Bismillaahir
rahmaanir rahiim
Assalamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Al-Qur'an merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW
untuk menjadi petunjuk bagi umatnya. Kitab suci Al-Qur'an yang juga menjadi
mukjizat bagi Rasulullah SAW ini sekaligus merupakan sumber hukum Islam yang
pertama. Karenanya sangat tepat jika harakah Islam menjadikan Al-Qur'an
Dusturuna sebagai slogan yang diimplementasikan dalam kehidupan berjamaah dan
berharakah.
Salah satu bentuk interaksi yang wajib dilakukan oleh umat Islam terhadap
Al-Qur'an adalah membacanya, tilawah Al-Qur'an. Bahkan dalam sebuah hadits
diungkapkan bagaimana kebiasaan yang dianjurkan Rasulullah dalam membaca
Al-Qur'an; yakni khatam Al-Qur'an tidak lebih dari satu bulan dan tidak kurang
dari tiga hari. Dalam membaca Al-Qur'an, ada adab-adab tilawah yang harus diperhatikan
dan dilakukan oleh kaum muslimin sebagai berikut :
Suci Badan
Suci Badan
Diantara adab tilawah adalah suci badan. Al-Qur'an merupakan firman Allah SWT;
wahyu yang dimuliakan. Maka sangat tidak tepat jika kita tilawah Al-Qur'an
sementara badan kita dalam kondisi kotor, apalagi terkena najis.
Wudhu
Wudhu
Adab tilawah Al-Qur'an yang kedua adalah wudhu. Hendaknya kita mengambil air
wudhu terlebih dahulu sebelum tilawah Al-Qur'an, karena pada saat kita tilawah
kita menyentuh mushaf Al-Qur'an Al-Karim. Hendaknya kita sadari bahwa Al-Qur'an
ini tidak sama dengan buku-buku, majalah atau koran yang seenaknya kita
perlakukan.
Diantara dalil yang sering dipakai dalam adab ini adalah firman Allah SWT:
Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan (QS. Al-Waqi'ah : 77)
Tetapi membawa ayat itu dalam konteks wudhu sebelum tilawah adalah pengambilan
dalil yang kurang tepat, sebab yang dimaksud dengan orang-orang yang disucikan
dalam ayat di atas adalah para malaikat, bukan manusia yang memiliki wudhu.
Sebagaimana Al-Qur'an yang dimaksud dalam ayat itu adalah Al-Qur'an yang ada di
lauh mahfudz, bukan mushaf Al-Qur'an yang kita pegang saat tilawah.
Dalil yang tepat dalam adab ini adalah hadits yang dibawakan Dr. Yusuf Qardhawi
dalam buku Berinteraksi dengan Al-Qur'an: Al-Qur'an
tidak boleh disentuh kecuali oleh orang-orang yang sudah suci. (HR. An-Nasai,
Daruquthni, Baihaqi)
Bersih Tempat
Termasuk bagian dari adab tilawah adalah tempat yang bersih/tepat. Tidak boleh bagi kita membaca Al-Qur'an di tempat-tempat yang tidak pantas, seperti tempat pembuangan sampah. Dan larangan yang lebih besar membawa mushaf atau membaca Al-Qur'an di WC.
Khusyu'
Adab tilawah berikutnya adalah khusyu'. Yakni menghadirkan hati (qolbu tetap diupayakan selalu mengingat Allah SWT.) saat membaca ayat-ayat Allah SWT. Jika kita membaca surat dari orang yang kita cintai saja demikian penuh perhatian dan tidak melewatkan satu kata pun, meresapi maknanya, dan jiwa terbawa karenanya, maka Al-Qur'an seharusnya lebih dari itu bagi jiwa kita saat membacanya. Demikian pula, jika kita membaca surat dari pemimpin atau atasan kita kita begitu perhatian dan konsentrasi sehingga paham betul apa isi surat itu, tilawah Al-Qur'an seharusnya lebih berkualitas dari itu. Bukankah ini adalah firman Allah SWT, dzat yang telah menciptakan kita? Bukankah ini adalah petunjuk hidup kita? Menghadirkan hati dan merasa bahwa ayat-ayat itu ditujukan secara khusus buat kita adalah jalan mencapai khusyu'.
