Oleh : Abuolifa
Berawal
seringnya saya menjumpai jama’ah shalat fardhu khususnya pada saat waktu shalat
jum’at disaat imam membaca surat dan sampai ayat sajdah maka imam melakukan
sujud tilawah dan kemudian berdiri lagi, ternyata ada sebagian makmum yang
memperingatkan kepada imam dikira kelupaan dengan mengucapkan tasbih
(Subhanallah). Sementara kebanyakan malah bertanya-tanya selesai shalat berkaitan
sujud yang dilakukan sang imam. Ini menggambarkan ternyata masih banyak umat
islam yg belum memahami masalah sujud tilawah. Oleh karenanya, sangat
bermanfa’at sekiranya saya membahas dan menjelaskannya.
ومن
السنن
سجود
التلاوة،
سمي
بذلك
من
إضافة
المسبب
للسبب؛
لأن
التلاوة
سببه،
فهو
سجود
شرعه
الله
ورسوله
Termasuk amalan
sunnah adalah sujud tilawah, dinamakan demikian karena menjadi penyebab
disunnahkannya melakukan sujud tilawah, yaitu sujud yg disyariatkan oleh Allah
dan Rasul-Nya.
Sujud tilawah
adalah sujud yang disebabkan karena membaca atau mendengar ayat-ayat sajadah
yang terdapat dalam Al Qur’an Al Karim.
Sujud tilawah
sama seperti sujud shalat, dan yang lebih utama bahwa ia berdiri kemudian
tersungkur sujud di atas tujuh anggota sujud dan membaca : Subahaana rabbiyal
a’la (Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi) tiga kali, kemudian ia membaca :
((اَللّهُمّ
إِنِّي
لَكَ
سَجَدْتُ
وَبِكَ
آمَنْتُ
وَلَكَ
أَسْلَمْتُ
وَعَلَيْكَ
تَوَكَّلْتُ,
سَجَدَ
وَجْهِيَ
لِلَّذِي
خَلَقَهُ
وَصَوَّرَهُ
وَشَقَّ
سَمْعَهُ
وَبَصَرَهُ
بِحَوْلِهِ
وَقُوَّتِهِ
تَبَارَكَ
اللهُ
أَحْسَنُ
الْخَالِقِيْنَ))
رواه
أحمد
ومسلم
((اللهم
اكْتُبْ
لِي
بِهَا
أَجْرًا،
وَضَعْ
عَنِّي
بِهَا
وِزْرًا،
وَاجْعَلْهَا
لِي
عِنْدَكَ
ذُخْرًا،
وَتَقَبَّلْهَا
مِنِّي
كَمَا
تَقَبَّلْتَهَا
مِنْ
عَبْدِكَ
دَاوُدَ
عَلَيْهَ
وَعَلَى
نَبِيِّنَا
أَفْضَلُ
الصَّلاَة
ِوَالسَّلاَمِ((
رواه
الترمذي
“Ya Allah,
sesungguhnya aku sujud kepada -Mu, dengan -Mu aku beriman, bagi -Mu aku
berserah diri dan kepada -Mu aku bertawakkal. Wajahku sujud kepada (Allah) Yang
menciptakannya, membentuk rupanya, membelah pendengaran dan penglihatannya
dengan daya dan kekuatan -Nya, Maha Besar Allah sebaik-baik yang menciptakan.”
[HR. Ahmad dan Muslim]
“Ya Allah,
tulislah untukku pahala dengannya, hapuslah dosaku dengannya, jadikanlah ia
sebagai simpanan untukku di sisi -Mu, terimalah ia dariku sebagaimana Engkau
menerimanya dari hamba -Mu Daud ‘alaihi wa ‘ala nabiyina afdhalush shalatu
wassalam.” [HR. at-Tirmidzi 3424 dan ia berkata: hadits gharib, Abu Ya’la 1069,
Ibnu Khuzaimah 562, Ibnu Hibban 2768, al-Hakim 1/220 (799), ia menshahihkannya
dan disepakati oleh adz-Dzahabi.]
