Menu

TQN PP.Suryalaya

 

KEPUSTAKAAN SUFI
Ada tiga cara menyajikan sesuatu:
Pertama, menyajikan segala sesuatu.
Kedua, menyajikan apa yang diinginkan orang.
Ketiga, menyajikan apa yang akan melayani mereka dengan baik.

Bila engkau menyajikan segala sesuatu, hasilnya mungkin menjemukan.
Bila engkau menyajikan apa yang diinginkan orang, mungkin akan mencekik mereka.
Bila engkau menyajikan apa yang akan melayani mereka dengan baik, paling buruk adalah, kesalahpahaman, mereka mungkin menentangmu. Tetapi bila engkau harus melayani mereka, apa pun penampakannya, engkau sudah melayani mereka, dan engkau juga harus beruntung, apa pun penampakannya.
(Ajmal dari Badakhshan)

PENELITIAN
Hanya burung yang memahami buku pelajaran tentang mawar:
Karena tidak setiap pembaca mengetahui makna sesungguhnya dari halaman yang dibacanya.
Wahai, engkau yang akan belajar bagian cinta dari buku pengetahuan -- aku khawatir bahwa engkau tidak tahu bagaimana memahaminya melalui penelitian.
(Hafizh)

KEBISUAN
Ia mengambil lidah dari mereka yang menyebar rahasia,
Sehingga mereka tidak lagi dapat membicarakan rahasia raja.
(Nizhami)

MUTIARA
Apa yang diketahui orang awam tentang nilai mutiara yang tidak terhingga?
Hafizh (pelindung), memberi cita rasa unik hanya pada orang-orang (yang) terpilih.
(Hafizh)

KEBAHAGIAAN DAN KESEDIHAN
Siapa pun yang memperoleh pengetahuan, sedikit apa pun, tentu bahagia. Siapa pun yang diambil dari dirinya, tentu sedih.
(Ibnu Idris asy-Syafai)

KEBAIKAN RIIL
Lebih baik daripada sesuatu yang engkau anggap kebaikan, adalah dengan orang-orang yang benar-benar baik.
Lebih buruk daripada berbuat sesuatu yang jahat, adalah bersama dengan orang-orang jahat.
(Bayazid)

KEMATIAN
Tidurlah dengan mengingat kematian, dan bangun dengan pikiran bahwa engkau tidak akan hidup lama.
(Uwais al-Qarni)

MENGOMENTARI PERTAPA
Ia telah mematangkan dirinya di atas gunung
Maka ia tidak mempunyai Pekerjaan yang harus dilakukan.
Seseorang harus berada di pasar
Sementara tetap bekerja dengan Kenyataan sejati.
(Sahl)

DELAPAN SIFAT KAUM SUFI
Dalam ajaran Sufi, delapan sifat harus dilatih. Kaum Sufi memiliki:
Kemurahan hati seperti Ibrahim a.s.;
Penerimaan yang tak bersisa sedikit pun dari Ismail a.s.;
Kesabaran, sebagaimana dimiliki Ya'kub a.s.;
Kemampuan berkomunikasi dengan simbolisme, seperti halnya Zakaria a.s.;
Pemisahan dari para pendukungnya sendiri, sebagaimana halnya Yahya a.s.;
Jubah wool seperti mantel gembala Musa a.s.;
Pengembaraan, seperti perjalanan Isa a.s.;
Kerendah-hatian, seperti kerendahan hati jiwa Muhammad saw.
(Junaid al-Baghdadi)

KE MANA PERGINYA
Aku melihat seorang anak membawa cahaya.
Aku bertanya dari mana ia membawanya.
Ia memadamkannya, dan berkata:
"Sekarang katakan padaku, ke mana perginya."
(Hasan al-Bashri)

DAYA TARIK
Orang-orang yang sama, merasakan suatu daya tarik-menarik. Hal yang menarik terhadap hal-hal yang bertentangan adalah satu hal lain. Tetapi orang-orang yang sama sering keliru oleh kepurapuraan orang yang tidak disukai. Sebagai contoh, seseorang haus akan cinta, lainnya sangat rakus untuk mencintai. Hal yang tidak diketahui atau pemikir lahiriah akan segera membayangkan dan menyatakan, bahwa ini berlawanan. Sebaliknya, tentu saja, adalah kebenaran. Faktor umumnya adalah rakus. Mereka (keduanya) adalah orang-orang yang rakus (tamak).
Orang terkenal dan pengikutnya kadang sama. Satunya ingin memberikan perhatiannya, satunya menarik perhatian. Keduanya terbelenggu oleh obsesi pikiran dengan perhatian mereka terbang bersama-sama, 'merpati dengan merpati, elang dengan elang'.
(Simabi)

KEKAYAAN
Tujuan pengetahuan. Jika engkau menjadi miskin, maka hal itu akan menjadi kekayaan bagimu; jika engkau menjadi kaya (maka) hal itu akan memperindah dirimu.
(Az-Zubeir ibnu Abi Bakr)

KEDISIPLINAN
Bersama seorang Penunjuk jalan engkau mungkin menjadi Manusia sejati.
Tanpa seorang Penunjuk jalan engkau akan tetap Binatang.
Jika engkau masih dapat berkata, "Aku tidak dapat tunduk pada siapa pun." --Engkau masih tidak berharga untuk jalan.
Tetapi jika engkau berkata, "Aku berharap patuh," dengan cara yang salah --Jalan tidak pernah menemukan dirimu, dan engkau tersesat.
(Zulfikar ibnu Jangi)

AKU
Pengetahuan dimulai dari:
"Apakah aku?" sampai: "Aku tidak tahu apakah aku."
Untuk antara, "Barangkali aku tidak" dan "Aku akan menemukan diriku"; untuk antara "Aku-akan menemukan diriku" dan 'Aku", sampai "Aku adalah apa yang aku ketahui menjadi apa diriku", untuk "Aku".

(Abu Hasan asy-Syadzili)


Sumber: media.isnet.org

Posting Komentar

 
Top