PERUBAHAN
KECIL
Saat
orang mengemis, ia berpikir bahwa sedikit perubahan adalah keberuntungan.
Padahal bukan. Untuk naik lebih tinggi dari kepengemisan, ia harus naik di atas
perubahan kecil, sekalipun ia menggunakannya sebagai alat. Penggunaan sebagai
sebuah akhir, maka akan menjadi akhir.
(Ibnu
Iqbal)
APA
YANG MEMELIHARA DIRIMU
Pengetahuan
lebih baik daripada kekayaan. Engkau harus memelihara kekayaan; sedangkan
pengetahuan memelihara dirimu.
(Ali)
KERUSAKAN
Tiga
hal dalam kehidupan ini merupakan kerusakan:
Marah,
tamak dan keangkuhan.
(Nabi
Muhammad saw.)
Tentang
Pelayanan
Pelayanan
adalah menjalankan tugas tanpa keengganan atau kesenangan. Kepatuhan bukan
seorang budak yang diperas dan bukan pula orang yang mencari ganjaran.
Orang-orang akan keluar darinya. Jika mereka menyisihkan kesenangan tugas dan
juga keengganan terhadap tugas, mereka berada pada kedudukan tempat yang
menguntungkan dari makna lain dalam pelayanan. Inilah yang memurnikan
(memperbaiki) daya tanggap (pengertian) mereka.
Tentang
Pencarian
Mencari
kebenaran adalah tahap pertama terhadap penemuan. Setelah pencarian mencapai
kesadaran bahwa Kebenaran juga mencari sang Pencarinya sendiri. Tahap ketiga
adalah orang yang di dalam mana sang Sufi belajar jalan (pencapaian), adalah
apabila pelajaran mencapai suatu tahap khusus; apabila si Pencari menyadari
bahwa ia sedang memperoleh pengetahuan dalam suatu tatanan di luar 'pencarian'
dan 'penemuan' atau 'dicari'.
Tentang
Usaha
Usaha
dan bekerja memiliki banyak perbedaan bentuk. Satu alasan karena kebiasaan dari
seorang Pembimbing adalah bahwa dia mengetahui ketika membimbingnya. Dia juga
tahu jenis usaha dan kerja yang masing-masing pribadi (orang) harus lakukan.
Hanya orang tidak menyadari kesalahan suatu kerja untuk kerja yang bermanfaat,
atau usaha tambahan pada suatu waktu yang mereka harapkan, sekalipun usaha kecil,
pada waktu yang benar (tepat).
Tentang
Pemujaan yang Berlebihan
'Pemujaan'
adalah apabila perhatian ditetapkan atas beberapa orang perantara atau sesuatu
pada suatu saat, dan oleh seorang manakala hal ini tidak akan terjadi. Inilah
kesalahan kendaraan (sarana) bagi penumpang (isi). Kebiasaan-kebiasaan paling
banyak adalah, dengan sengaja atau sebaliknya, mendukung pemujaan. Inilah
alasan bahwa kaum Sufi mampu meminta perhatian yang terus-menerus terhadap
seorang penasihat untuk mengarahkan perhatian mereka sesuai
kemungkinan-kemungkinan terjadinya pemujaan berlebihan.
Tentang
Murid
Dalam
jalan Darwis 'murid' adalah suatu persyaratan (kebutuhan) yang mendasar. Tetapi
pemilahan harus dibuat antara orang-orang yang hanya membayangkan bahwa mereka
(seolah) akan menjadi murid -- mereka yang haus (tamak) yang muncul tersembunyi
-- dan mereka yang benar-benar dapat menjadi murid, serta di mana dan kapan
tahap ini dapat terjadi secara menguntungkan.
Tentang
Guru
Cara
di mana seorang guru mengajar sering tidak dapat dimengerti, bagi para murid.
Ini adalah umum, karena mereka mencoba memahami karya-karya
(pekerjaan-pekerjaan) mengenai sesuatu, manakala dalam kenyataannya mereka
sangat memerlukan manfaat-manfaatnya. Tanpa manfaat-manfaat itu, mereka tidak
akan pernah dapat memahami karya-karya itu.
