- Oleh: Hardiana Noviantari -
Semasa sekolah dulu,
rasanya mustahil kamu bisa dijuluki murid pintar kalau dapat ranking bontot.
Apalagi kalau gak lulus ujian nasional, rasanya dunia selesai di titik
itu. Ketatnya persaingan waktu sekolah mungkin memang bertujuan supaya kita
berlomba-lomba jadi lebih pintar. Tapi tahukah kamu, negara dengan pendidikan
terbaik dan murid terpintar di dunia yaitu Finlandia justru melakukan hal yang
sebaliknya?
Berbeda dengan kita yang harus menghadapi ujian
nasional tiap mau naik jenjang sekolah, seumur-umur pelajar di Finlandia hanya
menghadapi 1 ujian nasional ketika mereka berumur 16 tahun. Tidak hanya minim
pekerjaan rumah, pelajar di Finlandia juga mendapatkan waktu istirahat hampir 3
kali lebih lama daripada pelajar di negara lain. Namun dengan sistem yang
leluasa entah bagaimana mereka justru bisa belajar lebih baik dan jadi
lebih pintar. Makanya kali ini bakal
mengulas habis rahasia Finlandia yang satu ini.
1. Di Finlandia, Anak-Anak Baru
Boleh Bersekolah Setelah Berusia 7 Tahun
Orang tua jaman
sekarang pasti udah rempong kalau mikir pendidikan anak. Anaknya belum genap 3
tahun aja udah ngantri dapat pre-school bagus gara-gara takut
kalau dari awal sekolahnya gak bagus, nantinya susah dapat SD, SMP, atau SMA
yang bagus. Di Finlandia tidak ada kekhawatiran seperti itu. Bahkan menurut
hukum, anak-anak baru boleh mulai bersekolah ketika berumur 7 tahun.
Awal yang lebih telat
jika dibandingkan negara-negara lain itu justru berasal dari pertimbangan
mendalam terhadap kesiapan mental anak-anak untuk belajar. Mereka juga meyakini
keutamaan bermain dalam belajar, berimajinasi, dan menemukan jawaban sendiri.
Anak-anak di usia dini justru didorong untuk lebih banyak bermain dan
bersosialisasi dengan teman sebaya. Bahkan penilaian tugas tidak diberikan
hingga mereka kelas 4 SD. Hingga jenjang SMA pun, permainan interaktif
masih mendominasi metode pembelajaran.
Pelajar di Finlandia
sudah terbiasa menemukan sendiri cara pembelajaran yang paling efektif bagi
mereka, jadi nantinya mereka tidak harus merasa terpaksa untuk belajar. Maka
dari itu meskipun mulai telat, tapi pelajar umur 15 di Finlandia justru
berhasil mengungguli pelajar lain dari seluruh dunia dalam tes internasional Programme
for International Student Assessment (PISA). Itu membuktikan faedah dan efektivitas sistem
pendidikan di Finlandia.
2. Cara Belajar Ala Finlandia:
45 Menit Belajar, 15 Menit Istirahat
Tahukah kamu bahwa
untuk setiap 45 menit siswa di Finlandia belajar, mereka berhak mendapatkan
rehat selama 15 menit? Orang-orang Finlandia meyakini bahwa kemampuan terbaik
siswa untuk menyerap ilmu baru yang diajarkan justru akan datang, jika mereka
memilliki kesempatan mengistirahatkan otak dan membangun fokus baru. Mereka
juga jadi lebih produktif di jam-jam belajar karena mengerti bahwa toh sebentar
lagi mereka akan dapat kembali bermain.
Di samping
meningkatkan kemampuan fokus di atas, memiliki jam istirahat yang lebih panjang
di sekolah juga sebenarnya memiliki manfaat kesehatan. Mereka jadi lebih aktif
bergerak dan bermain, tidak hanya duduk di kelas. Bagus juga kan jika tidak
membiasakan anak-anak dari kecil untuk terlalu banyak duduk.
3. Semua Sekolah Negeri Di
Finlandia Bebas Dari Biaya. Sekolah Swasta pun Diatur Secara Ketat Agar Tetap
Terjangkau
Satu lagi faktor yang
membuat orang tua di Finlandia gak usah pusing-pusing milih sekolah yang bagus
untuk anaknya, karena semua sekolah di Finland itu sama bagusnya. Dan yang
lebih penting lagi, sama gratisnya. Sistem pendidikan di Finlandia dibangun atas
dasar kesetaraan. Bukan memberi subsidi pada mereka yang membutuhkan, tapi
menyediakan pendidikan gratis dan berkualitas untuk semua.
Reformasi pendidikan
yang dimulai pada tahun 1970-an tersebut merancang sistem kepercayaan yang
meniadakan evaluasi atau ranking sekolah sehingga antara sekolah gak perlu
merasa berkompetisi. Sekolah swasta pun diatur dengan peraturan ketat untuk
tidak membebankan biaya tinggi kepada siswa. Saking bagusnya sekolah-sekolah
negeri di sana, hanya terdapat segelintir sekolah swasta yang biasanya juga
berdiri karena basis agama.
Tidak berhenti dengan
biaya pendidikan gratis, pemerintah Finlandia juga menyediakan fasilitas
pendukung proses pembelajaran seperti makan siang, biaya kesehatan, dan
angkutan sekolah secara cuma-cuma. Memang sih sistem seperti ini mungkin
berjalan karena kemapanan perekonomian Finlandia. Tapi jika memahami sentralnya
peran pendidikan dalam membentuk masa depan bangsa, seharusnya semua negara
juga berinvestasi besar untuk pendidikan. Asal gak akhirnya dikorupsi aja sih.
