Menu

TQN PP.Suryalaya

 


(Bismillahirrahmanirrahiim)
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Hari ini kita layak untuk berbahagia. Bukan hanya karena kita akan berkumpul bersama keluarga, merayakan hari raya dan menyiapkan hidangan yang istimewa di tengah-tengahnya. Tetapi lebih dari itu, setidaknya kita ikut berbahagia dan lega karena puncak ibadah haji pada hari Arafah 9 Dzulhijjah telah terlewati dengan baik, saudara kita kaum muslimin telah menjalani puncak rangkaian ibadah haji yang begitu mulia. Kita layak berbahagia bersamaan dengan kebahagiaan mereka yang disana. Inilah wujud nyata persaudaraan berlandaskan iman, yang digambarkan dalam firman Allah SWT : Artinya : “ sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara “ (QS Hujurat : 10)
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Sesungguhnya rangkaian ibadah haji di tanah suci Mekkah dan juga pelaksaanan ibadah qurban, adalah ritual syariat yang sangat berhubungan erat dengan kisah dan sejarah Nabi Ibrohim as. Momentum Idul Adha ini, memang sudah seharusnya membawa kita kembali kepada lembaran kisah Nabi Ibrahim as, untuk kemudian menjadikannya teladan dalam kehidupan kita.
Mungkin dalam benak kita terbetik satu pertanyaan, mengapa kedudukan Nabi Ibrahim as begitu mulia diantara para Nabi lainnya. Selain diberikan julukan mulia sebagai Abul Anbiya, bapak para Nabi, nama beliau juga setiap hari kita lantunkan dalam sholat-sholat kita setiap hari, bersama-sama saat kita menyebut nama Rasulullah Muhammad SAW dalam doa sholawat kita di akhir sholat. Bahkan syariat Islam secara khusus, menjadikan ibadah qurban dan rangkaian ibadah haji adalah sebagai isyarat penghargaan atas kiprah dan perjuangan beliau dan keluarganya. Dengan semua kemuliaan dan penghargaan ini, sesungguhnya layak kita bertanya dalam hati kita apa sesungguhnya yang telah diperbuat oleh Nabi Ibrahim as, sehingga mendapatkan tempat dan kedudukan yang begitu mulia ?
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Mari sejenak kita telusuri jejak langkah, kisah dan kiprah nabi Ibrahim as yang menjadikannya begitu mulia. Kisah ini di awali dengan hijrahnya Nabi Ibrahim dan keluarganya dari daerah Syam ke Jazirah Arab sekitar 4000 tahun yang lampau. Jazirah arab pada waktu adalah gurun tandus tanpa tanaman. Mereka sekeluarga membuka dan memulai sebuah kehidupan yang benar-benar baru, tanpa sanak saudara dan tetangga . 
Namun segala aral kesulitan berhasil mereka taklukan atas ijin Allah SWT, mereka pun membangun ka’bah sebagai simbol peradaban baru yang abadi di muka bumi ini. Dan Ka’bah yang awalnya di bangun dan dithowafi hanya oleh Nabi Ibrahim dan Ismail itu, kini setiap tahunnya ditawafi oleh sekitar 5 juta manusia dari seluruh pelosok dunia yang melaksanakan ibadah haji. Sungguh semua ini adalah termasuk kemulian dan prestasi seorang nabiyullah Ibrahim alaihissalam, yang sejak awal begitu yakin dalam doa penuh pengharapannya ketika itu, sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran :
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah membawa sebagian dari keturunanku untuk tinggal di sebuah lembah yang tak tertumbuhi tanaman apapun, di sisi rumahMu yang suci..Ya Tuhan kami, itu agar mereka mendirikan sholat.. maka penuhilah hati sebagian manusia dengan cinta pada mereka..” ( Surat Ibrahim: 37).
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Dahulu daerah Mekkah atau Hijaz adalah wilayah yang tandus tak berpohon. Kita bayangkan bagaimana keluarga Nabi Ibrahim as berjuang dalam kondisi yang demikian berat. Kisah ibu Hajar yang berputar-putar dan naik turun bukit Shofa dan Marwah adalah gambaran nyata betapa kerasnya kehidupan dan daerah tersebut pada waktu itu. Namun hari ini kita melihat dengan mata kepala sendiri, atau mendengar begitu jelas dari derita yang ada, wilayah yang tandus itu kini telah berubah menjadi salah satu kawasan termakmur di muka bumi, yaitu Kerajaan Arab Saudi.
Apa yang kita saksiksan hari ini dari kekayaan dan kemakmuran jazirah Arab, adalah perwujudan dari doa penuh optimisme dan keyakinan yang terlantunkan dari lisan nabi Ibrahim alaihissalam. Doa tersebut diabadikan dalam Al-Quran sebagai pelajaran optimisme pada kita.
