Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Dalam sebuah literatur ada singkatan dari diet. Disebutnya dalam
bahasa inggris "DIET" stands for: Did I Eat That?. Tapi pemahaman
diet yang umum adalah mengatur pola makan.
Beberapa orang pernah jatuh lemas dan sekujur
tubuhnya berkeringat dingin dikarenakan pola “Diet” yang salah, dan yang lainnya ada yang sakit perut berkepanjangan, bahkan sampai sesak
nafasnya. Awalnya dikarenakan pola makan yang tidak teratur.
Memang agar kurus banyak hal yang diupayakan oleh banyak orang, bukan hanya
kaum hawa saja tetapi juga banyak juga para pria yang ingin menjaga
penampilannya. Dari mulai Atkins diet, Rawfood diet, Food combaining, diet macan,
diet mediterania, acai berry dan berbagai nama diet sampai laris manisnya
alat-alat penurun berat badan di tv media.
Biayanya pun beragam dari yang murah sampai yang mahal banget. Tapi pertanyaannya apakah metoda dan pola-pola diet itu banyak berhasilnya atau justru lebih
banyak gagalnya.
Jika menela’ah kehidupan Rasulullah S.A.W, beliau jarang sekali sakit. Pola
hidupnya sangatlah sehat. Dari mulai pola makan, istirahat, berolahraga dan
sebagainya. Dan mungkin saja bisa dibuat metoda Diet syar’i yang mengikuti pola
beliau.
Tentu perlu kajian lebih lanjut dikarenakan makanan-makanan yang berbeda
jenisnya dengan makanan kita. Namun ada baiknya kita simak bagaimana islam
menuntun umatnya, sebagaimana Alloh s.w.t berfirman; “Hai sekalian manusia
makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan jangan kamu
mengikuti langkah-langkah syaitan, karena syaitan musuh yang nyata bagimu.” (QS
Al Baqarah, 2 : 168).
Sesungguhnya pangkal penyakit kebanyakan bersumber dari makanan. Maka tak heran
bila Rasulullah memberi perhatian besar dalam masalah ini. Prinsip pertama
makanan dan minuman harus halal dan thoyib (baik).
Maksudnya selain masuk kategori halal, maka makanan dan minuman kaum muslimin
juga harus bersih dan mengandung kandungan gizi yang cukup. Juga menghindari
dari pola makan yang berlebihan. Sebagaimana ayat ; Hai anak Adam, pakailah
pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan
janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan. (QS. Al A’raf, 7 : 31).
Rasulullah S.A.W bersabda, “Tidaklah seorang manusia memenuhi satu wadah yang
lebih berbahaya dibandingkan perutnya sendiri. Sebenarnya seorang manusia itu
cukup dengan beberapa suap makanan yang bisa menegakkan tulang punggungnya.
Namun jika tidak ada pilihan lain, maka hendaknya sepertiga perut itu untuk
makanan, sepertiga yang lain untuk minuman dan sepertiga terakhir untuk nafas.”
(HR. Ibnu Majah no. 3349 dan dinilai shahih oleh Al Albani dalam shahih sunan
Ibnu Majah no. 2720).
Al Fudhail bin Iyyadh mengatakan, “Ada dua hal yang menyebabkan hati menjadi
beku dan keras yaitu banyak berbicara dan banyak makan.”“Orang beriman itu
makan dengan menggunakan satu lambung sedangkan orang yang kafir makan dengan
menggunakan tujuh lambung.” (HR. Bukhari no. 5393, dan Muslim no. 2060).
Mengkonsumsi makanan berlebih selain menyebabkan berbagai macam penyakit juga
memotivasi keinginan terhadap dunia yang berlebih. Menurut kajian tasawuf
sumber malapetaka yang menimpa manusia itu disebabkan oleh kerakusan terhadap
dunia, yang memotivasinya adalah perut dan alat kelamin.
Syahwat kelamin berkaitan dengan perut yang kekenyangan, sedang lapar adalah
satu sarana menutup pintu kebinasaan. Ilmu tidak akan masuk kedalam perut yang
terisi penuh makanan, banyak makan, banyak minum dan banyak tidur.
Nabi selalu mengambil makanan yang terdekat, memberikan keteladanan kepada
orang yang beriman agar tidak diperkenankan “rakus” dan serakah dalam soal
makanan.
Rasul lebih sering makan Nabati meski juga memakan daging tapi sesekali saja
dan tidak banyak. Daging yang disukai nabi adalah daging yang mudah dicerna
yaitu daging bagian lengan. Makanan favorit Rasul adalah labu.
