Dan seharusnyalah bagi
kamu memiliki wirid / amalan yaitu mempelajari atau membaca Ilmu yang
bermanfaat yaitu ilmu yang akan menambah pengetahuanmu
(ma’rifatmu) akan Dzat Allah dan sifatNya dan Af’al
/ perbuatanNya, dan dengan ilmu tersebut engkau akan mengetahui perintah
–perintahNya yang mendorongmu untuk ta’at kepadaNya, serta larangan-laranganNya
yang mencegahmu untuk bermaksiyat kepadaNya, sehingga yang demikian itu akan
menyebabkan kamu zuhud terhadap dunia dan
mencintai akhirat.
Dan dengan Ilmu yang bermanfaat tersebut akan
memperlihatkanmu akan Aib atau cacat dirimu dan akan dapat diketahui bahaya
hasil perbuatanmu, serta tipudaya musuh-musuhmu. Maka yang demikian inilah Ilmu
yang bermanfaat yang tertera di dalam Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah S.A.W, dan kitab para Aimmah atau para imam pemimpin umat. Dan Imam Al-Ghazalitelah
mengumpulkannya dalam kitabnya yang sangat mulia (Ihya’ Ulumuddin), yang
sangat besar faidahnya bagi orang yang memiliki Bashiirah / mata hati
dan gemar akan Ilmu agama dan keyakinan yang sempurna, maka bersungguh-sungguh
mereka dalam mempelajari kitab tersebut, demikian juga bagi kamu jika kamu
benar bersungguh-sungguh ingin menempuh jalan akhirat, dan berkeinginan untuk
sampai / wushul kepada martabat hakikat. Dan sungguh kitab tersebut
dijadikan rujukan para ahli pencari hakikat yaitu para sufi dan
mereka memperoleh faidah yang sangat besar dalam waktu yang relatif singkat,
semua karena melalui berkah Al-Imaam Al-ghazaali ra.
Dan seharusnyalah bagi
engkau memperbanyak membaca kitab hadits dan tafsir dan mempelajari
kitab yang umum/kebanyakan dipelajari oleh para alim ulama, karena yang
demikian itu akan dapat membukakan hati dan jalan yang sempurna
menuju kedekatan dengan Allah seperti yang dikatakan sebagian Arifiin.
Sumber: manakib.wordpress.comAkan tetapi hendaklah berhati-hati apabila menelaah beberapa risalah yang membahas masalah-masalah yang sangat halus/lembut dan masalah hakikat dengan belajar sendiri tanpa didampingi seorang guru /Syaikh pembimbing/para wakil Syaikh yang diberikan amanah, dan masalah yang demikian ini banyak dijumpai dari risalah-risalah yang di karang oleh beberapa pengarang seperti Syaikh Muhammad ‘Arabi dan beberapa risalah dari Al-Imam Al-Gazali RA seperti kitab Al-Ma’aarij. Apabila ada orang yang berkata, “sesungguhnya tidak mengapa bagi kami mempelajari kitab-kitab tersebut karena sesungguhnya kami hanya mengambil apa-apa yang kafi faham atasnya dan beriman terhadap apa yang tidak kami fahami dari kitab tersebut”, maka jawabannya adalah “sesungguhnya dikhawatirkan bagimu bahwa apa yang engkau fahamkan dari kitab tersebut tidak sama denagn apa yang dikehendaki oleh pengarangnya maka akan menjadi tersesat dari jalan yang benar, seperti yang terjadi pada beberapa kaum yang muthala’ah kitib-kitab tersebut tanpa pembimbing seorang Syaikh/para wakilnya maka menjadi Zindiq dengan pernyataan mereka mengenai hulul dan ittihaad (manunggaling kawulo gusti) – penyatuan antara hamba dengan TuhanNya…….Na’udzubiLlahi min dzalik.
Posting Komentar
Posting Komentar