Sambungan dari bagian I~
Menurut Ruwaim, yang dimaksud sabar adalah
meninggalkan keluhan. Menurut Dzunun Al-Mishri yang dimaksud sabar adalah
memohon pertolongan kepada Allah SWT.
Sya’ir :
Saya akan bersabar agar Engkau rela
Saya lenyapkan rasa keluh kesah
Agar Engkau juga rela
Saya merasa cukup
Apabila sabarku
Telah melenyapkan diriku.
Menurut abduLlah bin Khafif sabar terbagi menjadi tiga yaitu orang yang
menerima sabar, orang yang sabar, orang yang sangat sabar. Menurut Ali bin Abi
Thalib, sabar ibarat binatang kendaraan yang tidak pernah jatuh tersungkur.
Ali bin AbdiLlah Al-Bashri mengatakan bahwa seorang laki-laki berhenti di depan
As-Syibli seraya bertanya, “Sabar yang bagaimana yang lebih kuat atas
orang-orang yang sabar?’
“Sabar di dalam Allah SWT”.
“Bukan”.
“Sabar untuk Allah SWT”
“Bukan”.
“Jadi sabar yang bagaimana” As-Sybli balik bertanya.
“Sabar menghindarkan diri dari Allah SWT”. Setelah itu As-Syibli berteriak yang
menyebabkan ruh-nya hampir saja lenyap. Menurut Abu Muhammad Ahmad Al-Jariri
yang dimaksud sabar adalah tidak memisahkan antara kenikmatan dan ujian dengan
pemikiran yang tenang, sedangkan yang dimaksud penerimaan sabar adalah tenang
menghadapi cobaan dengan mendapatkan beratnya ujian. Sebagian ulama mengatakan
:
saya bersabar
tetapi saya belum mengetahui
keinginan-Mu atas sabarku
saya sembunyikan dari-mu
apa-apa yang terkait denganku
dari tempat sabar
karena hati nuraniku takut
mengeluh pada kerinduanku
terhadap air mataku secara rahasia
sehingga ia tetap mengalir, dan sayapun tidak mengetahui.
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.
Yang dimaksud firman Allah SWT, Ishbiruu washabiruu warabithuu,
Sabarlah, dan sabarkanlah, dan berjagalah kamu sekalian”. (Ali Imran 200).
Sebagian berpendapat bahwa yang dimaksud ayat ini adalah sabarlah dengan diri
kamu sekalian untuk ta’at kepada Allah SWT, sabarlah dengan hati kalian untuk
menerima cobaan-Nya, dan sabarlah dengan tabir rahasia hati kalian untuk rindu
kepada-Nya. Sedangkan menurut sebagian ulama yang lain yang dimaksud ayat itu
adalah sabarlah kalian karena Allah SWT, sabarlah kalian dengan-Nya, dan
bersabarlah kalian bersama-Nya.
Menurut satu pendapat, Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Dawud AS, “Ber
budi pekertilah dengan budi pekerti-Ku, sesungguhnya sebagian dari budi
pekerti-Ku adalah sangat sabar”. Dalam ungkapan lain disebutkan, telanlah
kesabaran. Apabila Allah SWT mematikanmu maka Dia akan mematikanmu dengan mati
syahid. Apabila Allah SWT menghidupkanmu maka Dia akan menghidupkanmu dengan
kemuliaan.
Menurut sebagian ulama, sabar karena Allah SWT adalah suatu kelelahan, sabar
dengan Allah SWT adalah ketetapan, sabar di hadapan Allah SWT adalah cobaan,
sabar bersama Allah SWT adalah pemenuhan, dan sabar menghindar dari Allah SWT
adalah kehanyutan.
Sya’ir :
Sabar menghindarkan diri dari-Mu
Akan mengabkibatkan tercela
Sedangkan sabar dalam segala hal
Akibatnya terpuji
Bagaimana sabar dari orang yang tinggal di sampingku
Dengan menempati yang kanan dari pada yang sebelah kiri
Apabila orang yang bersendau gurau
Dengan segala sesuatu
Maka saya telah melihat kecintaan
Yang bersendau gurau dengan orang lain
Menurut sebagian yang lain, sabar mencari adalah tanda keberhasilan, sedangkan
sabar menerima ujian adalah tanda kebahagiaan. Menurut yang lain, yang dimaksud
menyabarkan diri adalah sabar di atas sabar sehingga dapat mencakup sabar di
dalam sabar dan melemahkan sabar dari sabar sebagaimana diungkapkan dalam
sya’ir :
Orang yang sabar di dalam sabar
Akan dimintai pertolongan
Oleh orang yang sangat sabar
Sehingga orang yang cinta
Menyebutnya dengan sebutan sabarnya sabar
Bersambung ke bagian III
Sumber: manakib.wordpres.com
Posting Komentar
Posting Komentar