Tentang
Persahabatan
Terdapat
persahabatan kemanusiaan dan persahabatan atas penyebaran. Mereka yang tidak
memiliki cukup, kerabat atau bentuk-bentuk lain persahabatan akan mencarinya,
bahkan pada saat-saat dan tempat-tempat di mana pergaulan bersama dengan orang
lain bermanfaat untuk penyebaran. Beberapa orang mengetahui mengenai hal ini,
sebagian karena suatu kata (persahabatan) umumnya digunakan untuk menunjukkan
(melambangkan) dua pernyataan (keadaan), masing-masing dari mereka sangat
berbeda.
Tentang
Kepustakaan
Perhatian
terhadap penggunaan tempat sering diambil sebagai bentuk penggunaan umum atau
seluruh dunia. Ketika seorang guru mengatakan, "Jauhkan diri dari
pustaka," dia berbicara mengenai pandangan tertentu dan waktu tertentu.
Ini merupakan kegagalan diantara para muridnya yang salah paham dan
mengabadikan pustaka sebagai kunci untuk memahami, atau yang lain melakukan
sebaliknya, mengatakan, "Guru menolak pustaka, oleh karena itu kami akan
seluruhnya, dan selalu, menolaknya."
Tentang
Latihan (Lahiriah)
Kerakusan
itu berpengaruh, meski terselubung dengan baik, atas watak (ciri-ciri) khusus
dari mereka yang membayangkan, bahwa latihan lahiriah merupakan pintu masuk
kepada pengetahuan. Mereka sama penting, dan sebagai tidak berkaitan secara
bebas, sebagaimana menggunakan sebuah tangan tanpa satu atau dua diantara
jari-jari.
Tentang
Penampilan
Orang
awam menilai seseorang bukan dengan penampilan-penampilan dunia dalam
(batin)-nya, tetapi dengan tindakan-tindakan yang tampak dari apa yang dia
lihat seperti apa yang tampak dari luar, dan dengan apa yang orang-orang
katakan mengenainya. Sudut pandang (metode) ini cocok betapapun hanya untuk
beberapa jenis penilaian, tidak untuk lainnya. Bagaimana seseorang tampak
seperti itu, akan tergantung pada bagaimana seseorang tahu tentang dia. Sebagai
contoh, seorang laki-laki tengah membawa sepotong tongkat berpaku besar di
ujungnya, tidak harus disebut seorang pembunuh, dia bisa jadi seorang pawang
gajah. Orang-orang terpilih sering melanggar prinsip-prinsip dangkal dari
penampilan agar tidak terpengaruh oleh perilaku orang banyak dengan penilaian
palsu dan juga pada waktu peragaan kepada mereka yang dapat melihatnya, tingkah
laku itu sendiri bukan memperagakan nilai-nilai dari bagian dalam (batin).
Tentang
Kepercayaan (Iman) dan Agama
Mereka
yang dianggap sebagai penganut atau orang-orang beragama, dan yang tidak mampu
karena kebiasaan berperilaku dalam sikap tertentu, mungkin disebut beragama,
tetapi tidak dapat dianggap sebagai beriman. Jika, di lain pihak, ini merupakan
kepercayaan, maka beberapa kata lain harus digunakan untuk menyampaikan jenis
dari kepercayaan yang tidak dihasilkan oleh orang tua atau orang-orang di
sekitarnya.
Tentang
Cinta
Apa
yang secara umum disebut cinta, dapat menjadi berbahaya bagi pecinta (orang
yang mencintai) dan sasaran cinta (orang yang dicintai). Jika ini merupakan
akibat (hasil), karena tidak dapat disebut cinta oleh seorang Sufi, tetapi
harus disebut pengikatan dimana seorang yang telah terikat (dengan kasih
sayang) tidak mampu terhadap perilaku lain. Cinta tidak hanya memiliki
perbedaan yang sangat besar, tetapi juga memiliki tingkat-tingkat yang berbeda.
Jika manusia (orang) berpikir, bahwa cinta hanya berarti apa yang sejauh dia
rasakan, dia dengan demikian akan menutupi dirinya sendiri dari cinta yang
sejati.
