Menu

TQN PP.Suryalaya

 

-Nelson Mandela, Pejuang Tanpa Kenal Lelah, bersabar ketika disakiti, pemaaf  penuh kasih ketika di puncak kekuasaan-
-Nelson Mandela, Pejuang Tanpa Kenal Lelah,
bersabar ketika disakiti, pemaaf  penuh
kasih ketika di puncak kekuasaan-
JOHANNESBURG (07/12/2013): Dunia berduka, mantan Presiden dan pemimpin pembebasan politik rasial Afrika Selatan Nelson Mandela berpulang di kediamannya, Johannesburg, kemarin (06/12/2013), setelah mengalami sakit paru-paru akut.
Presiden Afsel Jacob Zuma mengatakan, Mandela, yang merupakan presiden kulit hitam pertama dan ikon anti-apartheid Afsel ini, dikenang sebagai tokoh yang mampu bangkit dari masa tahanan 27 tahun di penjara dan memimpin Afrika Selatan dalam perang berdarah menuju demokrasi.
"Rakyat Afrika Selatan, Nelson Rohlihla Mandela yang kita cintai, pendiri sistem demokrasi di negara kita telah berpulang hari ini," kata Zuma dalam pidato yang disiarkan di televisi.
"Kita telah kehilangan seorang ayah, walaupun kita tahu hari ini pasti akan terjadi, tetap saja tidak mengurangi rasa kehilangan kita yang mendalam. Perjuangan tanpa lelahnya dalam memeroleh kebebasan mengundang rasa hormat dari seluruh dunia, sementara keramahan, semangat dan rasa kemanusiannya membuat Mandela begitu dicintai," kata Zuma.
Zuma mengatakan Mandela akan dimakamkan dengan upacara kenegaraan, sementara rakyat Afrika Selatan dihimbau memasang bendera setengah tiang sebagai tanda berkabung.
Mandela dibesarkan di wilayah pedesaan di tengah dominasi warga minoritas kulit putih yang memerintah Afsel saat itu, perjuangan yang membuatnya sebagai salah satu tokoh paling disegani pada abad ke-20.
Dia merupakan salah satu tokoh yang pertama kali mengelorakan semangat perlawanan bersenjata terhadap apartheid pada 1960, tetapi kemudian menjalankan upaya rekonsiliasi ketika kelompok minoritas kulit putih mulai kehilangan pengaruhnya 30 tahun kemudian.
Mandela terpilih sebagai presiden secara mutlak selama dua periode yaitu pada 1994 dan 1999. Dia kemudian dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 1993, penghargaan yang dibagi bersama FW de Klrerk, pemimpin Afrika kulit putih yang dibebaskan dari penjara.
Sebagai Presiden, Mandela menghadapi berbagai tugas monumental dalam menyatukan sebuah bangsa yang baru di tengah kondisi ketimpangan rasial yang disisakan era apartheid.
Namun, Mandela tercatat berhasil dengan melakukan berbagai rekonsiliasi ketika menjabat sebagai Presiden.
Langkah penting yang dilakukan Mandela adalah membentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang berfungsi sebagai penyidik berbagai kriminal pada masa apartheid yang dilakukan kedua pihak guna memulihkan luka bangsa yang dipimpinnya.
Hal tersebut kemudian menjadi percontohan bagi beberapa yang juga sempat dilanda konflik sipil.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, berduka atas meninggalnya Nelson Mandela dan menyampaikan "belasungkawanya yang paling dalam" kepada keluarga Mandela serta rakyat Afrika Selata secara keseluruhan.
"Saya sangat sedih oleh meninggalnya Nelson Mandela, atas nama PBB, saya menyampaikan belasungkawa saya yang paling dalam kepada keluarga Nelson Mandel, rakyat Afrika Selatan, dan tentu saja kepada keluarga global kita," kata Ban kepada wartawan di Markas PBB, New York. 

Posting Komentar

 
Top