-Nasihat menasihati.- |
Di antara akhlak
kaum sufi adalah banyak berpesan satu sama lain dan menerima nasihat dengan
lapang hati serta berterima kasih kepada pemberi nasihat. Bagi mereka memberi
nasihat tidak dengan sendirinya memandang bahwa mereka telah melakukan
kewajiban. Sebab urusan urusan akhirat tidak dapat dinilai dengan urusan pesona
duniawiah.
Pernah seorang
laki-laki bertanya kepada Hasan Basri: "Berilah aku nasihat." Ia
menjawab: "Junjunglah tinggi tinggi perintah Allah (SWT), dimana pun kamu
berada maka Allah akan memuliakan kamu dimana pun kaum berada."
Seseorang berkata,
kepada Umar bin Abdul Aziz: "Nasihatilah aku" Ia pun berkata:
"Hati-hatilah menjadi orang yang bergaul dengan orang-orang salih kecuali
dengan meniru kesalihan mereka, atau mencela para pelaku dosa tetapi tidak
menjauhi perbuatan dosa, atau orang yang menampakkan diri musuh setan di depan
orang tetapi mengikuti ajakannya secara diam diam."
Seorang laki-laki
berkata kepada Muhammad bin Wasi': "Berilah aku nasihat." Ia
menjawab: "Jadilah raja di dunia dan di akhirat." Ia bertanya:
"Bagaimana itu, dapat terjadi?" Ia menjawab: "Berzuhudlah dalam
hidup di dunia." Laki laki itu meminta: "Tambahlah nasihat
Anda." Ia berkata: "Jadilah dirimu ekor dan duduklah dengan manusia
dan janganlah menjadikan dirimu kepala dan meminta mereka duduk bersamamu."
Umar bin Abdul Aziz
pernah datang menemui seorang ahli ibadah lalu berkata: "Aku datang
menemui mu untuk meminta nasihat." Ia lalu menjawab: "Seandainya aku
tahu bahwa engkau adalah orang yang takut kepada, Allah (SWT) tentu aku
menasihatimu." Kata katanya ini membuat umar jatuh pingsan. Umar juga
pernah mengatakan bahwa ia melihat Abu Abbas Khidhir (as) dalam mimpi lalu
meminta nasihat kepadanya. Ia pun berkata: "Hai Umar, janganlah kamu
menjadi wali Allah secara lahiriah tetapi menjadi musuhNya secara diam-diam."
Seorang, laki-laki
berkata kepada Isa (as): "Nasihatilah aku, wahai Ruh Allah (SWT)." Ia
menjawab: "Hingga berapa kali seseorang di antara kamu dinasihati, tetapi
tidak sadar juga? Kalian membuat para pemberi nasihat capai dan susah! "
Seorang laki-laki
berkata kepada Hasan Basri: "Berilah aku nasihat." Ia menjawab:
"Jangan melakukan dosa lalu kamu mencampakkan diri ke dalam neraka,
padahal jika kamu melihat seseorang mencampakkan udang kecil ke dalam api tentu
kamu mengecamnya. Sementara kamu mencampakkan diri ke dalam api neraka berkali
kali setiap hari tetapi kamu tidak mengecam diri kamu sendiri." Seorang
laki-laki berkata kepada Abdullah bin Mubarak: "Berilah aku nasihat".
Ia menjawab, "Tinggalkanlah pandangan mata yang tidak perlu maka kamu
memperoleh kekhusyukan, tinggalkanlah kata-kata yang tidak penting maka kamu
mendapatkan hikmah kearifan, tinggalkanlah kelebihan makanan maka kamu
memperoleh taufik beribadah, tinggalkanlah mencari-cari keburukan orang lain
maka kamu akan menyadari keburukan keburukan diri kamu sendiri, dan tinggalkanlah
membicarakan tentang dzat Allah (SWT) maka kamu terpelihara dari kemunafikan
dan keragu raguan."
Seorang laki-laki
berkata, "Ibnu Sirin Nasihatilah aku." Ia menjawab: "Janganlah
iri pada seseorang, sebab jika ia adalah ahli neraka maka bagaimana kamu iri
padanya hanya karena pesona dunia yang fana yang akan mengantarkannya ke
neraka. Jika ia adalah ahli surga maka ikutilah amal perbuatannya dan irilah
pada kebaikannya. Sebab yang demikian itu lebih utama dari pada irimu padanya
dalam urusan duniawiah."
Seseorang laki-laki
bertanya kepada Hasan Basri: "Nasihatilah aku." Ia menjawab:
"Mengherankan benar lisan yang menjelaskan, hati yang memahami dan
perbuatan yang bertolak belakang!"
Seorang laki-laki
bertanya kepada Sufyan bin Uyainah: "Nasihatilah aku." Ia menjawab:
"Janganlah kamu takabur atau makan sesuatu dari harta orang lain tanpa
dengan cara yang benar. Sebab orang yang menyombongkan diri pasti menjadi hina
dan orang yang mengambil harta orang pasti merasa kurang."
Suatu kali Hasan
Basri mendengar seorang laki-laki berkata: "Orang mengikuti siapa yang ia
cintai." Lalu Hasan Basri menyela seraya berkata: "Janganlah
terpedaya saudaraku oleh kata-kata itu. Sebab kamu tidak akan menemukan
orang-orang baik kecuali jika kamu berbuat seperti perbuatan mereka.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani mencintai nabi nabi mereka tetapi mereka
bukanlah ahli surga karena perbuatan mereka itu bertentangan dengan perbuatan
para nabi mereka."Kemudian ia berkata lagi: "Sungguh mengherankan,
suatu kaum yang mengajak mencari bekal dan menyerukan pergi ke akhirat,
sementara mereka hanya duduk-duduk sambil tertawa-tawa. Sedangkan pergantian
siang dan malam hakikatnya kendaraan yang sedang mengantar mereka ke sana tanpa
disadari."
Syaqiq al-Balkhi
mengajak sahabat-sahabatnya mempersiapkan diri menghadapi maut dan berkata:
"Mungkin salah seorang di antara kita mempersiapkan diri untuk kematian
selama lima puluh tahun tetapi ia tidak siap menghadapinya. Kesiapan yang
sebenarnya adalah zuhud di dunia seperti Umar bin Khattab (ra), yang mana ia
mengatakan kepada maut setiap hari pagi dan sore: 'Hai. Malaikat maut, ambillah
aku kapan pun engkau mau'."Di antara dalil yang dipegang oleh mereka
tentang perilaku ini adalah sabda Nabi (SAW): "Gunakanlah lima perkara
sebelum (datangnya) lima perkara lainnya, masa mudamu sebelum masa tuamu, masa
sehatmu sebelum sakitmu, masa kayamu sebelum kemiskinanmu, waktu luangmu
sebelum waktu sibukmu dan masa hidup sebelum kematianmu."
-Dari : Status di Facebook Pemuda TQN Suryalaya
-Copas Dari berbagai sumber.
Posting Komentar
nyungkeun ijin copas.hatur nuhun....
Posting Komentar