Batapapun,
jika dia benar-benar merasakan cinta sejati, dia akan tidak membuat kesalahan
menyamaratakan tentang hal itu, agar mengenalnya hanya dengan cinta lahiriah
atau daya tarik cinta.
Tentang
Belajar di Dunia
Sufisme
adalah suatu pengkajian yang tidak bersifat akademis. Bahan-bahannya diambil
dari hampir setiap bentuk pengalaman manusia. Buku-bukunya dari para penanya
dalam lingkaran keilmuan (halaqah) dan tidak menyerupai apa pun yang para
sarjana (cendekiawan) bahkan mengimpikannya. Hal ini karena hafalan, usaha dan
buku-buku termasuk dalam jenis pengkajian ini, dan karena para guru Sufi
disebut "Guru", bahwa kenyataan atas suatu komunikasi khusus, telah
dikacaukan dengan kajian-kajian akademis atau kajian tiruan. Oleh karena itu,
kajian Sufi dan kajian umum dari keduanya berbeda kedudukannya seperti jika
tikus dan gajah keduanya diberi nama yang sama. Hingga suatu titik
ketidaksamaan (berkaki empat, berwarna abu-abu, berekor) ini adalah
ketidaktepatan bukan pada waktu (tertentu). Setelah itu, menjadi perlu untuk
membedakan diantara keduanya. Perbedaan ini berlaku di dalam lingkaran Sufi.
Tentang
Pertemuan Darwis
Para
murid yang dangkal membayangkan bahwa ketika para darwis bertemu, mereka semua
dari tingkat yang sama. Atau bahwa seorang darwis dapat menghadiri
pertemuan-pertemuan darwis lainnya, perbedaannya hanya pada tingkatan.
Sesungguhnya, komposisi suatu lingkaran keilmuan (halaqah) adalah sama pentingnya
dengan lingkaran keilmuan (halaqah) itu sendiri. Demikian pula tingkatan jalan
(pencapaian), mungkin dijalankan dengan baik di suatu pertemuan dan tidak pada
kelompok atau pertemuan lain. Inilah mengapa para guru di suatu lingkaran
menjadi pengikut (murid) pada lingkaran lain.
Kumpulan
dari kelompok orang-orang yang tertarik, para peminat (pecandu) keagamaan, dan
calon murid dikelompokkan bersama, sering secara salah disebut 'lingkaran
darwis'. Lingkaran-lingkaran ini mungkin atau mungkin pula tidak menjadi
langkah pendahuluan lingkaran-lingkaran seperti itu, tetapi mereka bukan
lingkaran-lingkaran (halaqah) darwis.
Tentang
Perbedaan antar Madzhab
Banyak
hal yang dikatakan dan ditulis mengenai perbedaan-perbedaan pendapat, ajaran,
dan tulisan-tulisan diantara kaum Sufi. Dan luar, hal itu mungkin berbeda,
ditentukan (didikte) oleh lingkungan, tetapi secara mendasar tidak ada
perbedaan. Memperdebatkan mengenai perbedaan-perbedaan Sufi adalah sama
bodohnya dengan memperdebatkan apakah sebuah mantel dapat dipintal dengan
kuncup tanaman kapas (jenis) ini atau itu. Itulah tingkat kepentingannya.
Perumpamaan,
Ungkapan dan Kiasan
Apabila
gurumu berbicara kepadamu dengan bahasa aslimu, engkau harus memandang
ungkapan-ungkapan yang ia gunakan sebagai bahasa ungkapan, dan tidak
dimaksudkan diuraikan secara harfiah. Bila ia memberimu sebuah perumpamaan,
engkau akan mengetahuinya sebelum engkau menerapkannya. Apabila sesuatu hal
dikatakan dengan kiasan, itu diartikan dengan kiasan. Hal-hal yang bersifat
harfiah tidak dapat diambil maknanya sebagai kiasan.
Tentang
Pemahaman Tingkat Lebih Tinggi
Jika
engkau menggunakan kemampuan pemikiran dan pemahaman umum untuk mencoba
menguraikan sesuatu yang tidak engkau mengerti dalam Sufisme, engkau akan
tersesat. Karena akal terlalu 'pintar' untuk tugas tersebut.
