Menu

TQN PP.Suryalaya

 

PERUBAHAN KECIL
Saat orang mengemis, ia berpikir bahwa sedikit perubahan adalah keberuntungan. Padahal bukan. Untuk naik lebih tinggi dari kepengemisan, ia harus naik di atas perubahan kecil, sekalipun ia menggunakannya sebagai alat. Penggunaan sebagai sebuah akhir, maka akan menjadi akhir.
(Ibnu Iqbal)

APA YANG MEMELIHARA DIRIMU
Pengetahuan lebih baik daripada kekayaan. Engkau harus memelihara kekayaan; sedangkan pengetahuan memelihara dirimu.
(Ali)

KERUSAKAN
Tiga hal dalam kehidupan ini merupakan kerusakan:
Marah, tamak dan keangkuhan.
(Nabi Muhammad saw.)

SEBUAH CATATAN: BEBERAPA TEMA PERENUNGAN
Tentang Pelayanan
Pelayanan adalah menjalankan tugas tanpa keengganan atau kesenangan. Kepatuhan bukan seorang budak yang diperas dan bukan pula orang yang mencari ganjaran. Orang-orang akan keluar darinya. Jika mereka menyisihkan kesenangan tugas dan juga keengganan terhadap tugas, mereka berada pada kedudukan tempat yang menguntungkan dari makna lain dalam pelayanan. Inilah yang memurnikan (memperbaiki) daya tanggap (pengertian) mereka.
Tentang Pencarian
Mencari kebenaran adalah tahap pertama terhadap penemuan. Setelah pencarian mencapai kesadaran bahwa Kebenaran juga mencari sang Pencarinya sendiri. Tahap ketiga adalah orang yang di dalam mana sang Sufi belajar jalan (pencapaian), adalah apabila pelajaran mencapai suatu tahap khusus; apabila si Pencari menyadari bahwa ia sedang memperoleh pengetahuan dalam suatu tatanan di luar 'pencarian' dan 'penemuan' atau 'dicari'.
Tentang Usaha
Usaha dan bekerja memiliki banyak perbedaan bentuk. Satu alasan karena kebiasaan dari seorang Pembimbing adalah bahwa dia mengetahui ketika membimbingnya. Dia juga tahu jenis usaha dan kerja yang masing-masing pribadi (orang) harus lakukan. Hanya orang tidak menyadari kesalahan suatu kerja untuk kerja yang bermanfaat, atau usaha tambahan pada suatu waktu yang mereka harapkan, sekalipun usaha kecil, pada waktu yang benar (tepat).
Tentang Pemujaan yang Berlebihan
'Pemujaan' adalah apabila perhatian ditetapkan atas beberapa orang perantara atau sesuatu pada suatu saat, dan oleh seorang manakala hal ini tidak akan terjadi. Inilah kesalahan kendaraan (sarana) bagi penumpang (isi). Kebiasaan-kebiasaan paling banyak adalah, dengan sengaja atau sebaliknya, mendukung pemujaan. Inilah alasan bahwa kaum Sufi mampu meminta perhatian yang terus-menerus terhadap seorang penasihat untuk mengarahkan perhatian mereka sesuai kemungkinan-kemungkinan terjadinya pemujaan berlebihan.
Tentang Murid
Dalam jalan Darwis 'murid' adalah suatu persyaratan (kebutuhan) yang mendasar. Tetapi pemilahan harus dibuat antara orang-orang yang hanya membayangkan bahwa mereka (seolah) akan menjadi murid -- mereka yang haus (tamak) yang muncul tersembunyi -- dan mereka yang benar-benar dapat menjadi murid, serta di mana dan kapan tahap ini dapat terjadi secara menguntungkan.
Tentang Guru
Cara di mana seorang guru mengajar sering tidak dapat dimengerti, bagi para murid. Ini adalah umum, karena mereka mencoba memahami karya-karya (pekerjaan-pekerjaan) mengenai sesuatu, manakala dalam kenyataannya mereka sangat memerlukan manfaat-manfaatnya. Tanpa manfaat-manfaat itu, mereka tidak akan pernah dapat memahami karya-karya itu.
Tentang Persahabatan
