(Status Suriyanto AlMaliki Tqn; copas dari
Ustadz Agus Sayap Merpati Suryalaya, Dokumen No.426 di FacebookPemuda TQN
Suryalaya)
COPAS dari si-COPAT
"Sebenarnya perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW itu
Bid'ah atau bukan?". Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita simak
dialog imajiner berikut ini yang mengisahkan dialog antara Pro-Maulid dan
Anti-Maulid.
<<<<<<<@@@@@>>>>>>>
Pro-Maulid : Kenapa sih ente seneng banget berkoar-koar
bahwa orang-orang yang memperingati Maulid Nabi Saw itu berada dalam kesesatan?
Anti-Maulid : Karena memang memperingati Maulid Nabi Saw
itu adalah perbuatan bid’ah dan seburuk-buruk perkara adalah bid’ah dan kullu
bid’atin dhalalah. (setiap bid’ah itu sesat)
Di dalam Shahih Muslim juga diriwayatkan bahwa Rasulullah
Saw bersabda : "Setiap amalan yang tidak kami perintahkan adalah
tertolak."
Pro-Maulid : Apa sih definisi bid’ah?
Anti-Maulid : Bid’ah adalah segala perkara yang baru
(ihdats) yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
Pro-Mualid : Kalau begitu apa yang membedakan bid’ah
dengan ijtihad?
Anti-Maulid : Tidak ada ijithad di dalam Islam! Agama
Islam sudah sempurna tidak perlu lagi tambahan-tambahan seperti ijtihad segala!
Pro-Maulid : Wah, semakin jelas bagi ane pengetahuan ente
sangat minim tentang hadis Nabi Saw! Pernah baca hadis tentang Bilal?
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa setelah usai shalat
Subuh, Rasulullah Saw bertanya kepada Bilal, "Wahai Bilal, ceritakan
kepadaku tentang perbuatan yang paling bermanfaat yang telah kamu lakukan
setelah memeluk Islam. Karena semalam aku mendengar suara langkah sandalmu di
depanku di dalam surga."
Bilal berkata, "Aku tidak pernah melakukan suatu
amalan yang paling bermanfaat setelah memeluk Islam selain aku selalu berwudlu
dengan sempurna pada setiap waktu malam dan siang kemudian melakukan shalat
sunat dengan wudluku itu sebanyak yang Allah kehendaki."
Ibn Hajar Asqalani mengatakan di dalam Fath al-Bari bahwa
hadis di atas memperlihatkan diizinkannya menggunakan ijtihad di dalam memilih
waktu untuk melakukan ibadah.
Yang paling menarik dari riwayat hadis ini adalah justru
ijtihad Bilal inilah yang membuatnya dinubuatkan Rasulullah Saw bakal masuk Surga
dan perbuatan yang dilakukan Bilal ini tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah
Saw, sampai-sampai Rasulullah Saw sendiri bertanya karena beliau Saw sendiri
tidak mengetahuinya! Ente pernah baca hadis ini? Ane meragukannya!
Anti-Maulid : ???
Pro-Maulid : Tidak semua bid’ah itu sesat khan? Karena
ketika sahabat Umar bin Khaththab memerintahkan umat Muslim untuk melakukan
shalat tarawih dengan berjama’ah Umar mengatakan : "Ni’matul bid’ah
hadzihi!"– sebaik-baik bid’ah adalah ini!
Anti-Maulid : Perkara Umar bin Khathab itu bid’ah
lughawy, Pak bukan bid’ah syar’i.
Pro-Maulid : Wah, ente gak usah berkelit bahwa apa yang
Umar katakan tersebut sebagi bid’ah lughawy, karena apa yang dikatakan Umar
tersebut bukan hanya dikatakannya tetapi juga dilakukannya dan bahkan dia
memerintahkah umat Islam saat itu untuk melakukannya, walaupun Abu Bakar
sendiri — yang disepakati oleh Ahlus-Sunnah lebih utama dari Umar – tidak
melakukannya. Dan perintah Umar itu pun sudah menjadi bagian syari’at yang
dilakukan oleh mayoritas umat Islam saat ini. Jadi anda tidak perlu bikin
istilah lughawy dan syar’i dengan tujuan membingungkan orang lain!
