(Syeikh Jalaluddin Ar-Rumi) |
”AKU DI SINI” |
Suatu malam seorang berseru ”Allah!” berulang-kali
hingga bibirnya menjadi manis oleh puji-pujian bagi-Nya.
Setan berkata, ”Hai kau yang banyak berkata-kata,
mana jawaban ’Aku di sini’ (labbayka) atas semua seruan ’Allah’ ini?
Tak satu pun jawaban yang datang dari ’Arsy: berapa lama kau akan berkata ’Allah’ dengan wajah suram?
Ia pun patah hati dan berbaring tidur: dalam mimpi dia melihat Nabi Khidir di antara dedaunan,
Yang berkata, ”Dengar, engkau telah berhenti memuji Tuhan:
mengapa engkau sesali zikirmu kepada-Nya?”
Dia menjawab, ”Karena tak datang jawaban ’Aku di sini’: aku takut diriku dijauhi dari Pintu-Nya.”
Nabi Khidir menyahut, ”Justru sebaliknya; Tuhan berfirman: Sesungguhnya ’Allah’ dalam zikirmu adalah ”Aku di sini’-Ku, dan sesungguhnya permohonan dan duka
Dan semangatmu adalah utusan-Ku kepadamu. Ketakutan dan cintamu adalah jerat untuk menangkap Karunia-Ku:
Di balik setiap ’O Tuhan’-Mu selalu ada ”Aku di sini’ dari-Ku.”
Syeikh Jalaluddin Rumi, Masnawi III, 189
=============
CINTA DAN TAKUT
Sang sufi bermi'raj ke 'Arsy dalam sekejap; sang Zahid membutuhkan waktu sebulan untuk sehari perjalanan.
Meskipun, bagi sang zahid, sehari bernilai besar sekali, namun bagaimana satu harinya bisa sama dengan 'limapuluh ribu tahun'?
Dalam kehidupan sang Sufi, setiap hari berarti limapuluh ribu tahun di dunia ini.
Cinta (mahabbah) dan gairah cinta ('isyq) adalah Sifat Tuhan; takut adalah sifat hamba nafsu dan birahi.
Cinta memiliki lima ratus sayap;dan setiap sayap membentang dari atas syurga di langit tertinggi sampai di bawah bumi.
Sang zahid yang ketakutan berlari dengan kaki; para pecinta Tuhan terbang lebih cepat daripada kilat.
Semoga Rahmat Tuhan membebaskanmu dari pengembaraan ini.. Tak ada yang sampai kecuali rajawali yang setialah yang menemukan jalan menuju Sang Raja.
Syeikh Jalaluddin ArRumi (Masnawi V; 2180)
=============
Disebabkan
Ridha-Nya
Jika
saja bukan karena keridhaan-Mu,
Apa
yang dapat dilakukan oleh manusia yang seperti debu ini
dengan
Cinta-Mu?
Letak
Kebenaran
Kebenaran
sepenuhnya bersemayam di dalam hakekat,
Tapi
orang dungu mencarinya di dalam kenampakan.
=============
Rahasia
yang Tak Terungkap
Apapun
yang kau dengar dan katakan (tentang Cinta),
Itu
semua hanyalah kulit.
Sebab,
inti dari Cinta adalah sebuah
rahasia
yang tak terungkapkan.
=============
Pernyataan
Cinta
Bila
tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata,
Kusimpan
kasih-Mu dalam dada.
Bila
kucium harum mawar tanpa cinta-Mu,
Segera
saja bagai duri bakarlah aku.
Meskipun
aku diam tenang bagai ikan,
Tapi
aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan
Kau
yang telah menutup rapat bibirku,
Tariklah
misaiku ke dekat-Mu.
Apakah
maksud-Mu?
Mana
kutahu?
Aku
hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selalu.
Kukunyah
lagi mamahan kepedihan mengenangmu,
Bagai
unta memahah biak makanannya,
Dan
bagai unta yang geram mulutku berbusa.
Meskipun
aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara,
Di
hadirat Kasih aku jelas dan nyata.
Aku
bagai benih di bawah tanah,
Aku
menanti tanda musim semi.
Hingga
tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi,
Dan
tanpa kepalaku sendiri aku dapat membelai kepala lagi.
==============
Hati
Bersih Melihat Tuhan
Setiap
orang melihat Yang Tak Terlihat
dalam
persemayaman hatinya.
Dan
penglihatan itu bergantung pada seberapakah
ia
menggosok hati tersebut.
Bagi
siapa yang menggosoknya hingga kilap,
maka
bentuk-bentuk Yang Tak Terlihat
semakin
nyata baginya.
===============
Kesucian
Hati
Di
manapun, jalan untuk mencapai kesucian hati
ialah
melalui kerendahan hati.
Maka
dia akan sampai pada jawaban “Ya” dalam pertanyaan
Bukankah
Aku Tuhanmu?
Memahami
Makna
Seperti
bentuk dalam sebuah cermin, kuikuti Wajah itu.
Tuhan
menampakkan dan menyembunyikan sifat-sifat-Nya.
Tatkala
Tuhan tertawa, maka akupun tertawa.
Dan
manakala Tuhan gelisah, maka gelisahlah aku.
Maka
katakana tentang Diri-Mu, ya Tuhan.
Agar
segala makna terpahami, sebab mutiara-mutiara
makna
yang telah aku rentangkan di atas kalung pembicaraan
berasal
dari Lautan-Mu.
===============
Tuhan
Hadir dalam Tiap Gerak
Tuhan
berada dimana-mana.
Ia
juga hadir dalam tiap gerak.
Namun
Tuhan tidak bisa ditunjuk dengan ini dan itu.
Sebab
wajah-Nya terpantul dalam keseluruhan ruang.
Walaupun
sebenarnya Tuhan itu mengatasi ruang.
Lihatlah
yang Terdalam
Jangan
kau seperti iblis,
Hanya
melihat air dan lumpur ketika memandang Adam.
Lihatlah
di balik lumpur,
Beratus-ratus
ribu taman yang indah!
===============
Keterasingan
di Dunia
Mengapa
hati begitu terasing dalam dua dunia?
Itu
disebabkan Tuhan Yang Tanpa Ruang,
Kita
lemparkan menjadi terbatasi ruang.
***
(Sumber: Buku "Jalaluddin Rumi, Ajaran dan Pengalaman Sufi, Reynold Nicholson)
Posting Komentar
Posting Komentar