Terdapat persahabatan kemanusiaan dan persahabatan atas penyebaran. Mereka yang tidak memiliki cukup, kerabat atau bentuk-bentuk lain persahabatan akan mencarinya, bahkan pada saat-saat dan tempat-tempat di mana pergaulan bersama dengan orang lain bermanfaat untuk penyebaran. Beberapa orang mengetahui mengenai hal ini, sebagian karena suatu kata (persahabatan) umumnya digunakan untuk menunjukkan (melambangkan) dua pernyataan (keadaan), masing-masing dari mereka sangat berbeda.
Tentang Kepustakaan
Perhatian terhadap penggunaan tempat sering diambil sebagai bentuk penggunaan umum atau seluruh dunia. Ketika seorang guru mengatakan, "Jauhkan diri dari pustaka," dia berbicara mengenai pandangan tertentu dan waktu tertentu. Ini merupakan kegagalan diantara para muridnya yang salah paham dan mengabadikan pustaka sebagai kunci untuk memahami, atau yang lain melakukan sebaliknya, mengatakan, "Guru menolak pustaka, oleh karena itu kami akan seluruhnya, dan selalu, menolaknya."
Tentang Latihan (Lahiriah)
Kerakusan itu berpengaruh, meski terselubung dengan baik, atas watak (ciri-ciri) khusus dari mereka yang membayangkan, bahwa latihan lahiriah merupakan pintu masuk kepada pengetahuan. Mereka sama penting, dan sebagai tidak berkaitan secara bebas, sebagaimana menggunakan sebuah tangan tanpa satu atau dua diantara jari-jari.
Tentang Penampilan
Orang awam menilai seseorang bukan dengan penampilan-penampilan dunia dalam (batin)-nya, tetapi dengan tindakan-tindakan yang tampak dari apa yang dia lihat seperti apa yang tampak dari luar, dan dengan apa yang orang-orang katakan mengenainya. Sudut pandang (metode) ini cocok betapapun hanya untuk beberapa jenis penilaian, tidak untuk lainnya. Bagaimana seseorang tampak seperti itu, akan tergantung pada bagaimana seseorang tahu tentang dia. Sebagai contoh, seorang laki-laki tengah membawa sepotong tongkat berpaku besar di ujungnya, tidak harus disebut seorang pembunuh, dia bisa jadi seorang pawang gajah. Orang-orang terpilih sering melanggar prinsip-prinsip dangkal dari penampilan agar tidak terpengaruh oleh perilaku orang banyak dengan penilaian palsu dan juga pada waktu peragaan kepada mereka yang dapat melihatnya, tingkah laku itu sendiri bukan memperagakan nilai-nilai dari bagian dalam (batin).
Tentang Kepercayaan (Iman) dan Agama
Mereka yang dianggap sebagai penganut atau orang-orang beragama, dan yang tidak mampu karena kebiasaan berperilaku dalam sikap tertentu, mungkin disebut beragama, tetapi tidak dapat dianggap sebagai beriman. Jika, di lain pihak, ini merupakan kepercayaan, maka beberapa kata lain harus digunakan untuk menyampaikan jenis dari kepercayaan yang tidak dihasilkan oleh orang tua atau orang-orang di sekitarnya.
Tentang Cinta
Apa yang secara umum disebut cinta, dapat menjadi berbahaya bagi pecinta (orang yang mencintai) dan sasaran cinta (orang yang dicintai). Jika ini merupakan akibat (hasil), karena tidak dapat disebut cinta oleh seorang Sufi, tetapi harus disebut pengikatan dimana seorang yang telah terikat (dengan kasih sayang) tidak mampu terhadap perilaku lain. Cinta tidak hanya memiliki perbedaan yang sangat besar, tetapi juga memiliki tingkat-tingkat yang berbeda. Jika manusia (orang) berpikir, bahwa cinta hanya berarti apa yang sejauh dia rasakan, dia dengan demikian akan menutupi dirinya sendiri dari cinta yang sejati.
