''...Saya tak
ingin hidup di dunia dimana segala yang saya lakukan dan katakan bisa tercatat
(tercatat)..'' Edward J. Snowden. Jika anda pernah membaca novel 1984, tentu
ingat betul dengan karakter Big Brother.
Big Brother,
tokoh abu-abu dalam novel karya George Orwell yang dirilis tahun 1949, itu
disebut mengawasi setiap gerak-gerik warga negaranya. Warga dunia baru saja
mengetahui bahwa Amerika Serikat (AS) sedang menjalankan program yang hampir
mirip dengan Sistem Pengawasan Tingkah Laku Big Brother.
AS memiliki
program operasi mata-mata internet yang dibesut oleh National Security Agency
(NSA) yang dinamakan PRISM. Program ini mampu mengawasi dan menyadap arus lalu
lintas data pribadi dan percakapan via internet di AS dan dunia.
Namun,
secanggih-canggihnya program ini tentu tak bisa mengetahui isi hati manusia.
Merasa negara dia sedang membangun infrastruktur kasat mata yang tak
bertanggung jawab, Edward J. Snowden, mantan pegawai CIA, pun membocorkan
rahasia tersebut kepada The Guardian dan The Washington Post.
Pria yang juga
pernah bekerja pada salah satu kontraktor di Badan Keamanan Nasional (NSA) ini
menyerahkan presentasi dalam format Power Point kepada Guardian dan Washington
Post yang berjumlah 41 slide. Power point tersebut berisikan rincian program
PRISM.
Berdasarkan
slide yang sudah dipublikasikan PRISM diduga memiliki akses 'pintu belakang' ke
sembilan server perusahaan Server Provider AS. Nama besar itu antara lain
Microsoft, Yahoo, Google, Facebook, PalTalk, AOL, Skype, YouTube dan
Apple.
Pun, PRISM bisa
mencegat lalu lintas data global yang melewati server itu untuk keperluan
intelijen. Sembilan perusahaan tersebut langsung membantah sejak laporan
pertama mengenai pembocoran tersebut turun.
Bantahan itu
dibalas Guardian dengan menampilkan slide kedelapan untuk memperkuat klaim
dalam beritanya. Tentu saja 'tiupan' Snowden yang disebut kecoboran keamanan
nasional paling eksplosif ini membuat warga dunia meradang.
The Guardian pun
menyatakan Barack Obama menghadapi kecaman warga dia sendiri dan internasional.
Para pejabat di Eropa meminta pertanggungjawaban langsung sekutu mereka di AS.
Politisi dan pejabat di Eropa juga mengecam praktik pengumpulan informasi
digital, sebagai kegiatan ilegal, tak bisa diterima dan pelanggaran serius
terhadap hak asasi manusia.
Pendapat anggota
partai di AS pun kini terbagi dua. Pertama adalah mereka yang mengecam Edward
Snowden dan meminta ekstradisi langsung dari Hong Kong. Kedua adalah para
politisi senior yang mempertanyakan praktek pengawasan Amerika Serikat yang
sudah terlalu jauh.
Sementara
Departemen Kehakiman sedang membuka investigasi kriminal dan mengatakan
pengungkapan itu bernilai merusak segala hal. Kepala Komite Intelejen Nasional,
Dianne Feinstein, telah memerintahkan NSA untuk meninjau kembali program
itu.
''Apa yang dia
lakukan adalah pengkhianatan,'' kata Feinstein seperti dikutip dari The
Guardian, Selasa (11/6).
Di Eropa,
Kanselir Jerman Angela Merkel berjanji akan menekan Obama pada pertemuan di
Berlin pekan depan. Ia menyatakan perlindungan data pribadi meski bukan hal
penting tapi adalah hak dasar setiap orang.
Selain itu,
Komisi Perlindungan Data Federal di Jerman, Peter Schaar mengatakan kepada The
Guardian bahwa langkah AS tak bisa diterima. Apalagi dengan tingkat
perlindungan lebih rendah bagi warga Eropa dibandingkan dengan warga negara AS.
sumber tulisan: republika.co.id/berita/internasional/global/13/06/12/mo8w03-terbongkarnya-aksi-amerika-serikat-merekam-dunia ; foto : viva.co.id
Posting Komentar
Posting Komentar