WAJIB BAGI PARA PESULUK UNTUK MENJAGA DZIKIR DAN WIRID~
Dan bagi kamu wajib menjaga beberapa amalan
dzikir dan do’a serta wirid-wirid pada saat selesai melaksanakan shalat dan
ketika subuh dan sore hari dan ketika hendak tidur, dan ketika
bangun dan lain sebagainya dari setiap waktu dan keadaan dengan tetap menjaga dzikir qalbunya (jagalah pula waktu-waktu yang utama untuk diisi dengan amaliyah suluk yakni ketika sepertiga terakhir malam, antara subuh dan terbitnya matahari/isroq, antara maghrib dan isya').
Maka apa saja yang
diajarkan RasuluLlah S.A.W. bagi umatnya
tentu akan menjadi sebab kebahagiaan dan kebaikan serta keselamatannya dari
keburukan waktu tersebut. Dan siapa yang menyia-nyiakan akan hal tadi, kemudian
menjumpai beberapa hal yang tidak menyenangkan hati, atau terhalang antara dia
dengan apa yang ia cintai, maka janganlah menyalahkan kepada siapapun kecuali
kepada diri sendiri.
Dan jadikan bagimu wirid berupa bacaan shalawat kepada
Nabi S.A.W karena yang demikian ini merupakan washilah / media
/ perantara yang akan menghubungkan kamu dengan kekasih Allah dan
merupakan pintu yang banyak faidahnya bagi kamu dengan perantaraan shalawat ke
hadirat RasuluLlah S.A.W. Sungguh telah bersabda RasuluLlah S.A.W, yang
artinya, “Barang siapa yang bersalawat kepadaku satu kali maka
Allah akan bersalawat-memberi rahmat- kepadanya 10 kali. Dan
juga bersabda RasuluLlah S.A.W, “Yang paling cinta diantara kamu sekalian
kepadaku, dan paling dekat tempat duduk dari kamu sekalian kepadaku adalah yang
paling banyak darimu yang membaca salawat kepadaku”. Dan sungguh
Allah Ta’ala telah memerintahkan kepada kita semua dalam kitabNya yang mulia
dengan firmanNya, “Yaa ayyuhalladziina aamanuu shalluu alaiHi wasallimuu
tasliimaa” yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman,
berselawatlah kamu semua kepadaNya (kepada RasuluLlah S.A.W) dan ucapkan salam kepadanya dengan sesungguh-sungguh salam”. Maka
lakukanlah perintah tersebut dan perbanyaklah dan jangan engkau sedikitkan, dan
gabungkanlah antara selawat dan salam serta selawat kepada keluarga Nabi S.A.W. Dan perbanyaklah dari selawat pada malam jum’at dan siang harinya.
Dan seharusnya bagi pesuluk untuk memiliki wirid berupa tafakur baik
pada malam hari maupun siang hari yang engkau tetapkan waktunya untuk sesaat
atau beberapa saat. Dan saat yang tepat untuk bertafakur adalah saat yang paling
luang dan saat yang paling jernih dalam pikiran seperti pada
waktu tengah malam. Dan ketahuilah bahwa kebaikan dunia dan
agama adalah terletak pada bagusnya tafakur . dan barang siapa
yang dianugerahi tafakur, niscaya ia telah diberikan semia
kebaikan. dan sungguh telah terdapat pernyataan yang menyebutkan bahwa tafakur
sesaat itu lebih baik daripada ibadah satu tahun. Dan telah berkata
Sayyidina Aly KarramaLlaahu WajHah, “tidak ada ‘ibadah seperti tafakur,yang
melebihi tafakur dalam hal kebaikannya. Dan ba’dhul ‘aarifiin berkata,
“sesungguhnya tafakur adalah pelita hati orang mukmin. Maka apabila hilang
pelita itu niscaya tidak akan terang hati itu “. Dan tempat berlalunya
tafakur itu banyak sekali, diantaranya (dan yang paling utama) adalah tafakur
tentang keajaiban-keajaiban ciptaan Allah pada alam semesta, dan jejak atau
bekas dari taqdir Allah baik yang dhahir maupun bathin, dan
apa yang terjadi pada langit dan bumi, dan yang demikian ini akan menambah ma’rifat akan
dzat Allah dan sifatNya dan AsmaNya. Dan Allah
telah berfirman yang artinya, Dan lihatlah apa saja yang ada di
langit dan di bumi. Dan dirimu adalah termasuk pada ciptaanNya yang ‘ajaib maka
bertafakurlah tentang dirimu. Dan Allah Ta’ala telah berfirman, Dan
di bumi terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang yakin demikian
juga pada dirimu, maka apakah kamu tidak melihatnya ?.