Dan ingat! Ditinjau dari makna lughawi sendiri kata
sunnah pun berarti juga bid’ah, karena sunnah secara bahasa berarti ath-thariqah
(jalan), apakah itu baik ataupun buruk. Oleh sebab itu setiap orang yang
memulai suatu hal yang pada akhirnya dilakukan oleh banyak orang sesudahnya,
maka hal itu disebut sunnah."
Karena itulah di dalam Shahih Bukhari Rasulullah Saw
bersabda : "Barangsiapa yang mensunnahkan sunnah yang baik maka ia akan
mendapatkan pahala dan pahala orang yang mengerjakannya tanpa mengurangi pahala
mereka sedikit pun dan barangsiapa yang mensunnahkan sunnah yang tercela
(bid’ah) maka ia akan mendapatkan dosanya dan dosa orang-orang yang
melakukannya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun."
Al-Tirmidzi juga menshahihkannnya dan meriwayatkan bahwa
Rasulullah Saw bersabda : "Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan
maka ia mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakannya."
Hadis Bukhari di atas dengan gamblang menunjukkan bahwa
sunnah yang baik di atas adalah ijtihad yang benar sedangkan sunnah yang
tercela di sana adalah bid’ah syai’ah (buruk) bukan hasanah!
Kedua hadis di atas menjelaskan juga secara gamblang
bahwa tindakan-tindakan yang dimaksud adalah suatu kebiasaan baru yang
dijadikan sebuah tradisi dan tak ada keraguan sedikit pun bahwa Memperingati
Maulid Nabi Saw adalah perkara hasanah bukan perkara syai’ah!
Anti-Maulid : Tapi jika memperingati Maulid itu memang
baik pastilah para sahabat Nabi sudah lebih dulu melakukannya!
Pro-Maulid : Ente sok masti-masti-in! Apa yang dilakukan
atau yang tidak dilakukan para sahabat bukanlah tolok ukur kebenaran. Patokan
dan standar kita adalah Al-Quran dan Sunnah Rasul!
Anti-Maulid : Mengenai Maulid ini mana sunnahnya?
Pro-Maulid : Ente ini gimana seh! Semua yang ane omongin
di atas khan udah jelas bahwa hadis Rasulullah Saw yang diriwayatkan Bukhari
dan Tirmidzi menjelaskan hakikat ijtihad dan bid’ah secara gamblang dan terang!
Artinya ijtihad dan ijma’ para ulama dahulu sudah menjadi sunnah hasanah atau
ijtihad yang benar! Dan Maulid Nabi yang kami peringati setiap tahun itu bagian
dari ijtihad dan ijma ulama yang jelas-jelas merupakan sunnah hasanah bukan
sunnah syai’ah! Ente masih gak paham?
Anti-Maulid : ??? [Masih bengong]
Anti-Maulid : Jika begitu anggapan Bapak itu berarti
Bapak menganggap Bapak dan ulama-ulama Bapak lebih hebat dari para sahabat Nabi
dong?!
Pro-Maulid : Jangan menarik kesimpulan dengan cara yang
sesederhana itu, karena ijtihad seperti ini bukan ukuran hebat atau tidaknya
seseorang atau sekelompok orang, walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa
orang-orang yang hidup terkemudian bisa saja lebih unggul dari beberapa sahabat
Nabi Saw! Tapi tidak semua sahabat Nabi lho!
Anti-Maulid : Wah gawat neh (sambil tertawa mengejek),
kayaknya pemikiran Bapak sudah seperti kaum Syi’ah Rafidi!
Pro-Maulid : Ente jangan asal bicara! Hadis tentang ini
bukan kagak ada! Nih ente dengerin baik-baik dan gunakan otak ente ya!