Keutamaan Sujud
Tilawah
Dari Abu
Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا
قَرَأَ
ابْنُ
آدَمَ
السَّجْدَةَ
فَسَجَدَ
اعْتَزَلَ
الشَّيْطَانُ
يَبْكِى
يَقُولُ
يَا
وَيْلَهُ
– وَفِى
رِوَايَةِ
أَبِى
كُرَيْبٍ
يَا
وَيْلِى
– أُمِرَ
ابْنُ
آدَمَ
بِالسُّجُودِ
فَسَجَدَ
فَلَهُ
الْجَنَّةُ
وَأُمِرْتُ
بِالسُّجُودِ
فَأَبَيْتُ
فَلِىَ
النَّارُ
“Jika anak Adam
membaca ayat sajadah, lalu dia sujud, maka setan akan menjauhinya sambil
menangis. Setan pun akan berkata-kata: “Celaka aku. Anak Adam disuruh sujud,
dia pun bersujud, maka baginya surga. Sedangkan aku sendiri diperintahkan untuk
sujud, namun aku enggan, sehingga aku pantas mendapatkan neraka.” (HR. Muslim
no. 81)
Begitu juga
keutamaan sujud tilawah dijelaskan dalam hadits yang membicarakan keutamaan
sujud secara umum.
Dalam shahih
Muslim, An Nawawi menyebutkan sebuah Bab “Keutamaan sujud dan dorongan untuk
melakukannya”. Dari Tsauban, bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, dia ditanyakan oleh Ma’dan bin Abi Tholhah Al Ya’mariy mengenai amalan
yang dapat memasukkannya ke dalam surga atau amalan yang paling dicintai di
sisi Allah. Tsauban pun terdiam, hingga Ma’dan bertanya sampai ketiga kalinya.
Kemudian Tsauban berkata bahwa dia pernah menanyakan hal ini pada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau menjawab,
عَلَيْكَ
بِكَثْرَةِ
السُّجُودِ
لِلَّهِ
فَإِنَّكَ
لاَ
تَسْجُدُ
لِلَّهِ
سَجْدَةً
إِلاَّ
رَفَعَكَ
اللَّهُ
بِهَا
دَرَجَةً
وَحَطَّ
عَنْكَ
بِهَا
خَطِيئَةً
“Perbanyaklah
sujud kepada Allah. Sesungguhnya jika engkau bersujud sekali saja kepada Allah,
dengan itu Allah akan mengangkat satu derajatmu dan juga menghapuskan satu
kesalahanmu”.
Ma’dan berkata,
“Kemudian aku bertemu Abud Darda, lalu menanyakan hal yang sama kepadanya. Abud
Darda’ pun menjawab semisal jawaban Tsauban kepadaku.” (HR. Muslim no.488)
Juga hadits
lainnya yang menceritakan keutamaan sujud yaitu hadits Robi’ah bin Ka’ab Al
Aslamiy. Dia menanyakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai amalan
yang bisa membuatnya dekat dengan beliau di surga. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
فَأَعِنِّى
عَلَى
نَفْسِكَ
بِكَثْرَةِ
السُّجُودِ
“Bantulah aku
(untuk mewujudkan cita-citamu) dengan memperbanyak sujud (shalat).” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Sujud Tilawah
Wajib Ataukah Sunnah?
Para ulama
sepakat (beijma’) bahwa sujud tilawah adalah amalan yang disyari’atkan. Di
antara dalilnya adalah hadits Ibnu ‘Umar:
كَانَ
يَقْرَأُ
الْقُرْآنَ
فَيَقْرَأُ
سُورَةً
فِيهَا
سَجْدَةٌ
فَيَسْجُدُ
وَنَسْجُدُ
مَعَهُ
حَتَّى
مَا
يَجِدُ
بَعْضُنَا
مَوْضِعًا
لِمَكَانِ
جَبْهَتِهِ
“Nabi shallalahu
‘alaihi wa sallam pernah membaca Al Qur’an yang di dalamnya terdapat ayat
sajadah. Kemudian ketika itu beliau bersujud, kami pun ikut bersujud bersamanya
sampai-sampai di antara kami tidak mendapati tempat karena posisi dahinya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Kemudian para ulama
berselisih pendapat apakah sujud tilawah wajib ataukah sunnah.