Dan hendaknya engkau bertafakur akan ni’matNya dan
pertolonganNya yang sampai kepadamu dan juga akan ni’matNya yang sempurna
atasmu. Allah Ta’ala berfirman, “Dan ingatlah kamu semua akan ni’mat-ni’mat
Allah kepadamu agar kamu menjadi orang yang beruntung“. Dan Allah juga
berfirman, Jika engkau menghitung ni’mat Allah niscaya kamu tidak
akan dapat menghitungnya. Dan Allah telah berfirman,Dan
ni’mat apa saja yang datang kepadamu, maka sesungguhnya itu dari Allah.
Dan hasil dari tafakur yang demikian adalah penuhnya hati dengan mahabbah
/ cinta dan sibuknya hati dengan bersyukur lahir maupun bathin
sebagaimana Allah telah mencintainya dan ridha kepadanya.
Dan seyogyanya engkau bertafakur
akan Ilmu Allah yang seluruh meliputi dirimu dan akan penglihatanNya kepadamu.
Dan telah berfirman Allah Ta’ala, Dan sesungguhnya telah
kami ciptakan manusia dan Kami mengetahui apa yang terlintas dalam hatinya dan
Kami lebih dekat padanya daripada urat lehernya. Dan Allah Ta’ala
berfirman, Dan Dia selalu bersama kamu di mana saja kamu berada dan
sesungguhnya Allah melihat apa saja yang kamu perbuat. Dan Allah
Ta’ala berfirman, Apakah kamu tiada mengetahui bahwasanya Allah
mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi. Dan apa yang ada diantara tiga
orang maka Dialah yang ke empatnya. Dan yang diantara lima orang maka Dialah
yang ke enamnya. Dan tafakur yang demikian ni akan membuahkan rasa malu
pada dirimu jika Allah melihatmu pada apa yang dilarangNya, dan kehilangan kamu
pada apa yang diperintahkanNya.
Dan seharusnya engkau bertafakur
tentang kekuranganmu dalam beribadah kepada Allah dan berpalingnya kamu pada
apa yang dibencinya dengan mendatangi apa yang dilarangnya. Dan Allah Ta’ala
berfirman, Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk
menyembah kepadaKu. Dan Allah Ta’ala berfirman, Apakah
kamu mengira bahwa Aku ciptakan kamu dengan sia-sia, dan kepada Kami kamu semua
tidak akan kembali ?. dan Allah Ta’ala berfirman, Wahai
manusia, apa yang telah memalingkan kamu dari Tuhanmu Yang Maha Mulia ?.
Dan tafakur yang demikian ini akan menambah ketakutanmu kepada Allah dan akan
membawamu kepada menghinakan hawa nafsumu dan memandang buruk kepadanya
(nafsu), dan menjauhi keteledoran, serta melanggengkan keta’atan kepadaNya.