4. Semua Guru Di Finlandia
Dibiayai Pemerintah Untuk Meraih Gelar Master. Gaji Mereka Juga Termasuk Dalam
Jajaran Pendapatan Paling Tinggi di Finlandia.
Disamping kesetaraan
fasilitas dan sokongan dana yang mengucur dari pemerintah, penopang utama dari
kualitas merata yang ditemukan di semua sekolah di Finlandia adalah mutu
guru-gurunya yang setinggi langit. Guru adalah salah satu pekerjaan paling
bergengsi di Finlandia. Pendapatan guru di Finlandia pun lebih dari dua kali
lipat dari guru di Amerika Serikat.Tidak peduli jenjang SD atau SMA, semua guru
di Finlandia diwajibkan memegang gelar master yang disubsidi penuh oleh
pemerintah dan memiliki tesis yang sudah dipublikasi.
Finlandia memahami
bahwa guru adalah orang yang paling berpengaruh dalam meningkatkan mutu
pendidikan generasi masa depannya. Maka dari itu, Finlandia berinvestasi
besar-besaran untuk meningkatkan mutu tenaga pengajarnya. Tidak saja kualitas,
pemerintah Finlandia juga memastikan ada cukup guru untuk pembelajaran intensif
yang optimal. Ada 1 guru untuk 12 siswa di Finlandia, rasio yang jauh lebih
tinggi daripada negara-negara lain. Jadi guru bisa memberikan perhatian khusus
untuk tiap anak, gak cuma berdiri di depan kelas.
Jika Indonesia ingin
semaju Finlandia dalam urusan pendidikan, guru-guru kita selayaknya juga harus
mendapatkan sokongan sebagus ini. Kalau perhatian kita ke guru kurang, kenapa
kita menuntut mereka harus memberikan yang terbaik dalam proses pembelajaran?
Tidak adil ‘kan?
5. Guru Dianggap Paling
Tahu Bagaimana Cara Mengevaluasi Murid-Muridnya. Karena Itu, Ujian
Nasional Tidaklah Perlu.
Kredibilitas dan mutu
tenaga pengajar yang tinggi memungkinkan pemerintah menyerahkan tanggung jawab
membentuk kurikulum dan evaluasi pembelajaran langsung kepada mereka. Hanya
terdapat garis pedoman nasional longgar yang harus diikuti. Ujian nasional pun tidak
diperlukan. Pemerintah meyakini bahwa guru adalah orang yang paling mengerti
kurikulum dan cara penilaian terbaik yang paling sesuai dengan siswa-siswa
mereka.
Diversitas siswa
seperti keberagaman tingkatan sosial atau latar belakang kultur biasanya jadi
tantangan sendiri dalam menyeleraskan mutu pendidikan. Bisa jadi gara-gara
fleksibilitas dalam sistem pendidikan Finlandia itu, semua diversitas justru
bisa difasilitasi. Jadi dengan caranya sendiri-sendiri, siswa-siswa yang
berbeda ini bisa mengembangkan potensinya secara maksimal.
6. Siswa
SD-SMP di Finlandia Cuma Sekolah 4-5 Jam/hari. Buat Siswa SMP dan SMA, Sistem
Pendidikan Mereka Sudah Seperti Di Bangku Kuliah
Tidak hanya jam
istirahat yang lebih panjang, jam sekolah di Finlandia juga relatif lebih
pendek dibandingkan negara-negara lain. Siswa-siswa SD di Finlandia kebanyakan
hanya berada di sekolah selama 4-5 jam per hari. Siswa SMP dan SMA pun
mengikuti sistem layaknya kuliah. Mereka hanya akan datang pada jadwal
pelajaran yang mereka pilih. Mereka tidak datang merasa terpaksa tapi karena
pilihan mereka.
Pendeknya jam belajar
justru mendorong mereka untuk lebih produktif. Biasanya pada awal semester,
guru-guru justru menyuruh mereka untuk menentukan target atau aktivitas
pembelajaran sendiri. Jadi ketika masuk kelas, mereka tidak sekedar tahu dan
siap tapi juga tidak sabar untuk memulai proyeknya sendiri.
7. Gak Ada Sistem Ranking di
Sekolah. Finlandia Percaya Bahwa Semua Murid Itu Seharusnya Ranking 1
Upaya pemerintah
meningkatkan mutu sekolah dan guru secara seragam di Finlandia pada akhirnya
berujung pada harapan bahwa semua siswa di Finlandia dapat jadi pintar. Tanpa
terkecuali. Maka dari itu, mereka tidak mempercayai sistem ranking atau
kompetisi yang pada akhirnya hanya akan menghasilkan ‘sejumlah siswa pintar’
dan ‘sejumlah siswa bodoh’.
Walaupun ada bantuan
khusus untuk siswa yang merasa butuh, tapi mereka tetap ditempatkan dalam kelas
dan program yang sama. Tidak ada juga program akselerasi. Pembelajaran di
sekolah berlangsung secara kolaboratif. Bahkan anak dari kelas-kelas berbeda
pun sering bertemu untuk kelas campuran. Strategi itu terbukti berhasil karena
saat ini Finlandia adalah negara dengan kesenjangan pendidikan terkecil di
dunia.
Emang sih kita gak
bisa serta merta menyontek sistem pendidikan Finlandia dan langsung
menerapkannya di Indonesia. Dengan berbagai perbedaan institusional atau
budaya, hasilnya juga mungkin gak bakal sama.
Tapi gak ada salahnya
‘kan belajar dari negara yang udah sukses dengan reformasi
pendidikannya. Siapa tahu bisa menginspirasi adminitrasi baru untuk
mengadakan perubahan demi pendidikan Indonesia yang lebih baik **(kedip-kedip
ke Pak Jokowi)
Sumber tulisan : HIPWEE
Posting Komentar
Posting Komentar