Habiburrahman El Shirazy meluncurkan kumpulan
cerpen Islami dalam buku berjudul Di Atas Sajadah Cinta. Melalui bukunya,
penulis kelahiran Semarang itu mengajak umat Islam meneguhkan iman dan
menentramkan jiwa dengan menyelami kisah-kisah teladan dalam cerpennya.
Masih bertema tentang sajadah. Kali ini
giliran tiga mahasiswa Jurusan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP), Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, yang mengajak umat Islam mempertebal
keimanan dan ketaqwaan. Namun, ajakan baik dari tiga mahasiswa itu tidak
disampaikan melalui sajadah cinta seperti yang dilakukan Habiburrahman El
Shirazy.
Ketiganya memperkenalkan sajadah pintar guna
menunjang kekhusukan dalam menjalankan ibadah salat.
“Kami menyebutnya dengan sajadah pintar
antilupa rakaat. Sajadah ini bisa mengingatkan jumlah rakaat yang sudah dilalui
seseorang saat mengerjakan salat,” kata Akbar Rochim Muhammad, salah satu dari
tiga mahasiswa yang menciptakan sajadah pintar itu saat ditemui di
Masjid Nurul Huda, UNS, Rabu (29/1/2014).
Untuk membuat sajadah pintar ini, Akbar
dibantu dua rekan seangkatannya yakni Didik Eko Saputro dan Muammar Fariq
Salafy. Karya tiga mahasiswa yang mau melangkah ke semester lima ini merupakan
satu dari 224 Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UNS yang mendapat kucuran
dana dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) 2013 lalu.
Cara kerja sajadah pintar ini sederhana.
Sajadah ini dilengkapi penghitung atau counter dan liquid cristal display (LCD)
jenis seven segment common katoda. Dengan perangkat ini, sajadah itu bisa
memberikan informasi berapa kali seseorang sudah melakukan sujud ketika salat.
Dengan mengetahui berapa kali sujud, seseorang bisa mengetahui berapa rekaat
dalam salat yang dijalaninya. Sajadah ini menggunakan touchpad atau area sentuh
yang menghubungkan dengan push button yang dipasang tepat pada titik sujud.
“Tekanan dahi pada push button pada saat
sujud akan menghasilkan angka pada LCD yang bisa dilihat langsung oleh orang
yang sedang salat. Satu rekaat sama dengan dua kali sujud. Jadi, satu rekaat
akan menghasilkan angka dua. Kalau ada empat rekaat, berarti LCD akan
menampilkan angka delapan,” jelasnya.
Perangkat ini ditenagai dua buah baterai Cmos
CR 2032 bertegangan 3 volt yang biasa dipakai untuk jam tangan, kalkulator,
mainboard, dan lain-lain. Perangkat ini terbungkus chasing yang terbuat dari
bahan kaca akrilik berbentuk segi delapan. “Awalnya kami memang mau membuat
chasing itu menyerupai mangkok terbalik. Namun, karena kesulitan, kami
membuatnya menjadi segi delapan. Supaya lebih lembut saat bersentuhan dengan
dahi, kami melapisi permukaannya dengan kain flanel,” kata Akbar.
Akademisi FKIP UNS, Dewanto Harjuno Wibowo,
mengatakan produk sajadah pintar tersebut merupakan implementasi dari mata
kuliah Ekperimen Fisika II. Menurutnya, mahasiswa memang diberi kebebasan atau
keleluasaan untuk menggali ide-ide segar dengan berbekal pengetahuan ilmu
fisika untuk membuat produk.
“Ada banyak produk elektronik yang
menggunakan teori fisika. Kami memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
bereksperimen. Salah satu contoh hasil eksperimen mahasiswa adalah produk
sajadah pintar ini,” kata Dewanto yang ditunjuk sebagai pembimbing tiga
mahasiswa ini dalam mengerjakan PKM.
Sumber: solopos.com
Posting Komentar
Aplikasi pengingat rokaat Sholat dilengkapi dengan jadwal Sholat & Penujuk Arah Qiblat >>> http://www.getjar.mobi/mobile/843742/Smart-Sajadah-Rokaat-Count
Posting Komentar