Menurut Ats
Tsauri, Abu Hanifah, salah satu pendapat Imam Ahmad, dan Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah, sujud tilawah itu wajib.
Sedangkan
menurut jumhur (mayoritas) ulama yaitu Malik, Asy Syafi’i, Al Auza’i, Al
Laitsi, Ahmad, Ishaq, Abu Tsaur, Daud dan Ibnu Hazm, juga pendapat sahabat Umar
bin Al Khattab, Salman, Ibnu ‘Abbas, ‘Imron bin Hushain, mereka berpendapat
bahwa sujud tilawah itu sunnah dan bukan wajib.
Dalil ulama yang
menyatakan sujud tilawah adalah wajib, yaitu firman Allah Ta’ala,
فَمَا
لَهُمْ
لَا
يُؤْمِنُونَ
وَإِذَا
قُرِئَ
عَلَيْهِمُ
الْقُرْآنُ
لَا
يَسْجُدُونَ
“Mengapa mereka
tidak mau beriman? dan apabila Al Quraan dibacakan kepada mereka, mereka tidak
bersujud.” (QS. Al Insyiqaq: 20-21).
Para ulama yang
mewajibkan sujud tilawah beralasan, dalam ayat ini terdapat perintah dan hukum
asal perintah adalah wajib. Dan dalam ayat tersebut juga terdapat celaan bagi
orang yang meninggalkan sujud. Namanya celaan tidaklah diberikan kecuali pada
orang yang meninggalkan sesuatu yang wajib.
Yang lebih tepat
adalah sujud tilawah tidaklah wajib, namun sunnah (dianjurkan). Dalil yang
memalingkan dari perintah wajib adalah hadits muttafaqun ‘alaih (diriwayatkan
oleh Bukhari dan Muslim).
Dari Zaid bin
Tsabit, beliau berkata,
قَرَأْتُ
عَلَى
النَّبِىِّ
– صلى
الله
عليه
وسلم
– ( وَالنَّجْمِ
) فَلَمْ
يَسْجُدْ
فِيهَا
“Aku pernah
membacakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam surat An Najm, (tatkala
bertemu pada ayat sajadah dalam surat tersebut) beliau tidak bersujud.” (HR.
Bukhari dan Muslim). Bukhari membawakan riwayat ini pada Bab “Siapa yang
membaca ayat sajadah, namun tidak bersujud.”
Dalil lain yang
memalingkan dari perintah wajib adalah perbuatan Umar bin Khattab dan perbuatan
beliau ini tidak diingkari oleh para sahabat lainnya ketika khutbah Jum’at.
Pada hari Jum’at
Umar bin Khattab pernah membacakan surat An Nahl hingga sampai pada ayat
sajadah, beliau turun untuk sujud dan manusia pun ikut sujud ketika itu. Ketika
datang Jum’at berikutnya, beliau pun membaca surat yang sama, tatkala sampai
pada ayat sajadah, beliau lantas berkata,
يَا
أَيُّهَا
النَّاسُ
إِنَّا
نَمُرُّ
بِالسُّجُودِ
فَمَنْ
سَجَدَ
فَقَدْ
أَصَابَ
،
وَمَنْ
لَمْ
يَسْجُدْ
فَلاَ
إِثْمَ
عَلَيْهِ
“Wahai sekalian
manusia. Kita telah melewati ayat sajadah. Barangsiapa bersujud, maka dia
mendapatkan pahala. Barangsiapa yang tidak bersujud, dia tidak berdosa.”
Kemudian ‘Umar pun tidak bersujud. (HR. Bukhari no. 1077)
Dari sinilah
Ibnu Qudamah mengatakan bahwa hukum sujud tilawah itu sunnah (tidak wajib) dan
pendapat ini merupakan ijma’ sahabat (kesepakatan para sahabat).
