Dan barang siapa menyembah Allah, sesungguhnya Allah Mahahidup dan
tidak akan mati’.”
Allah Ta‘ala
berfirman yang artinya, “Muhammad tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh
telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Barang siapa berbalik ke
belakang, hal itu tidak akan memudharatkan Allah sedikit pun, dan Allah akan
membalas orang-orang yang bersyukur.” Az-Zuhri berkata, “Demi Allah, sungguh
seolah-olah orang-orang tidak mengetahui bahwa Allah telah menurunkan ayat ini
sampai Abu Bakar membacakannya kepada mereka. Maka semua orang membaca ayat
itu dari Abu Bakar. Tidaklah ia memperdengarkannya kepada seseorang melainkan
ia membacanya. Sa‘id bin Musayyab memberitahukan kepadaku bahwa Umar berkata,
‘Demi Allah, tiada lain kejadian itu melainkan aku mendengar Abu Bakar membacanya,
lalu aku keringatan sehingga kedua kakiku lemas, kemudian aku terjatuh ke
tanah’.”
Sumber: majalah-alkisah.com
Posting Komentar
Posting Komentar