Dari Anas bin Malik ra. mengisahkan, “Seorang tukang jahit mengundang Rasulullah
SAW untuk menikmati hidangan makan yang disajikannya. Maka aku mendatangi
undangan makan itu bersama Rasulullah. Dia pun menghidangkan di hadapan
Rasulullah roti gandum serta kuah berisi labu dan daging. Lalu aku melihat
Rasulullah menjumputi labu dari pinggiran pinggan. Maka sejak hari itu aku
selalu menyukai labu.”(HR Bukhari).
Berikut secara ringkas pola sehat kebiasaan Rasulullah S.A.W. Beliau bangun di
sepertiga malam sebelum subuh dan melaksanakan qiyamul lail. Rasulullah S.A.W
juga biasa bersiwak.
Dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah S.A.W, bahwa beliau bersabda
"Seandainya tidak memberatkan ummatku, maka sungguh aku sudah
memerintahkan mereka Untuk bersiwak (sikat gigi) setiap kali berwudlu"
(HR.Malik, Ahmad, dan Nasai dan dinilai Shohih oleh Ibnu Khuzaimah).
Menu sarapannya dengan segelas air yang dicampur dengan madu. Tujuh butir kurma
ajwa (matang) menjadi kebiasaan Rasulullah s.a.w Dalam Shahih Al-Bukhari dan
Shahih Muslim, diriwayatkan hadits dari Sahabat Sa’ad bin Abi Waqqash, dari
Nabi S.A.W, bahwa beliau pernah bersabda.“Artinya : Barangsiapa mengkonsumsi
tujuh butir kurma Ajwah pada pagi hari, maka pada hari itu ia tidak akan
terkena racun maupun sihir”.
Hal ini terbukti ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam makanan
Rasulullah S.A.W. pada sebuah percobaan pembunuhan di perang Khaibar, racun yang
tertelan oleh beliau kemudian bisa dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung
dalam kurma. Sementara itu Bisyir ibnu Al Barra’ ra., salah seorang sahabat yang
ikut makan racun tersebut akhirnya meninggal, tetapi Rasulullah S.A.W selamat
dari racun tersebut.
Menjelang sore hari, menu Rasulullah S.A.W biasanya adalah Khol (cuka) adalah sejenis
cairan. Jika kurma dimasukkan ke dalamnya, cairan tersebut akan terasa manis
sehingga bisa diminum,dan minyak zaitun dikonsumsi dengan makanan pokok seperti
roti gandum. Manfaatnya banyak sekali, di antara mencegah lemah tulang,
kepikunan, melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol dan melancarkan
pencernaan.
Di malam hari, menu utama makan malam adalah sayur- sayuran. Secara umum,
sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama, yaitu menguatkan daya
tahan tubuh dan melindunginya dari serangan penyakit. Sayyidina Umar ra,
berkata : Jangan kau jadikan perutmu sebagai binatang ternak. Maka makanan
Komposisi terbaik adalah : 10 % Hewani, 60 % biji-bijian, 30 % Sayuran dan
buah.
Nabi s.a.w. makan dari berbagai makanan karena sesungguhnya bila makanan yang satu
panas akan dipadamkan oleh makanan lain yang dingin. Sebagaimana hadist dari
Abdullah bin Ja’far ra, ia menceritakan, bahwasanya ia melihat Rasulullah S.A.W
menyantap kurma dengan mentimun. (HR. Bukhari dan Muslim)
Setelah makan malam Rasulullah tidak langsung tidur. Beliau beraktivitas
seperti sholat terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan
cepat dan mudah dicerna. Nabi S.A.W bersabda: “Hancurkan makanmu dengan dzikir dan
shalat serta Janganlah tidur setelah makan maka hatimu menjadi keras.” (HR.
Ibnu Sunni, Thabrani dan Baihaqi).
Dengan pola seperti itu belum lagi ditambah, pengelolaan hati (qolbu yang selalu zikirullah) yang sempurna
seperti tidak mudah marah, tidak terganggu stress, selalu berbaik sangka,
selalu menjaga kebersihan badan dan lingkungan, jika sakit minum obat-obatan
herbal, seperti habbats, madu, juz kurma, dan banyak lagi faktor yang membuat
Rasulullah S.A.W mengajarkan kita bahwa pola hidup sehat adalah pola hidup
islami.
Karenanya diet syar’i menjadi salah satu persyaratan dari sekian banyak
persyaratan agar menjadi sehat yang terintegrasi. Bukan hanya jasadnya saja
tetapi juga sekaligus sehat secara ruhiyah. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah diet syar’i ‘ala sunnah ini. Insya
Allah.
Sumber: republika.co.id
Posting Komentar
Posting Komentar