Menu

TQN PP.Suryalaya

 


(Khidmat Manakib di PP.Suryalaya, bulan November 2004)
(Oleh Ajengan KH. Zezen Zaenal Abidin Bazul Asyhab)


aat ini kita berada di bulan Dzulqo'dah. Orang Jawa menyebutnya bulan Hapit (Diantara). Mungkin saja mereka mengatakan demikian karena bulan ini berada diantara dua 'Id yaitu 'Idul Fitri dan 'Idul Adha. Pada tahun ini banyak diantara saudara kita yang menunaikan ibadah Haji. Semoga para jamaah haji yang sedang melakukan rukun Islam yang kelima ini senantiasa menjadi haji Mabrur dan bisa kembali ke tanah airnya dengan selamat. Kepada yang belum pernah kesana, kita do'akan semoga diberikan kemudahan oleh Allah Swt. dan kepada yang telah menjadi haji mudah-mudahan mampu mempertahankan kemabrurannya. Amin ya Robbal 'Alamin. Untuk mendapatkan predikat Mabrurmaka kita harus berusaha untuk berakhlak haji.

Haji bisa dilihat dari tiga aspek yaitu secara syar'iyyah (syariat), kedua Tarikhiyyah (Sejarah), dan ketiga sirriyyah(rahasia haji). Banyak orang yang menginginkan menjadi Haji Mabrur. Tapi jarang sekali kita mendengar ada orang yang ingin syahadat maqbul, shalat mabrur, zakat mabruroh (meski kata ini tidak populer), puasa mabrur dan haji mabrur.Dalam Rukun Islam tersebut syahadat menempati urutan yang pertama. Tetapi hal ini jarang sekali dibahas. Padahal shalat bisa khusyu, puasa, zakat dan haji bisa baik jika syahadatnya baik. Shalat wajibnya sehari 5 kali, zakat wajibnya jika sudah haul. Puasa wajibnya setahun sekali. Haji wajibnya seumur hidup sekali. Tapi syahadat dibaca sehari 9 kali dalam shalat. Syahadat adalah Musyahadah, tetapnya hati bersama Allah (menyatu, tergabung). Dengan apa syahadat ini bisa dilakukan sehingga kita bisa bermusyahadah atau berma'rifat? 1. Bergabung dengan orang-orang yang berilmu untuk mendapatkan nasehat-nasehat. 2. Memperbanyak membaca Al-Qur'an 3. Qiyaamul Lail 4. Kholwatul Bathin 5. Shoum. dan yang paling utama adalah Dzikir. (Hadits sohih ini terdapat dalam Ibnu Katsir). Jadi dzikir adalah akat untuk mengasah syahadat. Jadi beruntung kita sudah mendapatkan talqin dzikir yaitu dzikir Jahar dan dzikir Khofi. Dengan kedua macam dzikir tersebut mudah-mudahan syahadat kita akan menjadikan rukun Islam yang lainnya mencapai tujuan yang diharapkan. Seperti shalat bisa khusyu.
Secara Tarikhiyyah kisah Nabi Ibrahim adalah sebagai berikut : Dalam shalat hanya 2 Nabi yang disebut namanya dalam shalat yaitu Nabi Muhammad Saw. dan Nabi Ibrahim As. (Bapaknya para Nabi). Nabi Ibrahim seorang yang haniif (berpihak; kepada Allah). Ketikan Beliau menghadapi raja Namruz yang dzolim dan sombong serta mengaku dirinya Tuhan lalu ditanya tentang siapa Tuhannya, maka Ibrahim menjawab, Allah! Dialogpun terus berlanjut dan Ibrahim tetap pada pendiriannya. Maka Namruz pun menghukumnya dengan membakarnya hidup-hidup. Tapi Allah menolongnya sehingga api yang panas itu tidak mampu membunuhnya. Tidak lain Nabi Ibrahim selalu mengingat Allah. Kalimat Laa Ilaaha Illallah yang kita ucapkan setelah shalat dimaksudkan agar kita memiliki sifat hanif seperti Nabi Ibrahim (berpihak kepada Allah). Sifat Nabi Ibrahim yang lain yaitu percaya kepada Allah. Seperti perintah Allah untuk menyembelih putra yang ditunggu-tunggunya yaitu Ismail As. Tampa keraguan sedikitpun baik Ibrahim, Ismail maupun ibunya Siti Hajar mampu melaksanakan perintah Allah itu. Karena itu biaya yang kita keluarkan untuk mengadakan Manaqiban atau berangkat ke Suryalaya jangan khawatir akan habis, Insya Allah akan digantikan dengan yang jauh lebih baik.
Kemudian berdasarkan Sirriyyah (secara rahasia). Jika menginginkan haji mabrur maka talbiyahnya pun harus mabrur. Yang dimaksudkan adalah sifat Talbiyah yang dibaca disana harus terbawa kembali kesini. Labbaik itu artinya Siap (Siap melaksanakan aturan Allah). Ketika terdengar adzan maka kita harus meninggalkan semua aktifitas. Labbaik ya Allah!!Aku siap yang Allah memenuhi panggilanmu! Thawaf mengelilingi Ka'bah, alhamdulillah kita telah bisa melaksanakannya meskipun kita belum bisa berangkat kesana. Dalam arti kita selalu ingat kepada yang memiliki Ka'bah. Disana ihramartinya bersihkan segala sifat buruk sehingga kembali dari berhaji semakin baik hatinya. Wukuf bukan berarti diam di Arafah tetapi wukufkan hatimu selalu dekat dengan Allah. Jumroh melempar pilar (tapi itu adalah bekasnya), karena iblis yang sekarang ada dalam dada kita. Oleh karena itu setiap ba'da shalat kita selalu jumroh yaitu melempar Iblis dengan kalimat Laa Ilaaha Illallah ataupun dengan dzikir khofi setiap saat.

-Sumber tulisan : www.suryalaya.org
-Foto : kiriman Iwan Kun di Grup Facebook Pemuda TQN Suryalaya.

Posting Komentar

 
Top