Sejarah mencatat, semua nabi dan rasul yang diutus Allah SWT hadir di muka bumi
untuk mengemban misi utama, yaitu membangun manusia paripurna (insan kamil).
Para nabi mengembangkan madrasah dengan kurikulum dan metode pendidikannya
masing-masing. Puncak madrasah kenabian adalah iman, ilmu, dan akhlak yang
diaktualisasikan Nabi Muhammad S.A.W.
Madrasah yang dikembangkan Nabi Muhammad S.A.W tersebut bertujuan membangun
peradaban Islam yang agung, bermartabat, dan berkeadilan. Sekolah kenabian ini
merupakan bagian integral dari sistem semesta raya.
Wahyu (Alquran) yang diturunkan kepada Nabi S.A.W juga ibarat roh dan akal pada
diri manusia. Wahyu tidak hanya memandu dan memberi orientasi pendayagunaan
akal manusia, tapi juga memberi solusi kehidupan yang tidak dapat dipecahkan
akal.
Dengan kata lain, madrasah kenabian itu memberi makna kehidupan manusia dengan
iman. Keluaran (output) madrasah kenabian adalah model pendidikan akhlak yang
bertujuan membentuk manusia berakhlak mulia.
Menurut Bediuzzaman Said Nursi dalam Rasail an-Nur, kenabian merupakan salah
satu dari empat tujuan utama pembumian Alquran. Keempat tujuan utama itu adalah
tauhid, kenabian, kebangkitan, dan keadilan dengan ubudiah.
Dikisahkannya para nabi dalam Alquran adalah bukti pentingnya madrasah kenabian
sebagai sumber untuk belajar kemanusiaan, sekaligus menunjukkan mereka hadir
untuk mendidik manusia ke jalan kebenaran, keselamatan, keindahan, dan
kemuliaan.
Madrasah kenabian Muhammad S.A.W, menurut Said Nursi, merupakan model pendidikan
paling efektif dalam mengubah pola pikir dan moralitas manusia dari tradisi
Jahiliyah yang biadab menjadi masyarakat madani yang berperadaban. Madrasah
kenabian itu terbukti berhasil mewujudkan Islam sebagai rahmat bagi semua
dengan keteladanannya yang paripurna. Keteladanan terbaik inilah yang merupakan
kekuatan sekaligus keunggulan madrasah kenabian.
Figur dan pribadi Muhammad tidak hanya menjadi role model bagi umat manusia,
tapi juga sebagai sumber nilai dan inspirasi dalam mendidik umat manusia.
Selain menjadi teladan, madrasah kenabian melahirkan solusi bagi krisis
kemanusiaan. Tugas dan fungsi Nabi dalam menyukseskan madrasah kenabiannya
tidak hanya menjadi penyeru umat manusia menuju jalan Tuhan dengan hikmah dan
nasihat yang baik, tetapi juga dengan komunikasi penuh argumentasi.
Nabi hadir menjadi saksi dan bukti kebenaran ayat-ayat Allah, pemberi kabar
gembira, pemberi peringatan, penyeru kepada jalan Tuhan, sekaligus sebagai
pelita terang yang menyinari hati umat manusia. Dengan mengemban fungsi
kenabian tersebut, madrasah kenabian sesungguhnya merupakan institusi
pembebasan manusia dari kegelapan menuju cahaya iman sekaligus sumber nilai
bagi pencerdasan manusia.
Dengan iman, ilmu, amal saleh, dan akhlak mulia, madrasah kenabian bertujuan
mengantarkan manusia meraih kebahagiaan dunia akhirat. Kebahagiaan sejati hanya
dapat diraih jika manusia memiliki iman, nalar keilmuan, dan keluhuran akhlak.
Dengan iman, ilmu, dan akhlak, madrasah kenabian pada akhirnya bermuara pada
pembangunan peradaban umat manusia yang damai, adil, bermartabat, sejahtera,
dan toleran tanpa eksploitasi, kezaliman, dan kekerasan.
Jadi, iman, ilmu, dan akhlak dalam tradisi madrasah kenabian merupakan
pembebasan hati dari keyakinan yang keliru menuju iman tauhid. Tanpa madrasah
kenabian, kebahagiaan hidup manusia tidak akan pernah benar-benar terwujud.
Peradaban profetik merupakan cita-cita luhur madrasah kenabian yang tetap
relevan diaktulisasikan pada saat ini dan sampai akhir zaman. Dengan cara
mengintegrasikan iman, spirit keilmuan, dan akhlak dalam proses pendidikan
berbasis keteladan.
Wallahu a’lam bish-Shawab.
dari status kang Yefi Mieftah di Grup Facebook Pemuda TQN Suryalaya
Sumber: republika.co.id
Posting Komentar
Posting Komentar