“Dan ingatlah tatkala Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku jadikanlah negeri ini negeri yang aman, dan berilah rezeki kepada penduduknya berupa buah-buahan yang banyak..”(Surat Al Baqarah: 126)
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Sungguh teramat banyak kisah perjuangan yang dialami nabi Ibrahim as. Kesabaran dan pengorbanannya begitu banyak digambarkan secara terserak dalam ayat-ayat Al-Quran. Dari mulai masa mudanya yang dihabiskan untuk berdakwah kepada umatnya yang masih bergelimpang dalam kemusyrikan, bahwa keluarga terdekatnya sendiri adalah pembuat berhala yang dipuja-puja dan disembah masyarakatnya. Belum lagi saat berhadapan dengan kesombongan Raja Namrud, hingga berujung pada peristiwa pembakaran diri beliau, yang kemudian diselamatkan oleh Allah SWT, yang dengan kuasanya menjadikan api yang membakar dirinya menjadi dingin dan menyelamatkan. Allah SWT berfirman : "Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim".(Al-Anbiya 69)
Ujian bagi nabi Ibrohim tidak hanya berhenti pada lingkungan yang keras, tandus, atau tantangan dakwah dari masyarakat atau bahkan penguasanya, namun juga ujian berupa datangnya perintah yang sangat berat dari Allah SWT, yaitu menyembelih anak yang dicintainya dan dinanti-nanti kehadirannya sejak lama. Al-Quran begitu indah menggambarkan dialog antara Nabi Ibrahim dan Ismail ketika itu :
"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".(QS Ash Shaffat [37]:102).
Maka kemudian perintah itu dijalankan dengan sepenuh hati, sepenuh keyakinan dan kepasrahan akan kuasa Allah SWT. Sehingga turunlah keajaiban dan pertolongan Allah SWT, berupa penyelamatan sosok Ismail yang akan disembelih, dan digantikan dengan seekor domba. Kisah ini kemudian dikenang dan diabadikan menjadi sebuah syariat penyembelihan hewan qurban sebagaimana yang akan kita jalankan sebentar lagi.
Demikianlah Nabi Ibrahim melewati segala rintangan, kesusahan dan ujian, dengan penuh bekal keyakinan, keuletan, kesabaran dan pengorbanan, hingga akhirnya bisa keluar dari itu semua menjadi Nabi yang mulia, salah satu dari ulul azmi, abul anbiya, bahkan juga dijuluki sebagai kholilullah atau kecintaan Allah SWT.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Marilah kita jadikan momentum Idul Adha untuk bercermin dari sikap keyakinan, optimisme dan kesabaran dalam melampaui segala halangan dan ujian yang di dapatinya dalam kehidupan ini. Al-Quran secara tegas telah mengisyaratkan hal tersebut dalam ayatnya :
"Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia (QS Al Mumtahanah [60]:4).
Mungkin saja hari ini kita merasa dalam kondisi terpuruk, entah karena musibah bencana datang bertalu-talu dan terus melanda, atau kondisi kehidupan, pekerjaan dan perekenomian yang serba sulit, atau banyaknya kerusakan moral manusia dimana-mana. Sungguh itu semua jangan sampai menjadikan kita lemah tanpa daya, atau tersiksa dalam perasaan tak berguna, atau bahkan terjebak untuk saling menyalahkan dan mencari kambing hitam atas setiap persoalan.
Mari bangkit dan hadapi semua ini dengan berkaca pada ketegaran dan optimisme nabi Ibrahim alaihissalam. Beliau seorang diri memulai peradaban agama tauhid di muka bumi ini dengan mendirikan Ka’bah di Mekkah, hingga akhirnya agama Islam yang mulia ini kini dipeluk oleh 1,9 milyar manusia di muka bumi ini. Nabi Ibrahim alaihissalam memberikan begitu banyak contoh dan teladan bagi kita untuk tetap fight dan bertahan dalam kondisi seberat apapun, dengan tetap berhusnudzhon mengharap pertolongan Allah SWT. Mari mengingat motivasi Al-Quran tentang masalah ini : “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS Al-Insyiroh 5-6)
" Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Ar-Ro’du 11)
Akhirnya, semoga Allah SWT memberikan kita bimbingan dan kekuatan agar kita mampu mengambil hikmah dan pelajaran dari perjalanan hidup nabi Ibrahim as, lalu berusaha menjalankannya dalam kehidupan kita sehari-hari. 
Selamat Hari Raya Idul Adha 1433 H, Taqobballahu minna wa minkum. Marilah kita syiarkan hari-hari yang mulia ini dengan memperbanyak lantunan takbir, baik di rumah, di masjid, setelah sholat wajib atau waktu-waktu mutlak lainnya, hingga waktu ashar hari Tasyriq yang terakhir 13 Dzulhijjah 1433 H, atau InsyaAlloh tepatnya hari Senin yang akan datang.
(Sumber tulisan : dari status di Grup Facebook Pemuda TQN Suryalaya)

Posting Komentar

 
Top