Ada tiga cara menyajikan sesuatu:
Pertama, menyajikan segala sesuatu.
Kedua, menyajikan apa yang diinginkan
orang.
Ketiga, menyajikan apa yang akan melayani
mereka dengan baik.
Bila engkau menyajikan segala sesuatu,
hasilnya mungkin menjemukan.
Bila engkau menyajikan apa yang diinginkan
orang, mungkin akan mencekik mereka.
Bila engkau menyajikan apa yang akan
melayani mereka dengan baik, paling buruk adalah, kesalahpahaman, mereka
mungkin menentangmu. Tetapi bila engkau harus melayani mereka, apa pun
penampakannya, engkau sudah melayani mereka, dan engkau juga harus beruntung,
apa pun penampakannya.
(Ajmal
dari Badakhshan)
PENELITIAN
Hanya burung yang memahami buku pelajaran
tentang mawar:
Karena tidak setiap pembaca mengetahui
makna sesungguhnya dari halaman yang dibacanya.
Wahai, engkau yang akan belajar bagian
cinta dari buku pengetahuan -- aku khawatir bahwa engkau tidak tahu bagaimana
memahaminya melalui penelitian.
(Hafizh)
KEBISUAN
Ia mengambil lidah dari mereka yang
menyebar rahasia,
Sehingga mereka tidak lagi dapat
membicarakan rahasia raja.
(Nizhami)
MUTIARA
Apa yang diketahui orang awam tentang
nilai mutiara yang tidak terhingga?
Hafizh (pelindung), memberi cita rasa unik
hanya pada orang-orang (yang) terpilih.
(Hafizh)
KEBAHAGIAAN DAN KESEDIHAN
Siapa pun yang memperoleh pengetahuan,
sedikit apa pun, tentu bahagia. Siapa pun yang diambil dari dirinya, tentu
sedih.
(Ibnu
Idris asy-Syafai)
KEBAIKAN RIIL
Lebih baik daripada sesuatu yang engkau
anggap kebaikan, adalah dengan orang-orang yang benar-benar baik.
Lebih buruk daripada berbuat sesuatu yang
jahat, adalah bersama dengan orang-orang jahat.
(Bayazid)
KEMATIAN
Tidurlah dengan mengingat kematian, dan
bangun dengan pikiran bahwa engkau tidak akan hidup lama.
(Uwais
al-Qarni)
MENGOMENTARI PERTAPA
Ia telah mematangkan dirinya di atas
gunung
Maka ia tidak mempunyai Pekerjaan yang
harus dilakukan.
Seseorang harus berada di pasar
Sementara tetap bekerja dengan Kenyataan
sejati.
(Sahl)
DELAPAN SIFAT KAUM SUFI
Dalam ajaran Sufi, delapan sifat harus
dilatih. Kaum Sufi memiliki:
Kemurahan hati seperti Ibrahim a.s.;
Penerimaan yang tak bersisa sedikit pun
dari Ismail a.s.;
Kesabaran, sebagaimana dimiliki Ya'kub
a.s.;
Kemampuan berkomunikasi dengan simbolisme,
seperti halnya Zakaria a.s.;
Pemisahan dari para pendukungnya sendiri,
sebagaimana halnya Yahya a.s.;
Jubah wool seperti mantel gembala Musa
a.s.;
Pengembaraan, seperti perjalanan Isa a.s.;
Kerendah-hatian, seperti kerendahan hati
jiwa Muhammad saw.
(Junaid
al-Baghdadi)
KE MANA PERGINYA
Aku melihat seorang anak membawa cahaya.
Aku bertanya dari mana ia membawanya.
Ia memadamkannya, dan berkata:
"Sekarang katakan padaku, ke mana
perginya."
(Hasan
al-Bashri)
DAYA TARIK
Orang-orang yang sama, merasakan suatu
daya tarik-menarik. Hal yang menarik terhadap hal-hal yang bertentangan adalah
satu hal lain. Tetapi orang-orang yang sama sering keliru oleh kepurapuraan
orang yang tidak disukai. Sebagai contoh, seseorang haus akan cinta, lainnya
sangat rakus untuk mencintai. Hal yang tidak diketahui atau pemikir lahiriah
akan segera membayangkan dan menyatakan, bahwa ini berlawanan. Sebaliknya,
tentu saja, adalah kebenaran. Faktor umumnya adalah rakus. Mereka (keduanya)
adalah orang-orang yang rakus (tamak).
Orang terkenal dan pengikutnya kadang
sama. Satunya ingin memberikan perhatiannya, satunya menarik perhatian.
Keduanya terbelenggu oleh obsesi pikiran dengan perhatian mereka terbang
bersama-sama, 'merpati dengan merpati, elang dengan elang'.
(Simabi)
KEKAYAAN
Tujuan pengetahuan. Jika engkau menjadi
miskin, maka hal itu akan menjadi kekayaan bagimu; jika engkau menjadi kaya
(maka) hal itu akan memperindah dirimu.
(Az-Zubeir
ibnu Abi Bakr)
KEDISIPLINAN
Bersama seorang Penunjuk jalan engkau
mungkin menjadi Manusia sejati.
Tanpa seorang Penunjuk jalan engkau akan
tetap Binatang.
Jika engkau masih dapat berkata, "Aku
tidak dapat tunduk pada siapa pun." --Engkau masih tidak berharga untuk
jalan.
Tetapi jika engkau berkata, "Aku
berharap patuh," dengan cara yang salah --Jalan tidak pernah menemukan
dirimu, dan engkau tersesat.
(Zulfikar
ibnu Jangi)
AKU
Pengetahuan dimulai dari:
"Apakah aku?" sampai: "Aku
tidak tahu apakah aku."
Untuk antara, "Barangkali aku tidak"
dan "Aku akan menemukan diriku"; untuk antara "Aku-akan
menemukan diriku" dan 'Aku", sampai "Aku adalah apa yang aku
ketahui menjadi apa diriku", untuk "Aku".
(Abu
Hasan asy-Syadzili)
Sumber: media.isnet.org
Posting Komentar
Posting Komentar