(MENDAWAMKAN/MELANGGENGKAN DZIKIRULLAH)
Dan seharusnya bagimu memiliki amalan
dzikir kepada Allah Ta’ala dengan ditentukan waktunya maupun bilangan jumlahnya
(tentu saja dengan meminta amalan dari para Guru Thariqat/Masyaikh/ para
Ulama’) karena yang demikian ini untuk mendidik kedisiplinan. Dan
ketahuilah bahwa sesungguhnya dzikir adalah termasuk rukun
thariqah atau sesuatu yang harus dijalankan bagi orang yang hendak
mendekatkan diri kepada Allah, dan dzikir adalah kunci pembuka hakikat dan
merupakan pedang bagi murid.
Sebagaimana yang dikatakan oleh ba’dhul ‘Aarifiin bahwa
sesungguhnya telah berfirman Allah SWT., “Fadzkuruunii Adzkurkum” yang
artinya, “maka ingatlah/berdzikirlah kamu semua kepada Ku niscaya Aku akan
mengingatmu”. Dan allah telah berfirman, “FasdzkuruuLlaaha qiyaaman wa
qu’uudan wa ‘alaa junuubikum” yang artinya, “maka ingat/berdzikirlah
kamu sekalian kepada Allah ketika berdiri, dan duduk, dan ketika berbaring
diatas punggungmu”.
Dan Allah Ta’ala juga berfirman, “Yaa ayyuhalladziina
aamanuudzdzkuruLlaaha dzikran katsiira” yang artinya, “Wahai
orang-orang yang beriman, dziirlah kamu sekalian kepada Allah denagn dzikir
yang banyak”.
Dan telah bersabda RasuluLlah SAW, yang artinya, “Sesungguhnya
Aku tergantung persangkaan hamba-ku kepada-Ku, dan Aku akan selalu bersamanya
selama mereka menmgingat-Ku. Apabila ia mengingat-Ku di dalam dirinya, maka Aku
akan mengingatnya di dalam Diri-Ku. Jika ia menyebut-Ku di tempatnya, maka Aku
akan menyebut-Nya di tempat-Ku lebih baik dari pada penyebutannya di
tempatnya”.
Dan Nabi SAW telah bersabda, “Telah berfirman Allah Ta’ala,
‘Aku adalah teman duduk orang yang berdzikir kepada-Ku.”
Dan Nabi SAW juga telah bersabda, “Maukah kamu sekalian aku tunjukkan sebaik-baik amal kamu semua untuk Tuhanmu, dan lebih dapat mengangkat derajat kamu sekalian, dan yang lebih baik bagi kamu dari paad menginfaqkan emas dan perak dan lebih baik dari keadaan seandainya engkau berjumpa dengan musuh maka engkau memukul pundak mereka demikian juga mereka memukul pundakmu (perang fi sabiliLlah), ?” Maka mereka (para sahabat) menjawab, “Baik Yaa RasuluLlah”. Maka Nabi bersabda, ‘DzikruLlah yaitu dzikir kepada Allah”.
Dan dengan dzikir banyak sekali buah dan manfaatnya bagi
orang yang bersungguh-sungguh mengamalkannya dengan adab dan hadirnya
hati di hadapan Allah Ta’ala. Dan minimal buah hasil dari dzikir
adalah rasa manis lezat yang dirasakan di dalam hati yang dapat mengalahkan
segala sesuatu disekelilingnya misalnya kelezatan dunyawiyah. Sedang paling
tinggi buah dari dzikir adalah apabila ia fana (hilanglah
segala sesuatu) karena mengerasnya Yang di ingat yaitu Allah bahkan ia sendiri
tidak fana / ingat akan dirinya sendiri -karena terkalahkan
oleh Yang diingat/disebutnya. Dan juga fana/lenyap dari segala
sesuatu selain Dia.
Dan barang siapa yang duduk dalam keadaan suci baik
dari hadats maupun najis di tempat yang sunyi (khalwat) dengan
menghadap kiblat menenangkan pandangan matanya, menundukkan kepalanya kemudian
berdzikir kepada Allah dengan hati yang hadir ke hadapan Allah
maka hatinya akan melihat dan merasakan bekasnya dzikir secara
nyata. Dan apabila ia terus dalam keadan yang demikian maka nuurul
qurbi / cahaya kedekatan akan menyiinarinya dan akan terbuka baginya asraarul
ghaibiyaitu rahasia sesuatu yang ghaib. Dan seutama-utamanya
dzikir dalah apabila terwujud bersama-sama antara dzikir hati dan lisan. Dan
yang dimaksud dzikrul qolbi/dzikir hati adalah apabila bisa hadir
ke dalam hati/qolbu akan makna apa yang diucapkan oleh lisan. Seperti Taqdis
dan tahmiid (Pemahasucian dan pemujian) kepada Allah ketika tasbih
dan tahlil. Dan dzikir adalah wirid
yang abadi / da’im maka berusahalah agar lisan senantiasa
basah dengan sebab dzikir dalam keadaan apapun kecuali pada waktu yang tidak
memungkinkannya untuk melaksanakan dzikir tersebut seperti ketika membaca
Al-Qur’an dan tafakur. Dan jadikan ibadah yang demikian ini sebagai media untuk
mendekatkan diri kepada Allah....
SUMBER: manakib.wordpress.com
Posting Komentar
Posting Komentar