Pengertian
atau pemahaman datang hanya dengan (menyimpan) membiarkan kesulitan memahami
tersebut dalam cengkeraman mentalmu. Banyak ujian gagal karena terlalu sukar
untuk dimengerti. Berhati-hatilah terhadap kepelikan (hal yang sukar dimengerti
atau pelik).
Tentang
Kejengkelan dan Ketidakpedulian
Tidak
ada seorang pun merasa jengkel jika tidak ada alasan. Jika engkau menjengkelkan
orang lain, mungkin hal itu karena mereka membayangkan dirimu memang
menjengkelkan, atau mungkin engkau menjengkelkan mereka karena ucapan dan
tingkah lakumu. Jika engkau atau orang lain tidak peduli oleh sumber
kejengkelan, kemungkinan merasa terpuji atau tertekan. Engkau tidak dapat
menilai dengan kejengkelan.
Tentang
'Keadaan'
Ada
tiga dasar 'keadaan': palsu atau khayal, asli dan tidak berhubungan (tidak
penting). Seperti seorang dokter, syeikh-lah yang mengetahui seseorang dari
lainnya, mengetahui penyakit atau keadaan kesehatan dengan tanda-tanda gejala
adanya sesuatu. Ia juga mengetahui sifat disenangi atau disukai dengan
penarikan kesimpulan umum dari beberapa keadaan atau dengan cara lain.
Kebodohan tertinggi adalah menduga bahwa ada atau tidak adanya suatu keadaan
adalah di dalam 'keadaan' itu sendiri, yang menunjukkan baik atau buruk.
Tentang
Membaca, Mendengar dan Hadir
Hal-hal
penting berkait dengan lahiriah dari belajar (pengkajian) mungkin hanya
merupakan tindakan menghadiri, tanpa reaksi-reaksi yang mendalam atau
sungguh-sungguh, pada suatu pertemuan dengan sang Bijak. Hal itu pada suatu
waktu dapat diartikan membaca, pada waktu lain berarti ujian (audisi).
Kadang-kadang pembaca atau seorang diantara yang memulai (ditahbis). Pada waktu
lain, dia tidak harus dianggap seperti itu. Ilmu ini telah dibuktikan dan hanya
orang-orang yang melakukan kecerobohan mengadakan percobaan dengan hal itu.
Tentang
Penyesalan
Penyesalan
berarti kembali atau meninggalkan/melepaskan sesuatu sepenuhnya, yakni terhadap
kekuatan daya tarik. Kesenangan atau kepuasan yang diperoleh lewat penyesalan
dalam banyak kasus adalah sama buruk dengan kejahatan (pelanggaran) yang
semula, dan tidak ada perbaikan permanen dapat diharapkan dari mereka yang
membanggakan diri mereka sendiri di dalam perbaikan (perubahan). Penyesalan
dari orang-orang yang kurang pengetahuan atau bodoh adalah apabila orang-orang
merasakan reaksi yang kuat untuk menghentikan (mengorbankan) sesuatu atau
mencari pengampunan untuk sesuatu. Ada suatu bentuk yang lebih tinggi,
penyesalan dari sang Bijak (Guru), yang menuntun kepada pengetahuan dan cinta
yang lebih agung.
Tentang
Harapan dan Ketakutan
Bergerak
diantara harapan dan ketakutan (ketakutan terhadap Allah dan berharap
ampunan-Nya) adalah keadaan paling awal dari kesufian. Mereka yang berbeda
dalam keadaan (tinggal dalam keadaan) ini, seperti bola yang dimainkan dari
suatu sisi lapangan ke sisi yang lain. Setelah satu kali, pengalaman ini
memiliki manfaatnya, dan setelah itu adalah ketidakberuntungan. Mengikuti Jalan
(pencapaian) tanpa sifat-sifat yang lebih rendah dari harapan dan ketakutan merupakan
sasaran. Suatu sasaran yang lebih tinggi adalah ketika tidak ada suap maupun
penipuan. Beberapa membutuhkan harapan dan ketakutan; mereka adalah orang-orang
yang telah ditetapkan untuk hal-hal itu.
Sumber: media.isnet.com
Posting Komentar
Posting Komentar