TANGERANG ~ Sejumlah penggiat
antikorupsi yang terdiri dari Tangerang Public Transparency Watch, Perkumpulan
Masyarakat Untuk Demokrasi dan Indonesian Corruption Watch membangun Sekolah
Anti-Korupsi Tangerang. Koordinator TRUTH Aru Wijayanto di Tangerang,
mengatakan Sekolah Anti-Korupsi Tangerang ini dibangun untuk menguatkan
kapasitas gerakan masyarakat sipil, khususnya pada isu pencegahan, pengawasan,
serta pengungkapan kasus korupsi.
"Nantinya peserta Sekolah Anti Korupsi akan mempelajari materi seperti
tinjauan umum kasus korupsi di Banten, Modus Korupsi di Sektor Pelayanan
Publik, Identifikasi Korupsi Anggaran, Metode Advokasi Korupsi, Model
Investigasi Korupsi, Penyusunan Laporan Korupsi, serta praktek investigasi
korupsi", ujar Aru, Ahad (5/1/2014).
Ia mengatakan, materi yang akan diberikan kepada siswa sekolah anti-korupsi
yakni mengenai metode pembelajaran dengan mengedepankan konsep dialogis.
"Proses belajar-mengajar yang dilakukan di dalam kelas terbagi menjadi
tiga tahapan, yakni ceramah, diskusi, serta simulasi kasus", ujarnya.
Aru menambahkan, program Sekolah Anti Korupsi ini tidak memungut biaya untuk
peserta, dan akan dilakukan setiap dua bulan sekali atau enam angkatan dalam setahun.
Koordinator ICW, Danang Widyoko, menjelaskan bahwa kasus-kasus korupsi yang
terjadi di Provinsi Banten mayoritas melibatkan keluarga Dinasti Banten. Hal
ini terbukti dengan hasil penyidikan KPK pada Dinas Kesehatan Tangsel dan
melibatkan suami Wali Kota Tangsel dan Adik Gubernur Banten. "Bukti-bukti
yang ada menunjukkan bahwa ada keterlibatan otoritas penguasa di Tangsel maupun
di wilayah Banten lainnya", kata Danang.
Untuk penyelenggaraan program Sekolah anti-korupsi ini akan dilaksanakan di Sekretariat
TRUTH yaitu di Komplek Bukit Pamulang Indah (BPI).
Sumber: republika.co.id
Posting Komentar
Posting Komentar