Di antara beberapa akhlak seorang murid (pesuluk/salikin) salah satunya adalah bersikap lemah lembut. Yakni bersikap lemah lembut dalam menasihati sesama saudara apabila engkau melihat mereka menyalahi aturan.
Al-Imam asy-Syafi’I berkata, “Barangsiapa menasehati saudaranya dalam sembunyi, dia sungguh telah menasehatinya dan menghiasinya. Dan barangsiapa menasehati saudaranya di keramaian, dia sungguh telah mencemarkan dan melecehkannya.”
Asy-Sya’rani berkata, “Orang yang tidak menutupi kekeliruan yang dia lihat dari saudara-saudaranya, berarti dia telah membuka pintu ketersikapan aib dirinya sendiri dari sekedar ketersingkapan aib mereka”.
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menutupi aib saudaranya, Allah akan menutup aib dirinya. Dan barangsiapa menyingkapkan aib saudaranya, Allah akan menyingkapkan aib dirinya hingga karenanya dia menjadi tercemar bahkan di dalam rumahnya sendiri”. (HR. Ibnu Majah).
Anda mungkin pernah menjumpai orang yang sangat senang menceritakan aib orang lain bahkan mencari-cari aib dan kesalahan orang lain untuk diceritakan kepada banyak orang dan dia dengan bangga menceritakan kesalahan orang lain tersebut. Semakin banyak dia menceritakan aib orang lain maka dia merasa semakin senang dan merasa semakin bersih dan suci. Orang seperti ini jenis manusia yang berperilaku buruk dan tidak bisa dijadikan teman.
Kalau ada ada teman yang bersikap tercela dan memiliki aib maka nasehati dia dengan lemah lembut agar dia mau meninggalkan sifat-sifat tercela tersebut dan anda ikut mendoakan dia agar dia mau memperbaiki kesalahannya. Bukan anda dengan bangga mengumumkan kepada seluruh orang, kalau perlu seluruh dunia wajib mengetahui keburukan teman anda. Ketahuilah bahwa mungkin saat ini dia khilaf, dia jatuh, jangan tertawakan dia karena anda juga berada di jalan yang sama yang tidak menutup kemungkinan akan terjadi juga seperti yang dia alami.
Kalau ada yang menceritakan kejelekan orang lain kepada anda, maka doakanlah agar orang yang dianggap buruk perilaku tersebut dengan doa yang baik agar perilakunya bisa berubah menjadi baik dan jangan pernah menceritakan kepada orang lain apalagi menceritakan kepada public yang lebih banyak mudharat dari manfaatnya. Semua kita harus menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna, suatu saat nanti kita akan terjatuh kepada kerikil yang sama dan kalau kita berusaha membantu orang lain yang terjadi suatu saat kita juga akan dibantu orang lain
Bagi seorang sahabat, tidak ada kesalahan dari sahabatnya yang ada adalah kebaikan dan kebaikan seperti kisah berikut, Suatu hari, seorang lelaki yang telah bersahabat dengan Ibrahim bin Adham, ketika hendak berpisah, berkata kepada Ibrahim bin Adham, “Sayyidi, kenapa anda tidak pernah mengingatkan aku akan aib yang ada pada diriku?” lalu Ibrahim bin Adham menjawab, “Saudaraku, aku tidak pernah melihat satu pun aib dalam dirimu, karena aku melihatmu dengan mata cinta. Bertanyalah kepada selain aku tentang aibmu”.
(dari berbagai sumber)
Posting Komentar
Posting Komentar