Batapapun, jika dia benar-benar merasakan cinta sejati, dia akan tidak membuat kesalahan menyamaratakan tentang hal itu, agar mengenalnya hanya dengan cinta lahiriah atau daya tarik cinta.
Tentang Belajar di Dunia
Sufisme adalah suatu pengkajian yang tidak bersifat akademis. Bahan-bahannya diambil dari hampir setiap bentuk pengalaman manusia. Buku-bukunya dari para penanya dalam lingkaran keilmuan (halaqah) dan tidak menyerupai apa pun yang para sarjana (cendekiawan) bahkan mengimpikannya. Hal ini karena hafalan, usaha dan buku-buku termasuk dalam jenis pengkajian ini, dan karena para guru Sufi disebut "Guru", bahwa kenyataan atas suatu komunikasi khusus, telah dikacaukan dengan kajian-kajian akademis atau kajian tiruan. Oleh karena itu, kajian Sufi dan kajian umum dari keduanya berbeda kedudukannya seperti jika tikus dan gajah keduanya diberi nama yang sama. Hingga suatu titik ketidaksamaan (berkaki empat, berwarna abu-abu, berekor) ini adalah ketidaktepatan bukan pada waktu (tertentu). Setelah itu, menjadi perlu untuk membedakan diantara keduanya. Perbedaan ini berlaku di dalam lingkaran Sufi.
Tentang Pertemuan Darwis
Para murid yang dangkal membayangkan bahwa ketika para darwis bertemu, mereka semua dari tingkat yang sama. Atau bahwa seorang darwis dapat menghadiri pertemuan-pertemuan darwis lainnya, perbedaannya hanya pada tingkatan. Sesungguhnya, komposisi suatu lingkaran keilmuan (halaqah) adalah sama pentingnya dengan lingkaran keilmuan (halaqah) itu sendiri. Demikian pula tingkatan jalan (pencapaian), mungkin dijalankan dengan baik di suatu pertemuan dan tidak pada kelompok atau pertemuan lain. Inilah mengapa para guru di suatu lingkaran menjadi pengikut (murid) pada lingkaran lain.
Kumpulan dari kelompok orang-orang yang tertarik, para peminat (pecandu) keagamaan, dan calon murid dikelompokkan bersama, sering secara salah disebut 'lingkaran darwis'. Lingkaran-lingkaran ini mungkin atau mungkin pula tidak menjadi langkah pendahuluan lingkaran-lingkaran seperti itu, tetapi mereka bukan lingkaran-lingkaran (halaqah) darwis.
Tentang Perbedaan antar Madzhab
Banyak hal yang dikatakan dan ditulis mengenai perbedaan-perbedaan pendapat, ajaran, dan tulisan-tulisan diantara kaum Sufi. Dan luar, hal itu mungkin berbeda, ditentukan (didikte) oleh lingkungan, tetapi secara mendasar tidak ada perbedaan. Memperdebatkan mengenai perbedaan-perbedaan Sufi adalah sama bodohnya dengan memperdebatkan apakah sebuah mantel dapat dipintal dengan kuncup tanaman kapas (jenis) ini atau itu. Itulah tingkat kepentingannya.
Perumpamaan, Ungkapan dan Kiasan
Apabila gurumu berbicara kepadamu dengan bahasa aslimu, engkau harus memandang ungkapan-ungkapan yang ia gunakan sebagai bahasa ungkapan, dan tidak dimaksudkan diuraikan secara harfiah. Bila ia memberimu sebuah perumpamaan, engkau akan mengetahuinya sebelum engkau menerapkannya. Apabila sesuatu hal dikatakan dengan kiasan, itu diartikan dengan kiasan. Hal-hal yang bersifat harfiah tidak dapat diambil maknanya sebagai kiasan.
Tentang Pemahaman Tingkat Lebih Tinggi
Jika engkau menggunakan kemampuan pemikiran dan pemahaman umum untuk mencoba menguraikan sesuatu yang tidak engkau mengerti dalam Sufisme, engkau akan tersesat. Karena akal terlalu 'pintar' untuk tugas tersebut.