Bersih Tempat
Termasuk bagian dari adab tilawah adalah tempat yang bersih/tepat. Tidak boleh bagi kita membaca Al-Qur'an di tempat-tempat yang tidak pantas, seperti tempat pembuangan sampah. Dan larangan yang lebih besar membawa mushaf atau membaca Al-Qur'an di WC.
Khusyu'
Adab tilawah berikutnya adalah khusyu'. Yakni menghadirkan hati (qolbu tetap diupayakan selalu mengingat Allah SWT.) saat membaca ayat-ayat Allah SWT. Jika kita membaca surat dari orang yang kita cintai saja demikian penuh perhatian dan tidak melewatkan satu kata pun, meresapi maknanya, dan jiwa terbawa karenanya, maka Al-Qur'an seharusnya lebih dari itu bagi jiwa kita saat membacanya. Demikian pula, jika kita membaca surat dari pemimpin atau atasan kita kita begitu perhatian dan konsentrasi sehingga paham betul apa isi surat itu, tilawah Al-Qur'an seharusnya lebih berkualitas dari itu. Bukankah ini adalah firman Allah SWT, dzat yang telah menciptakan kita? Bukankah ini adalah petunjuk hidup kita? Menghadirkan hati dan merasa bahwa ayat-ayat itu ditujukan secara khusus buat kita adalah jalan mencapai khusyu'.
Nabi SAW ditanya: "Siapa yang paling bagus suaranya dengan
Al-Qur'an?" Beliau bersabda: "Orang yang apabila kalian mendengar ia
membaca Al-Qur'an, kalian lihat ia takut kepada Allah Azza Wa Jalla" (HR.
Thabrani, hadits semakna diriwayatkan pula oleh Abu Dawud dan Ibnu Abi Syaibah)
Diantara indikasi khusyu' adalah menangis saat membaca Al-Qur'an, terlebih
ketika menjumpai ayat-ayat adzab. Karenanya kita tidak saja dianjurkan
menangis, bahkan bagi yang tidak mampu menangis supaya berusaha menangis;
tangis-tangiskanlah. (Jika sedang sendirian dan di tempat yang sesuai, jangan
sampai ingin meraih khusyu’ namun riya’ yang didapat, red).
Bacalah Al-Qur'an dan menangislah, jika kalian tidak dapat menangis, maka
tangis-tangiskanlah (berusahalah untuk menangis). (HR. Abu Iwanah, Hadits
semakna diriwayatkan oleh Hakim dan Ibnu Majah)
Tenang dan Tenteram
Diantara adab membaca Al-Qur'an adalah tenang dan tenteram. Sebaliknya, tidak dibenarkan membaca Al-Qur'an dengan tergesa-gesa, gugup, atau merasa dikejar setoran. Bukankah membaca Al-Qur'an merupakan dzikir dan dengan dzikir hati kita akan tenang?
Tenang dan Tenteram
Diantara adab membaca Al-Qur'an adalah tenang dan tenteram. Sebaliknya, tidak dibenarkan membaca Al-Qur'an dengan tergesa-gesa, gugup, atau merasa dikejar setoran. Bukankah membaca Al-Qur'an merupakan dzikir dan dengan dzikir hati kita akan tenang?
Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
(QS.
Ar-Ra'du : 28)
Lebih jauh lagi Allah SWT menghubungkan antara khusyu' dalam adab tilawah
sebelumnya dengan ketenangan dan keterteraman dalam adab tilawah kali ini dalam
firman-Nya:
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa
(mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang
yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di
waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki
siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak
ada baginya seorang pemimpinpun. (QS. Az-Zumar : 23)
Bersiwak Sebelum Mulai
Hendaknya kita bersiwak terlebih dahulu sebelum tilawah Al-Qur'an. Dengan begitu, bau mulut kita menjadi harum saat melantunkan ayat-ayat Ilahi. Sebaliknya, tidak sepantasnya kita tilawah sementara mulut kita bau tidak sedap, apalagi bau jengkol yang tidak disukai oleh Rasulullah SAW.
