(Shalat Dhuha) |
Sholat
Dhuha merupakan amalan sunat yang mempunyai faidah dan keutamaan sangat besar
bagi siapa saja yang melaksanakannya. Setiap orang muslim sudah mafhum dan
mengetahui hal itu, walaupun kadangkala agak sulit untuk selalu
mengistiqomahkannya setiap hari. Alasannya klasik, seperti: sibuk, pas waktu
kerja, takut mengganggu etos kerja, dan berbagai alasan lain yang sekira-kira
masuk akal.
Sebagai
motivasi, ada baiknya mengetahui faidah dan keutamaan dari sholat Dhuha
sebagaimana diterangkan dalam Hadits, walaupun ini semua bukan tujuan. Setiap
amal sholeh yang dilaksanakan hendaknya bertujuan karena Alloh dan mengharap
ridho-Nya.
Diantara
berbagai keterangan tentang keutamaan sholat Dhuha ini adalah:
1. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, ia
berkata: “Kekasihku Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam telah berwasiat kepadaku
tiga perkara: [1] puasa tiga hari setiap bulan, [2] dua rakaat sholat Dhuha dan
[3] melaksanakan sholat witir sebelum tidur.” [HR. Bukhari, Muslim,
Turmuzi, Abu Dawud, Nasa’i, Ahmad dan Ad-Darami].
2. Dari sumber berbeda, yaitu dari
Abud Darda, ia berkata: “Kekasihku telah berwasiat kepadaku tiga hal.
Hendaklah saya tidak pernah meninggalkan ketiga hal itu selama saya masih
hidup: [1] menunaikan puasa selama tiga hari pada setiap bulan, [2] mengerjakan
sholat Dhuha, dan [3] tidak tidur sebelum menunaikan sholat Witir.” [HR.
Muslim, Abu Dawud, Turmuzi dan Nasa’i].
3. Dari Abu Dzar, dari Nabi
Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda: “Pada pagi hari setiap tulang
(persendian) dari kalian akan dihitung sebagai sedekah. Maka setiap tasbih
adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap
takbir adalah sedekah, memerintahkan kebaikan (amar ma’ruf) dan melarang dari
berbuat munkar (nahi munkar) adalah sedekah. Semua itu cukup dengan dua rakaat
yang dilaksanakan di waktu Dhuha.” [HR. Muslim, Abu Dawud dan riwayat Bukhari
dari Abu Hurairah].
4. Dari Anas [bin Malik], bahwa Nabi
shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa mengerjakan sholat Dhuha
sebanyak 12 (dua belas) rakaat, maka ALLOH akan membangunkan untuknya istana di
syurga”. [HR. Turmuzi dan Ibnu Majah,].
5. Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Sholat Dhuha itu dapat mendatangkan rejeki dan menolak
kefakiran. Dan tidak ada yang akan memelihara sholat Dhuha melainkan
orang-orang yang bertaubat.” [HR. Turmuzi dan Ibnu Majah,] dan masih banyak
berbagai keterangan lainnya, baik dari hadits maupun qoul ulama.
Kapan
sebaiknya melaksanakan sholat Dhuha? Sebagaimana diterangkan oleh Zaid bin
Arqam, bahwa ia melihat orang-orang mengerjakan sholat Dhuha [pada waktu yang
belum begitu siang], maka ia berkata: “Ingatlah, sesungguhnya mereka telah
mengetahui bahwa sholat Dhuha pada selain saat-saat seperti itu adalah lebih
utama, karena sesungguhnya Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sholatnya
orang-orang yang kembali kepada ALLOH adalah pada waktu anak-anak onta sudah
bangun dari pembaringannya karena tersengat panasnya matahari”.[HR.
Muslim]. Dari keterangan ini: Anak-anak onta sudah bangun karena panas matahari
itu diqiyaskan dengan pagi hari jam 08:00- 09.00 pagi, adapun sebelum jam itu
dianggap belum ada matahari yang sinarnya dapat membangunkan anak onta.
Berapa
jumlah rokaatnya? Ada beberapa pendapat yang menerangkan jumlahnya, yaitu ada
yang mengatakan 4 rokaat,12 rokaat, ada yang mengatakan 8 rokaat, tetapi
intinya sama yaitu Nabi selalu mengerjakan sholat Dhuha tersebut. Bagi yang
mengatakan 4 rokaat berdasarkan
keterangan dari Dari Mu’dzah, bahwa ia bertanya kepada Aisyah: “Berapa jumlah
rakaat Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam ketika menunaikan sholat
Dhuha?” Aisyah menjawab: “Empat rokaat dan beliau menambah bilangan rokaatnya
sebanyak yang beliau suka.” [HR. Muslim dan Ibnu Majah]. Dari versi lain yaitu Anas [bin Malik], bahwa Nabi
shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa mengerjakan sholat Dhuha
sebanyak 12 (dua belas) rokaat, maka ALLOH akan membangunkan untuknya istana di
syurga”. [HR. Turmuzi dan Ibnu Majah,]. Selanjutnya dari Ummu Hani binti Abu
Thalib, ia berkata: “Saya berkunjung kepada Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa
sallam pada tahun Fathu (Penaklukan) Makkah. Saya menemukan beliau sedang mandi
dengan ditutupi sehelai busana oleh Fathimah putri beliau”.