Dan seharusnya engkau
bertafakur akan kehidupan dunia ini dengan segala kerepotannya dan tafakur akan
cepat hilangnya dunia, dan bertafakur akan akhirat dan ni’matnya dan
keabadiannya. Allah Ta’ala berfirman, Demikianlah Allah menerangkan
kepadamu ayat-ayat agar kamu berfikir tentang dunia dan akhirat. Dan
Allah Ta’ala berfirman, bahkan mereka memilih kehidupan dunia,
sedangkan akhirat lebih baik dan lebih kekal. Dan Allah Ta’ala
berfirman, dan tidaklah kehidupan dunia ini tiada lain seperti
sendau gurau belaka, dan sesungguhnya kampung akhirat adalah kehidupan yang
sesungguhnya jika mereka mengetahui. Dan tafakur yang demikian
akan membuahkan untukmu sifat zuhud kepada dunia dan cinta
akan akhirat.
Dan sebaiknya engkau berfikir
tentang datangnya maut dan memperoleh kesesatan dan penyesalan
sesudahnya. Allah Ta’ala berfirman, Katakanlah (Muhammad) bahwa
sesungguhnya kematian yang kamu sekalian lari daripadanya, maka sesungguhnya ia
tetap akan menjumpaimu. Kemudian kamu semua akan dikembalikan kepada Allah dzat
Yang Maha mengetahui yang ghaib dan yang nyata maka akan diberitakan kepadamu
tentang apa-apa yang telah kamu perbuat.
Dan Allah Ta’ala berfirman, sehingga
apabila telah datang kematian kepada salah satu dari kamu semua maka dia akan
mengatakan, Tuhan kembalikanlah aku-ke dunia- agar aku dapat berbuat kebaikan
setelah apa yang telah aku tinggalkan –dari melakukannya-. Demikianlah
perkataan yang mereka katakan.
Dan Allah Ta’ala juga telah berfirman, Wahai orang-orang
yang beriman, jangan sampai hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari dzikir
kepada Allah.
Sampai firman Nya, Dan Allah tidak akan menunda
ajal seseorang apabila telah datang.
Manfaat yang dapat diamnbil dari
tafakur yang demikian ini adalah memendekkan angan-angan dan membaguskan amal
dan memperbanyak bekal untuk kelak di hari akhir (hari kembali kepada Allah.
Dan wajib bagi kamu untuk
bertafakur tentang akhlak-akhlak dan amal yang baik yang disifatkan Allah
kepada para kekasihNya dan para musuhNya dan bertafakur tentang apa yang
disediakan Allah untuk keduanya dari kebikan yang baik yang segera (di dunia)
maupun yang ditangguuhkan (di akhirat). Allah Ta’ala berfirman, sesungguhnya
orang yang baik akan hidup dalam keni’matan, dan orang-orang yang jahat maka
akan mendapatkan siksaan (jahim). Dan Allah Ta’ala berfirman, Maka
apakah orang yang beriman itu seperti orang yang fasiq ? Tidaklah sama mereka
itu./dan Allah Ta’ala berfirman, Adapun orang-orang yang
bertaqwa, niscaya mereka akan kami mudahkan kehidupan mereka. Dan
Allah berfirman, Sesungguhnya orang-orang yang beriman apabila
disebut asma Allah maka bergetarlah hati mereka dan apabila dibacakan
ayat-ayatNya maka akan semakin tambahlah imannya. ….bagi mereka akan mendapat
ampunan dari Tuhannya dan rizki yang baik. Dan Allah Ta’ala
berfirman, Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman
dan beramal shalih, bahwa mereka akan kami jadikan penguasa di bumi sebagai
mana orang-orang yang telah terdahulu.