Pengertian atau pemahaman datang hanya dengan (menyimpan) membiarkan kesulitan memahami tersebut dalam cengkeraman mentalmu. Banyak ujian gagal karena terlalu sukar untuk dimengerti. Berhati-hatilah terhadap kepelikan (hal yang sukar dimengerti atau pelik).
Tentang Kejengkelan dan Ketidakpedulian
Tidak ada seorang pun merasa jengkel jika tidak ada alasan. Jika engkau menjengkelkan orang lain, mungkin hal itu karena mereka membayangkan dirimu memang menjengkelkan, atau mungkin engkau menjengkelkan mereka karena ucapan dan tingkah lakumu. Jika engkau atau orang lain tidak peduli oleh sumber kejengkelan, kemungkinan merasa terpuji atau tertekan. Engkau tidak dapat menilai dengan kejengkelan.
Tentang 'Keadaan'
Ada tiga dasar 'keadaan': palsu atau khayal, asli dan tidak berhubungan (tidak penting). Seperti seorang dokter, syeikh-lah yang mengetahui seseorang dari lainnya, mengetahui penyakit atau keadaan kesehatan dengan tanda-tanda gejala adanya sesuatu. Ia juga mengetahui sifat disenangi atau disukai dengan penarikan kesimpulan umum dari beberapa keadaan atau dengan cara lain. Kebodohan tertinggi adalah menduga bahwa ada atau tidak adanya suatu keadaan adalah di dalam 'keadaan' itu sendiri, yang menunjukkan baik atau buruk.
Tentang Membaca, Mendengar dan Hadir
Hal-hal penting berkait dengan lahiriah dari belajar (pengkajian) mungkin hanya merupakan tindakan menghadiri, tanpa reaksi-reaksi yang mendalam atau sungguh-sungguh, pada suatu pertemuan dengan sang Bijak. Hal itu pada suatu waktu dapat diartikan membaca, pada waktu lain berarti ujian (audisi). Kadang-kadang pembaca atau seorang diantara yang memulai (ditahbis). Pada waktu lain, dia tidak harus dianggap seperti itu. Ilmu ini telah dibuktikan dan hanya orang-orang yang melakukan kecerobohan mengadakan percobaan dengan hal itu.
Tentang Penyesalan
Penyesalan berarti kembali atau meninggalkan/melepaskan sesuatu sepenuhnya, yakni terhadap kekuatan daya tarik. Kesenangan atau kepuasan yang diperoleh lewat penyesalan dalam banyak kasus adalah sama buruk dengan kejahatan (pelanggaran) yang semula, dan tidak ada perbaikan permanen dapat diharapkan dari mereka yang membanggakan diri mereka sendiri di dalam perbaikan (perubahan). Penyesalan dari orang-orang yang kurang pengetahuan atau bodoh adalah apabila orang-orang merasakan reaksi yang kuat untuk menghentikan (mengorbankan) sesuatu atau mencari pengampunan untuk sesuatu. Ada suatu bentuk yang lebih tinggi, penyesalan dari sang Bijak (Guru), yang menuntun kepada pengetahuan dan cinta yang lebih agung.
Tentang Harapan dan Ketakutan
Bergerak diantara harapan dan ketakutan (ketakutan terhadap Allah dan berharap ampunan-Nya) adalah keadaan paling awal dari kesufian. Mereka yang berbeda dalam keadaan (tinggal dalam keadaan) ini, seperti bola yang dimainkan dari suatu sisi lapangan ke sisi yang lain. Setelah satu kali, pengalaman ini memiliki manfaatnya, dan setelah itu adalah ketidakberuntungan. Mengikuti Jalan (pencapaian) tanpa sifat-sifat yang lebih rendah dari harapan dan ketakutan merupakan sasaran. Suatu sasaran yang lebih tinggi adalah ketika tidak ada suap maupun penipuan. Beberapa membutuhkan harapan dan ketakutan; mereka adalah orang-orang yang telah ditetapkan untuk hal-hal itu.

Sumber: media.isnet.com

Posting Komentar

 
Top