Menu

TQN PP.Suryalaya

 

Liga Primer Inggris mengalami perubahan wajah selama 20 tahun terakhir. Sejak Liga Primer Inggris dimulai pada 1992, terdapat satu fenomena mencolok yang berbeda antara dulu dan kini. Pemandangan kasat mata itu terkait kehadiran pemain muslim di Liga Primer Inggris.
Dikutip BBC, Senin (8/7), pada awalnya kompetisi di negeri Ratu Elizabeth itu hanya dihuni satu pemain muslim, yaitu Nayim. Pemain berposisi sebagai gelandang ini membela Tottenham Hotspur dan berkebangsaan Spanyol. 
Jumlah itu sangat kontras dibandingkan sekarang yang mencapai 40 pemain muslim. Kalau dikalkulasi, pemain muslim bisa membentuk tiga tim tersendiri.

Diantara berbagai nama pemain muslim itu yang mencolok adalah Edin Dzeko, Samir Nasri, dan Yaya Toure yang memperkuat Manchester City. Selain itu, ada Papiss Cisse dan Hatem Ben Arfa (Newcastle United), Kolo Toure (Liverpool), Bacary Sagna (Arsenal), Younes Kaboul (Tottenham Hotspur), Marouane Fellaini (Everton), dan Mahamadou Diarra (Fulham).
Melihat perkembangan pemain muslim berkarier di Liga Primer Inggris, tentu jasa Nayim tidak bisa diabaikan. Mantan pemain Barcelona ini merupakan pioner yang membukakan jalan bagi pemain muslim lain hingga bisa memberi warna sepak bola Inggris. Meski begitu, pecinta sepak bola masih merasa asing dengan sepak terjangnya.
Nayim memiliki nama asli Mohammed Ali Amar, dan dilahirkan di Ceuta, Spanyol pada 5 November 1966. Ia merupakan produk akademi Blaugrana pada 1979-1985. Setelah merintis karier memperkuat Barcelona B (1985/87), ia ditarik memperkuat skuat utama, musim berikutnya.

Hanya bermain sebanyak tujuh kali, Nayim hanya bertahan semusim. Meski begitu, ia sukses mempersembahkan Piala Copa del Rey 
Pada 1988, ia hijrah memperkuat Spurs selama lima musim (1998/93), dan sukses meraih posisi inti. Pada musim 1990/91, ia menghadirkan trofi Piala FA untuk klubnya. Kemudian, Hayim berlabuh ke Real Zaragoza selama empat musim.
Prestasinya adalah meraih Piala Copa del Rey (1993/94) dan Piala Winners (1994/95). Ia menutup karier profesional dengan bergabung ke Logrones (1997/00).
Uniknya, meski termasuk pesepakbola dengan karier moncer, Hayim yang dikenal sebagai Muslim taat ini tidak pernah memperkuat La Furia Roja. Padahal, ia terus dipanggil untuk menjadi bagian La Furia Rojita. Antara lain, Timnas Spanyol U-18, U-19, U-20, dan U-21.  

Sumber : republika.co.id

Posting Komentar

 
Top