REPUBLIKA.CO.ID, Siapa saja tidak membedakan umur maupun golongan
bisa terjebak dalam dalam situasi ketergantungan obat-obat terlarang. Berbagai
metode ditawarkan untuk menyembuhkan korban ketergantungan terhadap
obat-obatan terlarang.
Salah satu yang dipraktikkan di Indonesia
melalui pendekatan cara-cara Islam. Seperti
yang ada di Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya, Jawa Barat.
PP.Suryalaya memiliki tempat rehabilitasi pecandu narkoba yakni Bidang Inabah yang tersebar di daerah Jawa Barat bahkan sampai ke Singapura dan Malaysia. (Informasi lebih lanjut silakan lihat website resmi Bidang Inabah PP.Suryalaya : http://www.inabah.com/ )
Cara tersebut dinilai berhasil menghentikan
si korban dari ketergantungannya secara tuntas.
Melalui pendekatan ibadah seperti yang diajarkan
dalam Islam, pecandu narkoba dalam penyembuhannya diajak selalu dekat dengan
Allah, baik melalui ibadah shalat wajib maupun shalat sunnah.
|
(Kenangan kunjungan Mensos 01/03/2012 lalu) |
''Dari sekian banyak metode penyembuhan bagi
para pecandu narkoba, metode yang dijalankan di Ponpes Suryalaya cukup
sukses,'' tutur Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri saat kunjungan kerja di Ponpes
Suryalaya, Kamis (1/3/2012). Hal ini sudah dibuktikan dari peserta yang mengaku sembuh setelah
menjalani metode ala Islam disini.
Salim menegaskan tentu saja keberhasilan ini
bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak yang terkait dengan pecandu
narkoba.''Saya rasa metode di Ponpes Suryalaya ini nantinya diharapkan bisa
direalisasikan di ponpes lainnya,'' kata dia.
***
Seorang pecandu narkoba, Putri mengaku sudah
kecanduan narkoba selama 14 tahun. Remaja putri asal Jakarta inipun mengaku
sudah keluar masuk panti rehabilitasi keluarga di dalam maupun luar negeri.
Namun keberhasilan dia meninggalkan narkoba baru diraih sejak ia mengikuti
penyembuhan di Pesantren Suryalaya.
Untuk menangani pecandu narkoba dan rehabilitasi
narkoba tertua di Indonesia, Kementerian Sosial sudah menjalani kerja sama
dengan Ponpes Suryalaya sejak tahun 1980.''Kerja sama ini akan terus
dipertahankan dalam mengatasi permasalahan ini,'' tutur dia. Jika karakter dan
budi pekerti tidak ada akibat bahaya narkoba maka akan hancur bangsa ini.
Namun di sisi lain, Salim mengingatkan bahwa
orang tua harus ikut mengawasi keseharian anak-anak mereka.''Meskipuan di rumah
pergaulannya baik tetap bisa terpengaruh lingkungan yang tidak baik. Karena itu
semua pihak harus ikut menjaga,'' kata dia. Orang tua harus memahami dengan
siapa anak-anak berteman karena bisa saja teman mereka menjerumuskan anak
mereka dalam obat-obatan terlarang.
Di samping juga perlu adanya penegakan hukum
atau law enforcement yang kuat. Yaitu dengan berani menjatuhkan hukuman mati
terutama bagi pengedar. ''Seluruh komponen harus bisa bergerak untuk menangani
permasalahan ini,'' tutur Salim.
***
Sesepuh Ponpes Suryalaya dan juga cucu dari Kiai Haji Abdullah Mubarok (Abah
Anom), KH Zainal Abidin, menjelaskan bahwa penyembuhan narkoba di
Suryalaya adalah upaya pembetulan pikiran dengan cara-cara Islam. Yang
dibetulkan di sini, kata dia, adalah cipta melalui akidah, rasa melalui
akhlak dan perbuatan melalui syariat.
''Salah satu metode yang dilakukan adalah dengan
pensucian melalui mandi. Mandi adalah pencuci hadas besar yang paling manjur,''
kata Zainal. Begitu ketagihan langsung dimandikan lalu menjalankan ibadah
shalat dan zikir
Metode yang diterapkan di pusat rehabilitas
narkona Suryalaya dijalankan minimal selama tiga bulan dan melalui tiga tahap.
Yaitu penyembuhan, rehabilitasi, dan bina lanjut. Sebelum menjalani rangkaian
penyembuhan, si pecandu dimandikan pada pukul 02.00 WIB. Setelah mandi,
metode yang dilakukan adalah pelaksanaan ibadah terus menerus sampai pukul
21.00 WIB.
Tahapan yang dilakukan diantaranya menjalankan
seluruh shalat wajib, shalat sunat sebelum dan sesudah shalat wajib, shalat
sunnat khusus seperti taubat, awabin, birrulwalidaini dan lihifdhil iman.
Saat ini Ponpes Suryalaya yang juga menjalankan
fungsi pendidikan umum layaknya ponpes lainnya memiliki 24 pusat reahabilitasi
yang disebut rumah remaja Inaba. Dua diantaranya khusus bagi perempuan. Dan dua
diantaranya berada di luar Tasikmalaya, yaitu di Keddah Malaysia dan di Cibereum
Jabar. Setiap inaba untuk laki-laki berisi sekitar 30 orang yang
direhabilitasi. Sedangkan untuk perempuan berisi sekitar 10-15 orang. Setiap
inaba dibina oleh lima pembina ibadah dari Ponpes Suryalaya.
(Sumber tulisan : http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/03/04/m0c0ob-inilah-terapi-penyembuhan-kecanduan-narkoba-ala-islam )
Posting Komentar
Posting Komentar