Dan Allah Ta’ala telah berfirman, Maka apabila
telah Kami tetapkan keputusan Kami maka diantara mereka ada yang kami kirimkan
angin yang membinasakan, dan diantara mereak ada yang kami siksa dengan seruan
yang sangat keras (Shaihah), dan diantra mereka ada yang Kami benamkan ke dalam
bumi, dan ada pula diantara mereka yang Kami tenggelamkan ke dalam laut. Dan
tidaklah Allah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang
menganiaya diri sendiri. Da Allah berfirman, dan
orang-orang munafik baik laki maupun perempuan, diantara dari mereka saling
mengajak kepada perbuatan yang buruk dan meghalangi perbuatan baik. …….dan
Allah mela’nat mereka dan bagi mereka adzab yang menghinakan. dan
Allah Ta’ala berfirman, dan orang yang beriman baik yang laki maupun
yang perempuan saling tolong menolong diantara mereka, saling tolong-menolong
dalam kebaikan,……..dan Ridho Allah lebih besar yang demikian itu adalah
keberuntungan yang sangat besar. Allah Ta’ala berfirman,Sesungguhnya
orang-orang yang tidak mengharapkan perjumpaan dengan Ku dan mereka hanya rela
dengan kehidupan di dunia dan mereka tenang dengannya……. dan hasil
dari tafakur yang demikian ini adalah menimbulkan cinta kepada orang-orang yang
baik/shaleh/su’adaa’ dan menggerakkan dirinya untuk
beramal sebagai mana amal mereka, dan berakhlak dengan akhlak mereka.
Dan sebaiknya engkau
dapat menghadirkan pada setiap tafakur akan pemahamannya dengan ayat-ayat
Al-Qur’an dan hadits, dan atsar dan janganlah engkau
bertafakur akandzat Allah dan sifatnya dengan tujuan menganalisa
keadaanNya (kaifiyahnya) , dan sungguh telah diriwayatkan dari
RasuluLlah S.A.W bahwa Beliau bersabda,bertafakurlah kamu sekalian tentang
ayat-ayat/tanda-tanda Allah dan janganlah kamu semua ber tafakur tentang dzat
Allah. Maka engkau sesungguhnya tidak akan mampu dari yang
demikian ini.
Maka yang demikianlah apa yang kami sampaikan dari
beberapa adab, dan beberapa tujuan aurad / wirid yang pada
intinya adalah Hadirnya hati kepada Tuhan . dan engkau tidak
akan dapat sampai kepada yang demikian jika tidak melalui jalan ini yaitu
melaksanakan amal yang lahiriah yang disertai hadirnya hati kehadirat Allah.
Maka apabila engkau telah dapat membiasakan hal ini, maka akan teranglah nuur/cahaya kedekatan
kepada Tuhan dan akan mengalirlah ilmu – ilmu ma’rifat. Dan apa bila telah
sampai yang demikian, maka hatimu akan selalu menghadap kepada allah secara
keseluruhan. Dan jadilah ia / hati selalu hadir kehadirat Allah SubhanaHu
Wata’ala. Dan terkadang, keadaan yang demikian ini akan berkembang terus
sehingga hati mengalami ghaibah dan istighraq (tenggelam)
kehadirat Allah dan fana (lenyapnya hati karena yang dilihat hanyalah
kebesaran Allah, sehingga yang lainnya lenyap/hilang termasuk dirinya, dan yang
ada hanyalah Allah)dan lain-lain perolehan yang ditemui oleh para AhliLlah. Dan
dasar dari pencapaian tersebut adalah tekun dan bersungguh-sungguh melaksanakan
amal dzahir dan menjaganya disamping hati/qalbunya selalu merasa
hadir bersama Allah. Dan takutlah kamu akan meninggalkan amal meskipun amalan
yang ringan dan takutlah tidak melanggengkan amal tersebut karena yang demikian
termasuk dalam kebodohan. Dan janganlah melakukan amal karena merasa longgar
waktunya dan karena badan sedang merasa enak dalam melakukannya akan tetapi
sebaiknya disamakan baik dalam keadaan sibuk maupun longgar, yaitu tetap
melaksanakan ketika hati merasa malas, dan menambahnya apabila mendapati waktu
longgar.
Sumber: manakib.wordpres.com
Posting Komentar
Posting Komentar