Menu

TQN PP.Suryalaya

 

Sutiyoso: Erick Thohir 'Menantang' Insan Sepakbola Indonesia
JAKARTA -- Mantan gubernur DKI Jakarta Sutiyoso ikut angkat bicara mengenai pembelian saham mayoritas Inter Milan oleh konsorsium pengusaha asal Indonesia yang dimotori Erick Thohir. Menurut Sutiyoso, ini menjadi tantangan bagi pesepak bola Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya.

Status Erick sebagai pemiik Inter akan membuka jalan bagi talenta-talenta sepak bola Tanah Air merumput di Eropa. “Akan tetapi, apakah para pemain Indonesia sudah cukup mumpuni untuk dapat bersaing dengan para pemain-pemain Eropa? Ini tantangan besar buat para pemain kita dan seluruh insan sepak bola Indonesia. Kita harus bisa memanfaatkan peluang dan menjawab tantangan ini,” kata pria yang biasa disapa Bang Yos ini kepada Republika, beberapa waktu lalu.

Ia menilai, tantangan mendasar yang harus dijawab adalah bagaimana para pesepak bola Indonesia mampu meningkatkan postur tubuh, bukan hanya teknik bermain. Ini penting agar mereka dapat bersaing dengan para pemain Eropa yang memiliki postur tubuh lebih tinggi dan besar.

Ia menilai, Indonesia memerlukan sistem pembinaan secara integral yang baik dan benar. Pembinaan jangan semata untuk mengasah kemampuan teknik bermain, tetapi juga memperhatikan postur tubuh. "Para pembina mulai dari level bawah, yakni Sekolah Sepak Bola (SSB), harus menerapkan program-program untuk meningkatkan postur tubuh. Misalnya, dengan memperhatikan asupan gizi kepada pemain," ujar pria yang pernah menjadi pembina klub Persija Jakarta ini.

Pria yang juga pernah menjabat sebagai ketua PB Perbasi dan PB PBSI ini menyadari bahwa tak semua pesepak bola andal di Eropa memiliki postur tubuh ideal. Contohnya adalah pemain Barcelona Lionel Messi. Meskipun hanya bertinggi 170 cm, Messi sudah tiga kali terpilih sebagai pemain terbaik dunia Ballon d'Or. Ia menilai, kasus Messi berbeda. Selain fokus mengembangkan kariernya sejak dini, Messi dianugerahi bakat luar biasa. “Secara umum, tinggi pesepak bola Eropa minimal 180 cm," lanjut dia.

Guardian dalam artikelnya pada 2011 pernah memuat tulisan terkait postur tubuh pemain di Eropa. Merujuk pada data yang dibuat sebuah badan penelitan bernama Professional Football Players Observatory (PFPO), tinggi rata-rata pesepak bola di Eropa adalah 181,96 cm. Tren tingi badan rata-rata pun terus meningkat 0,28 cm setiap tahunnya.

Berdasarkan analisis Guardian, hal tersebut karena faktor fisik terus diperhatikan oleh setiap klub. Mereka pun menganggap bahwa beberapa pemain dengan postur pas-pasan,  seperti Messi, Iniesta, Sneijder, Nasri, dan Luca Modric adalah pemain-pemain berbakat yang cepat atau lambat akan segera tersingkir pemain-pemain raksasa.

Erick sudah menyatakan bahwa ia siap membuka pintu bagi para pemain Indonesia untuk ke Inter Milan. Asalkan pemain tersebut mampu bersaing dalam segala hal.

Sutiyoso percaya dengan janji Erick yang sebelumnya sudah memberikan kesempatan bagi pemain Indonesia Syamsir Alam merumput bersama klub DC United, klub yang dibeli Erick sebelum Inter Milan. Sayang, Alam gagal bersaing. Salah satu alasannya karena postur tubuh Alam belum memadai untuk bersaing dengan para pemain di MLS. 

Keberhasilan Erick menguasai Inter Milan juga mendapat apresiasi dari Ketua Umum PSSI Djohar Arifin. Bagi Djohar, hal tersebut dapat membuat sepak bola Indonesia semakin dikenal di mata dunia. "Akan mendatangkan efek sangat positif buat kita.  Terima kasih kepada Erick yang sudah berani menguasai Inter Milan," kata Djohar.

Djohar berharap, Erick tidak hanya mengedepankan sisi bisnis setelah berhasil membeli saham mayoritas Inter. Terlebih dari itu, Erick diharapkan dapat bersumbangsih memajukan sepak bola Indonesia. 


Posting Komentar

 
Top