Ta'awudz di Permulaan
Diantara adab tilawah adalah membaca ta'awudz di awal tilawah. Sebagaimana firman Allah SWT:
Bersiwak Sebelum Mulai
Hendaknya kita bersiwak terlebih dahulu sebelum tilawah Al-Qur'an. Dengan begitu, bau mulut kita menjadi harum saat melantunkan ayat-ayat Ilahi. Sebaliknya, tidak sepantasnya kita tilawah sementara mulut kita bau tidak sedap, apalagi bau jengkol yang tidak disukai oleh Rasulullah SAW.
Ta'awudz di Permulaan
Diantara adab tilawah adalah membaca ta'awudz di awal tilawah. Sebagaimana firman Allah SWT:
Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah
dari syaitan yang terkutuk. (QS. An-Nahl : 98)
Basmalah di Setiap Awal Surat
Di setiap awal surat, hendaknya membaca basmalah. Pada semua mushaf sudah tercantum basmalah di awal setiap surat untuk memudahkan melaksanakan adab tilawah ini. Hanya ada satu surat yang dikecualikan yakni Surat At-Taubah atau Surat Bara'ah. Tidak boleh mendahului dengan basmalah, tetapi cukup dengan ta'awudz.
Tartil
Diantara adab yang sangat penting dalam tilawah adalah tartil. Yaitu membaca Al-Qur'an secara perlahan dan sesuai dengan kaidah tajwid.
Allah SWT berfirman :
Basmalah di Setiap Awal Surat
Di setiap awal surat, hendaknya membaca basmalah. Pada semua mushaf sudah tercantum basmalah di awal setiap surat untuk memudahkan melaksanakan adab tilawah ini. Hanya ada satu surat yang dikecualikan yakni Surat At-Taubah atau Surat Bara'ah. Tidak boleh mendahului dengan basmalah, tetapi cukup dengan ta'awudz.
Tartil
Diantara adab yang sangat penting dalam tilawah adalah tartil. Yaitu membaca Al-Qur'an secara perlahan dan sesuai dengan kaidah tajwid.
Allah SWT berfirman :
Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan (QS. Al-Muzammil : 4)
Umumnya, sikap orang yang membaca Al-Qur'an terhadap adab ini ada empat:
Pertama, mampu tapi tidak mau. Yaitu mereka yang sebenarnya bisa membaca
tartil, juga menguasai tajwid, tapi tidak menggunakannya. Entah karena alasan
buru-buru mengejar "setoran buku putih" atau karena salah paham dalam
memahami pahala membaca Al-Qur'an ditentukan oleh kuantitas bacaan, atau karena
"ditarget" oleh lingkungan seperti orang-orang khataman Qur'an.
Kedua, mau tapi tidak mampu. Mereka sudah berusaha belajar tajwid dengan
sungguh-sungguh. Mereka bahkan ikut dalam program tahsin, diantaranya. Tetapi
masih saja belum mampu untuk tilawah dengan tartil sesuai tajwid. Jika golongan
ini memang sudah berusaha belajar dan tetap semangat tilawah Al-Qur'an, maka
Rasulullah memiliki kabar gembira buat mereka :
Orang yang membaca Al-Qur'an dan mahir, maka akan bersama para malaikat,
pesuruh Allah yang mulia. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur'an dengan
terbata-bata dan merasa berat, maka ia akan dapat dua pahala. (HR. Bukhari)
Ketiga, tidak mampu dan tidak mau. Yaitu mereka yang tidak mampu membaca dengan
tartil, tidak mau untuk berusaha belajar, sekaligus tidak memiliki kemauan
untuk membaca Al-Qur'an dengan tartil.
Keempat, mau dan mampu. Maka, beruntunglah golongan yang keempat ini. Merekalah
yang mendapat kabar gembira pertama dalam hadits riwayat bukhari di atas. Dan
seyogyanya, semua kader tarbiyah berupaya menjadi golongan keempat ini.
