Oleh: Afriza
Hanifa ~
"Selama bertahun-tahun, saya berusaha membujuk muslimin di negara saya
untuk murtad. Namun saya justru mendapat mimpi yang membujuk saya untuk memeluk
Islam,” ujar Musa Bangura, seorang misionaris asal Sierra Leone Afrika,
mengawali kisahnya.
Bukan menjalankan tugas sebagai misionaris, Bangura justru tertarik dengan
Islam. Bukan menyudutkan agama Islam agar muslimin tertarik untuk murtad,
Bangura justru mendapati hatinya tertarik pada risalah Rasulullah.
Kisah Bangura bermula sekitar dua puluh tahun yang lalu saat mendapati mimpi
yang mengajaknya pada Islam. Mimpi itu pun bukan sekali, melainan tiga kali di
malam yang berurutan. Ia pun kemudian merasa terpanggil dengan mimpi
"aneh" itu. Bangura mulai mempelajari Islam.
Sebagai misionaris, tentu Bangura tahu betul apa itu Islam dan siapa itu
muslim. Namun pengetahuan yang ia tahu itu hanyalah dari sudut pandang
agamanya. Dengan panggilan mimpi itu, ia pun kemudin mempelajari Islam dengan
benar dan secara kaffah. Hasilnya, banyak pengetahuan dan logika baru yang ia
peroleh.
Ketauhidan Allah menggerakkan hatinya. Ia kemudian bertanya-tanya akan paham
anak tuhan yang selama ini ia yakini. Keyakinan pada agama sebelumnya pun mulai
luntur. Ia kemudian mendatangi pendeta untuk berdiskusi. Pergulatan hati akan dua
paham berbeda membuat benaknya dipenuhi pertanyaan.
"Saya mengungkapkan kontradiksi dalam agama saya kepada pendeta, dan kami
pun berdiskusi," ujarnya kepada kantor berita Anadolu, dikutip onislam.
Kontradiksinya mulai terlihat terang. Bukan menemukan kembali keyakinan pada
agamanya, namun menemukan agama baru seperti dalam mimpinya; Islam. Setelah
banyak melakukan diskusi, ia pun kemudian mendapat keyakinan bahwa Islam lah
agama yang haq. "Saya membuktikan (saat diskusi dengan pendeta) bahwa Islam
adalah agama yang benar," tuturnya.
Bangura pun kemudian melantunkan syahadat, saat itu tahun 1993. Saat ini ia
menjadi ulama yang melakukan safari dakwah di kawasan Afrika, terutama di
negaranya, Sieraa Leone. Ia banyak menjadi perantara jalan hidayah masyarakat
disana.
Begitu semangatnya Bangura dalam dakwah Islam, ia pun kemudian mendirikan
sebuah organisasi bernama Why Islam In Action (WIIA) pada tahun 1995.
Organisasi non-pemerintah ini sebetulnya bergerak di bidang kemanusiaan.
Bangura mengajak para musimin untuk peduli pada kemiskinan di kampungnya,
Sierra Leone. Namun Bangura yang telah menjadi da'i kemudian mendapat banyak
apresiasi positif dari masyarakat setempat. WIA pun menjadi sumber informasi
terpercaya mengenai Islam.
Organisasi besutan Bangura ini pun makin berkembang. Sebuah organisasi di Turki
bersedia menjadi sponsor dan memberikan dana yang dibutuhkan WIA. Kesuksesan
pun diraih WIA ketika membantu lebih dari 8 ribu masyarakat dalam memeluk agama
Islam.
(Foto : salah satu Masjid di Sierra Leone ) |
Saat ini Sierra Loenne pun dihuni mayoritas muslimin. Dari total 6 juta warga
Sierra Lonne, 4 juta merupakan muslimin. "Saya menjadi seorang yang
membantu mereka melihat kebenaran dan merasakan hidayah Islam," tuturnya.
Ditinggal Keluarga
Saat memeluk Islam, para mualaf selalu dihadapi rintangan dan tantangan sebagai
ujian keimanan mereka. Bagi Bangura, di tinggal keluarga merupakan ujian yang
sangat berat. Setelah bersyahadat, ia di tinggal seluruh anggota keluarga
termasuk istrinya. Ia berhasil mendakwahkan banyak orang, namun tidak
keluarganya. Ia bahkan berusaha mendakwahkan Islam pada teman-teman misionaris
lain. Namun hidayah hanya Allah yang mampu memberi.
Tak berlarut dalam kesedihan, Bangura bangkit dan berusaha mengabdikan diri
pada agama. Dari keterpurukan hati itulah Bangura membentuk WIA yang disana ia
mendapat keluarga baru yang jumlahnya jauh lebih besar. Ia membantu dalam
kemanusiaan, sekaligus berdakwah, sekaligus membentuk keluarga besar yang
baru.
Sumber: republika.co.id
Posting Komentar
Posting Komentar