Menu

TQN PP.Suryalaya

 


Diriwayatkan dari Syaikh Sariy As-Shaqthi ra. yang menceritakan : Saya pernah mencari seorang teman. Daerah-daerah yang saya duga menjadi tempat tinggalnya saya datangi, sampai akhirnya saya tiba dan melewati daerah berbukitan. Tiba-tiba saya dikejutkan oleh sekelompok orang yang terkena penyakit parah. Diantara mereka ada yang buta, ada pula yang menderita penyakit yang menyengsarakan. Saya Tanya kepada seseorang tentang keadaan mereka.
“Di tempat ini setahun sekali dilewati oleh seorang laki-laki aneh yang mendoakan orang-orang sakit yang meminta doanya, dan ternyata mereka sembuh”. Jawab mereka. Kemudian dengan sabar saya ikut menanti kedatangannya bersama mereka. Waktupun berjalan dan waktu yang saya tunggu pun tiba, ia mendekati orang-orang yang memohon berkah doanya, lalu mendoakan dan mereka sembuh. Tanpa berkata berkata apa-apa lelaki aneh itu melanjutkan perjalanannya. Saya memandangnya sejenak lalu mengikuti jejaknya. Setelah agak jauh, saya menyapanya, “Tuan saya mempunyai penyakit batin, apa obatnya ?”.
“Wahai Sariy, tinggalkanlah saya. Sesunguhnya Dia sangat pencemburu. Dia tidak mau melihatmu cenderung kepada selain-Nya sehingga Dia berpaling darimu.” Laki-laki aneh itu meninggalkan pesan kemudian pergi.

Syaikh Abu Ali Ad-Daqaq berkata, “Diantara kecemburuan-Nya terlihat ketka orang-orang berzikir kepada-Nya dengan hati yang lengah, maka Dia tidak mempedulikan mereka”.
Syaikh Abu Ali Ad-Daqaq  Ra. berkata, “ketika seorang Baduwi masuk masjid RasuluLloh SAWW dan kencing di dalamnya, para sahabat marah dan mengusirnya. Mereka merasa malu dan tidak bisa menerima perbuatannya. Demikian juga seorang hamba yang tahu keagungan Tuhannya. Dia merasa sulit mendengarkan zikir orang yang lengah dan beribadah dengan tidak menjaga kesopanan”.

Al-Kisah ketika Dalf Asy-Syibli ditinggal mati puteranya yang bernama Abul Hasan, isterinya gelisah dan memotong-motong rambutnya. Sementara Asy-Syibli masuk kamar mandi dan melumuri jenggotnya dengan sabun yang hendak dicukurnya. Setiap orang yang datang hendak berta’ziyah menanyakanya, “Apa yang kamu lakukan, wahai Abu Bakar ?”
“Ikut berduka cita bersama isteriku”. Jawabnya.
“Jelaskan kepada kami wahai Abu Bakar, mengapa seperti itu yang kamu lakukan ?”
“Saya tahu mereka mengucapkan bela sungkawa kepadaku dengan hati (qalbu) yang lengah. Mereka mengatakan, ‘semoga Alloh memberimu pahala’ maka saya menebus kelengahan zikir mereka dengan jenggotku.” Jawab Asy-Syibli.

Ahmad An-Nuri seoarng sufi pengembara ketika sedang dalam perjalanannya dia mendengar suara azan, lalu menjawabnya dengan jawaban lain, “Tusukan dan racun kematian.” Selang beberapa detik dia mendengar lolongan suara anjing, lalu menjawab, “Baik, semoga engkau berbahagia”. Orang yang mendengarnya memprotes,” Sesungguhnya hal ini sama dengan meninggalkan agama karena mengatakan tusukan dan racun kematian untuk jawaban suara azan dan menyambut lolongan anjing dengan jawaban yang baik.” Dia menjawab, “Karena suaranya bagaikan kepala orang yang berzikir kepada Alloh dengan hati (qalbu) yang lengah. Sedangkan tentang anjing itu Alloh berfirman :
وإنّ من شئء إلا يسبح بحمده
Dan tidak satupun makhluk melainkan bertasbih dengan memuji-Nya (QS Al-Isra 44)
Dalf Asy Syibli pernah berazan. Ketika sampai pada kalimat syahadatain ia berkata, “Kalau bukan karena Engkau memerintahkan saya, pasti saya tidak ingat selain-Mu”.

Al-Kisah seseorang mengucapkan “Maha besar Alloh” lalu ditimpali seorang ulama sufi, “Saya suka jika kamu membersihkan zikirmu ini”. (Karena orang tersebut berdzikir lisannya namun hati (qalbunya) lengah.

Abul Hasan Al-Khazfani mengatakan, Tiada Tuhan selain Alloh dari dalam hati :  Muhammad utusan Alloh, dari telinga. Barang siapa melihat dari lahir kata ini, pasti dia akan mengira bahwa ucapan ini meremehkan syariat dan tidak mengingat bahaya kecemburuan Alloh. Karena kekuasaan Alloh mengecilkan yang lain-Nya”

Wallohua'lam...

Sumber:  manakib.wordpress.com


Posting Komentar

 
Top