Masuk juga dalam adab ini adalah melagukan Al-Qur'an. Jadi tartilnya bukan
sekedar membaca sesuai kaidah tajwid, tetapi juga dilagukan dengan indah.
Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak melagukan Al-Qur'an (HR.
Bukhari, Abu Dawud, Ad-Darimi, Ahmad, Ibnu Hibban, Hakim, Baihaqi, Thabrani).
Perindahlah Al-Qur'an dengan suara kalian (HR.
Bukhari, Abu Dawud, An-Nasai, Ibnu Majah, Ad-Darimi, Ahmad, Ibnu Hibban, Hakim)
Sujud bila bertemu Ayat Sajdah
Termasuk adab tilawah adalah bersujud ketika membaca ayat-ayat sajdah. Ayat-ayat sajdah ini ada pada lima belas tempat di dalam Al-Qur'an, yaitu: Al-A'raf : 206, Ar-Ra'du : 105, An-nahl : 50, Al-Isra' : 109, Maryam : 58, Al-Hajj : 18, Al-Hajj : 77, Al-Furqan : 60, An-Naml : 28, As-Sajdah : 15, Shad : 24, Fushilat : 38, An-najm : 62, Al-Insyiqaq : 21, dan Al-Alaq : 19.
Sujud bila bertemu Ayat Sajdah
Termasuk adab tilawah adalah bersujud ketika membaca ayat-ayat sajdah. Ayat-ayat sajdah ini ada pada lima belas tempat di dalam Al-Qur'an, yaitu: Al-A'raf : 206, Ar-Ra'du : 105, An-nahl : 50, Al-Isra' : 109, Maryam : 58, Al-Hajj : 18, Al-Hajj : 77, Al-Furqan : 60, An-Naml : 28, As-Sajdah : 15, Shad : 24, Fushilat : 38, An-najm : 62, Al-Insyiqaq : 21, dan Al-Alaq : 19.
Ketika kita bersujud tilawah, Syaitan menangis dan menyadari tempat kembalinya
di neraka, sekaligus iri karena orang yang bersujud tilawah ini berhak
mendapatkan surga.
Ketika Anak Adam membaca ayat-ayat sajdah lalu bersujud, syaitan menangis
sambil mengatakan: "Celakalah aku, anak Adam diperintah bersujud maka
mereka bersujud dan memperoleh surga, sementara aku diperintah bersujud, lalu
aku mendurhakai, maka aku mendapatkan neraka". (HR. Muslim)
Tadabbur
Termasuk adab tilawah juga adalah tadabbur. Yakni memikirkan ayat yang dibaca, berusaha secara sistematis untuk memahami Al Qur’an, sehingga dapat melakukan petunjuk Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Tadabbur
Termasuk adab tilawah juga adalah tadabbur. Yakni memikirkan ayat yang dibaca, berusaha secara sistematis untuk memahami Al Qur’an, sehingga dapat melakukan petunjuk Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Rasulullah SAW pernah menangis di waktu Shubuh. Ketika ditanya oleh sahabat,
beliau menjawab bahwa semalam turun ayat : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (QS. Ali Imran : 190)
Beliau mentadabburi ayat ini hingga menangis semalaman.
Diantara buah dari tadabur adalah bertambahnya keimanan orang yang tilawah
Al-Qur'an. Allah SWT berfirman : Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman
mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.(QS.
Al-Anfal : 2)
Demikian adab-adab tilawah Al-Qur'an. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan hidayah dan taufiq dari Allah SWT untuk mengamalkan adab-adab ini. Wallaahu a'lam bish shawab.
Sumber: Fanpage Facebook Majelis Ta’lim Online
Demikian adab-adab tilawah Al-Qur'an. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan hidayah dan taufiq dari Allah SWT untuk mengamalkan adab-adab ini. Wallaahu a'lam bish shawab.
Sumber: Fanpage Facebook Majelis Ta’lim Online
Posting Komentar
Posting Komentar