JAKARTA - Ketua
Bidang Luar Negeri, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhyiddin Junaidi mengungkap
kemungkinan adanya teori konspirasi dibalik insiden kantor majalah Charlie
Hebdo di Paris, Prancis.
"Seperti ada
konspirasi dalam insiden Charlie Hebdo untuk memperburuk citra Islam,"
ujar Kiai Muhyiddin di Gedung MUI, Jakarta, Selasa (13/1).
Menurut Kiai Muhyiddin, dunia selalu berteriak lantang bila yang melakukan
kejahatan atau tindakan ektrim pelakunya umat Muslim, sedangkan agama yang lain
tidak. Ia pun sangat menyayangkan sikap barat terhadap insiden itu yang semakin
memperburuk citra Islam dengan menilai selalu melakukan aksi tindak kekerasan.
"Kalau tidak aksi terlebih dahulu mana mungkin ada reaksi yang berlebihan,
menurut saya sah-sah saja karena pelaku melakukan tindakan atasnama pribadi
bukan agama," kata Kiai Muhyiddin.
Kiai Muhyiddin mengungkap, aksi tersebut dimulai dengan majalah Charlie Hebdo yang
menghina umat Muslim dengan menerbitkan kartun Nabi Muhammad secara tidak etis.
Atas hal yang mereka lakukan membuat umat Muslim geram.
Kiai Muhyiddin
mengakui memang di dunia Barat mereka memiliki pemahaman sendiri tentang
kebebasan berekspresi tapi bukan seperti itu caranya. "Seharusnya dunia barat
sadar bahwa mereka tidak diperkenankan untuk melakukan hal tersebut. Pasalnya,
perwakilan dari negara-negara Eropa telah ikut menandatangani protokol anti
penistaan agama yang sudah disahkan oleh PBB," tegas Muhyiddin.
Kiai Muhyiddin juga menambahkan, aksi yang mereka lakukan dengan memperburuk
Nabi Muhammad sudah keterlaluan. Namun, Muhyiddin juga khawatir di balik
insiden Charlie Hebdo itu ada kelompok-kelompok tertentu yang melakukan
konspirasi untuk menjatuhkan Islam di mata dunia.
"Memang kita tidak bisa pungkiri dan sangat jelas konspirasi itu dapat
terjadi karena adanya pendanaan yang cukup besar oleh kelompok-kelompok
tertentu yang benci kepada Islam," imbuh Kiai Muhyiddin.
Sumer: republika online
Posting Komentar
Posting Komentar