(Lihat Al
Mughni, 2/364 dan 369 sebagaimana scan kitab diatas)
Surat-surat
dalam al-Qur’an yang disunnahkan sujud tilawah jika dibaca di dalam shalat ada
15 tempat yaitu:
1. QS. Al-A’raf:
206
إِنَّ
الَّذِينَ
عِنْدَ
رَبِّكَ
لا
يَسْتَكْبِرُونَ
عَنْ
عِبَادَتِهِ
وَيُسَبِّحُونَهُ
وَلَهُ
يَسْجُدُونَ
“Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan
menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya lah mereka
bersujud.”
2. QS. Ar-Ra’d:
15
وَلِلَّهِ
يَسْجُدُ
مَنْ
فِي
السَّمَاوَاتِ
وَالأرْضِ
طَوْعًا
وَكَرْهًا
وَظِلالُهُمْ
بِالْغُدُوِّ
وَالآصَالِ
“Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi,
baik dengan kemauan sendiri atau pun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya
di waktu pagi dan petang hari.”
3. QS. An-Nahl:
49
وَلِلَّهِ
يَسْجُدُ
مَا
فِي
السَّمَاوَاتِ
وَمَا
فِي
الأرْضِ
مِنْ
دَابَّةٍ
وَالْمَلائِكَةُ
وَهُمْ
لا
يَسْتَكْبِرُونَ
“Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua
makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat)
tidak menyombongkan diri.”
4. QS. Al-Isra’:
107
قُلْ
آمِنُوا
بِهِ
أَوْ
لا
تُؤْمِنُوا
إِنَّ
الَّذِينَ
أُوتُوا
الْعِلْمَ
مِنْ
قَبْلِهِ
إِذَا
يُتْلَى
عَلَيْهِمْ
يَخِرُّونَ
لِلأذْقَانِ
سُجَّدًا
“Katakanlah: “Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi
Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al
Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil
bersujud,”
5. QS. Maryam:
58
أُولَئِكَ
الَّذِينَ
أَنْعَمَ
اللَّهُ
عَلَيْهِمْ
مِنَ
النَّبِيِّينَ
مِنْ
ذُرِّيَّةِ
آدَمَ
وَمِمَّنْ
حَمَلْنَا
مَعَ
نُوحٍ
وَمِنْ
ذُرِّيَّةِ
إِبْرَاهِيمَ
وَإِسْرَائِيلَ
وَمِمَّنْ
هَدَيْنَا
وَاجْتَبَيْنَا
إِذَا
تُتْلَى
عَلَيْهِمْ
آيَاتُ
الرَّحْمَنِ
خَرُّوا
سُجَّدًا
وَبُكِيًّا
“Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para
nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh,
dan dari keturunan Ibrahim dan Israel, dan dari orang-orang yang telah Kami
beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha
Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.”
6. QS. Al-Hajj:
18
أَلَمْ
تَرَ
أَنَّ
اللَّهَ
يَسْجُدُ
لَهُ
مَنْ
فِي
السَّمَاوَاتِ
وَمَنْ
فِي
الأرْضِ
وَالشَّمْسُ
وَالْقَمَرُ
وَالنُّجُومُ
وَالْجِبَالُ
وَالشَّجَرُ
وَالدَّوَابُّ
وَكَثِيرٌ
مِنَ
النَّاسِ
وَكَثِيرٌ
حَقَّ
عَلَيْهِ
الْعَذَابُ
وَمَنْ
يُهِنِ
اللَّهُ
فَمَا
لَهُ
مِنْ
مُكْرِمٍ
إِنَّ
اللَّهَ
يَفْعَلُ
مَا
يَشَاءُ
“Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di
langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan,
binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak
di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barang siapa yang
dihinakan Allah maka tidak seorang pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah
berbuat apa yang Dia kehendaki.”
