Menu

TQN PP.Suryalaya

 

Alloh berfirman :
قل انّماحرّم ربّي الفواحش ما ظهر وما بطن
“Katakanlah Tuhanku mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang tampak ataupun yang tersembunyi”. (QS Al-A’raf 33)
RasuluLlah SAWW bersabda :
ما احد اغير من الله تعالى ومن غيرته حرّمالفواحش ما ظهر منها وما بطن
“Tiadalah seseorang yang lebih cemburu dari Alloh. Termasuk kecemburuannya adalah mengharamkan perbuatan yang keji baik yang tampak maupun yang tersembunyi”.
Sabda Beliau yang lain :
انّ الله يُغار وإنّ المؤمنين يغار وغيرة الله تعالى أنيأتي العبد المؤمن ما حرّم الله تعالى عليه
“sesungguhnya Alloh cemburu dan orang mukmin cemburu. Kecemburuan Alloh adalah jika seorang hamba yang beriman melakukan perbuatan yang diharamkan Alloh Ta’ala”.
Ustadz Syaikh Abu Ali Ad-Daqaq berkata, “Cemburu adalah kebencian terhadap keikut sertaan orang lain”. Jika Alloh telah cemburu artinya Alloh tidak rela keikut sertaan selain-Nya yang berhak ditaati hamba-Nya. 
Diceritakan dari Syaikh Sariy As-Saqthi ra.bahwa pernah dibacakan sebuah ayat di hadapannya :
وإذا قرأت القرآن جعلنا بينك وبين الذين لا يؤمنون بألاخرت حجابا مستوراً
“Dan apabila kamu membaca Al-Qur’an, niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup”. (QS Al-Isra 45)
Lalu Berkata Syaikh Sarry As-Saqthi ra. kepada sahabat-sahabatnya, “Tahukah kamu apa yang  dimaksud dengan dinding itu ?” Dinding penutup adalah cemburu. Tiada seorangpun yang lebih cemburu daripada Alloh”. Adapun yang dimaksud Sariy dalam ucapannya, “dinding penutup ini adalah cemburu”, adalah Alloh tidak menjadikan orang-orang kafir mengetahui kebenaran agama”.
Ustadz Abu Ali Ad-Daqaq berkata, “sesungguhnya orang-orang yang malas beribadah adalah mereka yang mengikat kebenaran di bawah kaki mereka seperti orang yang hina, sehingga mereka lebih suka menjauh dari Alloh dan Alloh menjadikan mereka menunda-nunda ibadahnya. Mereka menjadi terlambat dalam hal ini mereka seolah-olah mengatakan :
Aku adalah orang yang jatuh cinta
Pada orang yang aku cintai
Akan tetapi keburukan menghalangiku
Dari memandang orang yang saya cintai
Dalam hal ini mereka juga mengatakan,”Bagi orang sakit yang tidak dikunjungi bagaikan orang yang mengininkan akan tetapi tidak terbalaskan keinginannya”.

Al-Abbas Al-Zauzani berkata,”Saya memiliki suatu awal kebaikan. Saya tahu berapa jarak yang akan saya tempuh untuk mencapai tujuan keselamatan yang saya inginkan. Disuatu malam saya melihat dalam mimpi melihat saya tergelincir dari lereng yang tinggi, lalu saya ingin sekali sampai ke puncak. Saya sangat sedih sekali, kemudian saya terbangun. Saya mendengar seseorang berkata, “Wahai Abbas, Alloh belum menghendakimu sampai kepada sesuatu yang kamu ingini, namun Alloh membuka Al-Hikmah dari lisanmu”. Kata Al-Abbas “Lalu di pagi harinya saya diilhami beberapa kalimat Al-Hikmah”.

Ustadz Abu Ali Ad-Daqaq berkata, “Seorang Syaikh memiliki kondisi dan waktu tesendiri bersama Alloh sehingga ia tidak tampak seaat di tengah-tengah orang fakir, kemudian setelah itu ia tampak tidak seperti pada waktu itu”. Hal itu ditanyakan kemudian dijawab, “Ah, sesungguhnya tabir telah menutupinya”.
Ustadz Abu Ali jika di tengah-tengah majlisnya terjadi sesuatu yang mengganggu hati para jama’ah, ia mengatakan, “Ini adalah termasuk kecemburuan Alloh, Dia menginginkkan cerahnya waktu ini tidak dilalui bersama mereka”.
Dia ingin mendatangi kita
Sehingga ketika melihat suatu cermin kecantikan wajahnya
Meka dia menghalanginya untuk mendatanginya
Sebagian ulama shufi ditanya, “Apakah kamu ingin melihatnya ?”
“Tidak”.
Kenapa?”
Saya mensucikan kecantikan itu dari pandangan orang sepertiku”
Sesungguhnya saya hasud
Terhadap kedua pandangan mataku terhadapmu
Sehingga kupejamkan mataku
Jika aku melihatmu
Saya melihatmu berlenggang penuh keindahan
Yang membuatku tertarik
Sehingga saya cemburu kepdamu

Karena keindahanmu

Bersambung ke bagian II

Sumber: manakib.wordpress.com

Posting Komentar

 
Top