Menu

TQN PP.Suryalaya

 

Pikiran lurus pada akal dan kemuliaan ahlak pada qalbu, keduanya bersifat kaaffah yaitu berkait erat (saling terhubung) dan tak terpisahkan.
Sehingga insan yang pikirannya lurus pastilah ahlaknya pun mulia (baik). Begitupun sebaliknya, dimana pikiran yang bengkok niscaya kentara pula pada ahlaknya yang nampak buruk.
Satu insan yang pola pikirnya paling lurus (super cerdas atau fathonah) dan ahlaknya amat mulia ialah panutan dan junjungan kita; Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam.
Beliau SAW itulah insan mulia yang paradigmanya sedemikian kaaffah, sehingga ucap dan perilakunya menjadi uswatun hasanah.

Allahumma shali wasalim wa'ahlihi wasohbihi wabarikh alaih ...


Oleh sebab itu sebagai umat nabi Muhammad s.a.w. wajiblah kita untuk memerangi hawa nafsu kita agar kecerdasan hakiki dari qolbu dapat menumbuhkan akhlakul kharimah sebagaimana Firman Allah SWT. kepada Nabi Daud as. :

“Wahai Dawud! Berpeganglah engkau pada firman-firman-Ku. Buanglah sikap “dari dirimu untuk dirimu” agar kecintaanmu kepada-Ku tak tertutup dari dirimu. Janganlah kamu jadikan hamba-hamba-Ku berputus asa dari rahmat-Ku, agar Aku tidak putuskan gelora hasrat nafsumu kepada-Ku. Karena Aku hanya memperkenankan hasrat nafsu itu bagi makhluk-Ku yang lemah. Makhluk-Ku yang kuat tidak patut untuk menuruti syahwat, sebab syahwat dapat mengurangi kenikmatan bermunajat kepada-Ku.
Balasan paling ringan bagi makhluk-Ku yang kuat (yang mengikuti syahwatnya) adalah menghalangi akal mereka dari-Ku. Aku tidak rela jika dunia dinikmati oleh kekasih-Ku. Aku juga membebaskannya dari dunia itu.
Wahai Dawud! Janganlah berguru kepada orang alim yang kemabukannya akan menutupi engkau dari kecintaan-Ku. Mereka adalah perampok para hamba-Ku yang hendak menuju Aku (al-murîdîn). Tinggalkanlah nafsu dengan cara membiasakan diri berpuasa terus menerus. Jangan sekali-kali mencoba meninggalkan puasa, karena kecintaan-Ku terhadap puasa tak akan pernah hilang.
Wahai Dawud! Cintailah Aku dengan cara memerangi dirimu! Cegahlah dirimu dari hawa nafsu. Jika itu dapat engkau lakukan, maka Aku akan memandangmu. Engkau pun akan melihat tabir antara Aku dan kamu terangkat. Dan, sungguh, Aku pun akan memenuhi dirimu dengan pahala atas ketakwaanmu jika itu yang engkau inginkan.” 


---Imam Al-Ghazali dalam kitab Al-Mahabbah wa al-Syawq wa al-Uns wa al-Ridha

Sumber: status dan komen Ustadz Yefi Mieftah  di Grup Facebook Pemuda TQN Suryalaya.

Posting Komentar

 
Top