7. QS. Al-Hajj:
77
يَا
أَيُّهَا
الَّذِينَ
آمَنُوا
ارْكَعُوا
وَاسْجُدُوا
وَاعْبُدُوا
رَبَّكُمْ
وَافْعَلُوا
الْخَيْرَ
لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu
dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.”
8. QS.
Al-Furqan: 60
وَإِذَا
قِيلَ
لَهُمُ
اسْجُدُوا
لِلرَّحْمَنِ
قَالُوا
وَمَا
الرَّحْمَنُ
أَنَسْجُدُ
لِمَا
تَأْمُرُنَا
وَزَادَهُمْ
نُفُورًا
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Sujudlah kamu sekalian kepada Yang Maha
Penyayang”, mereka menjawab: “Siapakah yang Maha Penyayang itu? Apakah kami
akan sujud kepada Tuhan Yang kamu perintahkan kami (bersujud kepada-Nya)?”, dan
(perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman).”
9. QS. An-Naml:
25
أَلا
يَسْجُدُوا
لِلَّهِ
الَّذِي
يُخْرِجُ
الْخَبْءَ
فِي
السَّمَاوَاتِ
وَالأرْضِ
وَيَعْلَمُ
مَا
تُخْفُونَ
وَمَا
تُعْلِنُونَ
“Agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di
langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang
kamu nyatakan.”
10. QS.
As-Sajdah: 15
إِنَّمَا
يُؤْمِنُ
بِآيَاتِنَا
الَّذِينَ
إِذَا
ذُكِّرُوا
بِهَا
خَرُّوا
سُجَّدًا
وَسَبَّحُوا
بِحَمْدِ
رَبِّهِمْ
وَهُمْ
لا
يَسْتَكْبِرُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, adalah
orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (Kami), mereka
menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya, sedang mereka tidak
menyombongkan diri.”
11. QS. Shad: 24
قَالَ
لَقَدْ
ظَلَمَكَ
بِسُؤَالِ
نَعْجَتِكَ
إِلَى
نِعَاجِهِ
وَإِنَّ
كَثِيرًا
مِنَ
الْخُلَطَاءِ
لَيَبْغِي
بَعْضُهُمْ
عَلَى
بَعْضٍ
إِلا
الَّذِينَ
آمَنُوا
وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ
وَقَلِيلٌ
مَا
هُمْ
وَظَنَّ
دَاوُدُ
أَنَّمَا
فَتَنَّاهُ
فَاسْتَغْفَرَ
رَبَّهُ
وَخَرَّ
رَاكِعًا
وَأَنَابَ
“Daud berkata: “Sesungguhnya dia telah berbuat lalim kepadamu dengan meminta
kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan
dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat lalim kepada
sebahagian yang lain, kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal
yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini”. Dan Daud mengetahui bahwa Kami
mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan
bertobat.”
12. QS.
Fushshilat: 37
وَمِنْ
آيَاتِهِ
اللَّيْلُ
وَالنَّهَارُ
وَالشَّمْسُ
وَالْقَمَرُ
لا
تَسْجُدُوا
لِلشَّمْسِ
وَلا
لِلْقَمَرِ
وَاسْجُدُوا
لِلَّهِ
الَّذِي
خَلَقَهُنَّ
إِنْ
كُنْتُمْ
إِيَّاهُ
تَعْبُدُونَ
“Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan
bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan,
tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya
saja menyembah.”
13. QS. An-Najm:
62
فَاسْجُدُوا
لِلَّهِ
وَاعْبُدُوا
“Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia).”
14. QS.
Al-Insyiqaq: 21
وَإِذَا
قُرِئَ
عَلَيْهِمُ
الْقُرْآنُ
لا
يَسْجُدُونَ
“Dan apabila Al Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud,”
15. QS.
Al-‘Alaq: 19
كَلا
لا
تُطِعْهُ
وَاسْجُدْ
وَاقْتَرِبْ
“Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan
dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan),” Wallahu a’lam bish-Shawab
Sumber : http://abuolifa.wordpress.com/2013/07/12/mengenal-sujud-tilawah/
Posting Komentar
Posting Komentar