Ummu Hani berkata: “Maka kemudian aku mengucapkan salam”. Rosululloh pun bersabda: “Siapakah itu?” Saya menjawab: “Ummu Hani binti Abu Thalib”. Rosululloh SAW bersabda: “Selamat datang wahai Ummu Hani”. Sesudah mandi beliau menunaikan sholat sebanyak 8 (delapan) rokaat dengan berselimut satu potong baju. Sesudah sholat saya (Ummu Hani) berkata: “Wahai Rosululloh, putra ibu Ali bin Abi Thalib menyangka bahwa dia boleh membunuh seorang laki-laki yang telah aku lindungi, yakni fulan Ibnu Hubairah”.
Maka Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “sesungguhnya kami juga melindungi orang yang kamu lindungi, wahai Ummu Hani”. Ummu Hani juga berkata: “Hal itu (Rosululloh sholat) terjadi pada waktu Dhuha.” [HR. Muslim]
Ummu Hani berkata: “Maka kemudian aku mengucapkan salam”. Rosululloh pun bersabda: “Siapakah itu?” Saya menjawab: “Ummu Hani binti Abu Thalib”. Rosululloh SAW bersabda: “Selamat datang wahai Ummu Hani”. Sesudah mandi beliau menunaikan sholat sebanyak 8 (delapan) rokaat dengan berselimut satu potong baju. Sesudah sholat saya (Ummu Hani) berkata: “Wahai Rosululloh, putra ibu Ali bin Abi Thalib menyangka bahwa dia boleh membunuh seorang laki-laki yang telah aku lindungi, yakni fulan Ibnu Hubairah”.
Maka Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “sesungguhnya kami juga melindungi orang yang kamu lindungi, wahai Ummu Hani”. Ummu Hani juga berkata: “Hal itu (Rosululloh sholat) terjadi pada waktu Dhuha.” [HR. Muslim]
Tata Cara Sholat Dhuha:
Dibawah
ini adalah tata cara melaksanakan sholat Dhuha, yaitu:
1. Berniat untuk melaksanakan sholat
sunat Dhuha setiap 2 rokaat 1 salam, niatnya adalah:
أصلى سنة الضحى ركعتين لله تعالى الله أكبر
Artinya : “Aku niat sholat Dhuha 2 rakaat sunat karena
Alloh, Alloh Maha Agung”
2.
Membaca surah Al-Fatihah
3.
Membaca surah Asy-Syamsu (QS:91) pada rakaat pertama, atau cukup dengan membaca
al-Kafirun (QS:109) jika tidak hafal surah Asy-Syamsu itu.
4.
Membaca surah Adh-Dhuha (QS:93) pada rakaat kedua, atau cukup dengan membaca
al-Ikhlash (QS:112) jika tidak hafal surah Adh-Dhuha.
5.
Ruku, iktidal, sujud, duduk dua sujud, tasyahud dan salam adalah sama sebagaimana
tata cara pelaksanaan sholat fardhu.
6.
Menutup sholat Dhuha dengan berdoa yang hafal, baik dengan berbahasa Arab
maupun bahasa yang dipahami. Alangkah baiknya kalau membaca doa sebagai
berikut:
Artinya:”
Wahai ALLOH, bahwasanya waktu Dhuha itu waktu Dhuha-MU – dan kecantikan adalah
kecantikan-MU – dan keindahan adalah keindahan-MU – dan kekuatan adalah
kekuatan-MU – dan kekuasaan adalah kekuasaan-MU – dan perlindungan itu adalah
perlindungan-MU.
Wahai ALLOH, jikalau rejekiku masih diatas langit, maka turunkanlah – Dan jikalau ada didalam bumi maka keluarkanlah – dan jikalau sukar maka mudahkanlah – dan jika haram maka sucikanlah – dan jikalau masih jauh maka dekatkanlah dengan berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-MU. Limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambamu yang shaleh.
Wahai ALLOH, jikalau rejekiku masih diatas langit, maka turunkanlah – Dan jikalau ada didalam bumi maka keluarkanlah – dan jikalau sukar maka mudahkanlah – dan jika haram maka sucikanlah – dan jikalau masih jauh maka dekatkanlah dengan berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-MU. Limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambamu yang shaleh.
(Sumber tulisan: http://www.inabah.com/2011/08/keutamaan-sholat-dhuha.html :
Posting Komentar
Posting Komentar