Dari Abu Isalabah al-Khusyani telah berkata: Rasulullah
Saw. pernah bersabda: "Hendaklah kamu sekalian memerintahkan kepada
kebajikan dan hendaklah kamu melarang kejahatan, sehingga apabila kamu melihat
kikir dipatuhi dan hawa nafsu diikuti dan dunia didahulukan dan kekaguman
tiap-tiap orang yang mempunyai pikiran dengan pikirannya sendiri, maka
hendaklah kamu pada pendirian dirimu sendiri, dan tinggalkanlah olehmu urusan
orang umum. Karena sesungguhnya di belakang kamu ada beberapa masa, yang sabar
pada masa itu seperti menggenggam bara api; bagi orang yang beramal pada masa
itu seperti pahala 50 orang lelaki yang beramal seperti amalnya." (Hadis
Riwayat Ibnu Majah dan at-Turmudzi)
Dan Abu Dawud meriwayatkan dengan tambahan: Rasulullah
ditanya: "Ya Rasulullah, pahala 50 orang lelaki dari kami ataukah dari
mereka?" Beliau bersabda: "Bahkan pahala 50 orang lelaki dari
kamu." (H.R. Abu Dawud)
Kata kamu di atas sangat jelas dan gamblang adalah para
sahabat Nabi! Dan memang pantas bahwa orang-orang yang beriman teguh padahal
mereka tidak pernah berjumpa dengan Nabi Saw dan melihat turunnya wahyu, tentu
saja lebih hebat dari kaum Salaf yang pernah berjumpa dengan beliau Saw dan
menyaksikan turunnya wahyu!
Nah, ente pernah baca gak? Jangan berkelit lagi, ini
hadis Nabi, mau ngomong apa lagi ente? Kayaknya ente gak pernah baca deh!
Makanya kalo belajar Islam jangan cuma baca fatwa-fatwa syekh-syekh
Wahabi-Saudi di internet aje! Baca tuh kitab-kitab hadis dan tafsir Quran, Dan
inget! Hadis di atas bukan hadis Syiah!
Dan dari keterangan hadis di atas sangat jelas bahwa
insya Allah kami (Pro-Maulid) adalah orang-orang yang berusaha keras
menganjurkan kebaikan dengan mensunnahkan Maulid Nabi Saw dan melarang
kejahatan yaitu "fitnah Bid’ah Syirik Khurafat" yang ente tujukan ke
semua kaum Muslim selain kelompok ente Wahabi-Salafy!
Anti-Maulid : Apa ada dalil lain bahwa orang-orang yang
hidup setelah para sahabat Nabi lebih hebat dari mereka?
Pro-Maulid : Makanya belajar agame tuh kudu yang bener
tong! Baca tuh kitab-kitab hadis, tafsir Quran, asbabun nuzul, wah masih banyak
lagi yang mesti ente baca deh..jangan cuma modal menjelajah internet gratis
ente udeh bisa senak udel ente nyesat-nyesatin orang!
Anti-Maulid : Udeh deh beh ada gak dalil lainnya?
Pro-Maulid : Ente pernah gak baca ayat Quran : "dan
kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka.” (QS
Jumu’ah [62] ayat 3]?
Anti-Maulid : Memang apa maksud dari ayat itu?
Pro-Maulid : Makanya khan ane bilang belajar juga tuh
tafsir Quran dan hadis! Ente bilang ane ingkar sunnah, padahal ente kendiri
kagak banyak tahu soal hadis!
Dari Abu Hurairah katanya: Pernah kami duduk dekat
Rasulullah Saw, ketika itu turun kepada beliau Surat Al-Jumu’ah. Setelah beliau
membaca "wa akharina minhum lamma yal haqu bihim" (dan kepada kaum
yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka) Seorang laki-laki
bertanya: "Siapakah kaum yang lain itu, ya Rasulullah?" Rasulullah
Saw tidak menjawab sampai laki-laki itu bertanya 1, 2 atau 3 kali lagi, sedang
di antara kami hadir sahabat Salman Al- Parisi (Bangsa Persia). Lalu Nabi
meletakkan tangannya kepada Salman, kemudian beliau Saw bersabda: "Lau
kâna al-îman 'inda al-tsurayyaa lanaa lahu rijaalun min haaula-i" –
"Kalau seandainya iman itu terletak di Bintang Tsurayya, niscaya ia akan
dapat dicapai juga oleh beberapa orang dari orang-orang ini."
Anti-Maulid : Ah, hadis itu khan gak menunjukkan bahwa
ada orang-orang terkemudian yang lebih hebat dari para sahabat Nabi!
Pro-Maulid : Weleh-weleh…ini diaaa, makin kelihatan
anehnya ente! Baca dong ayat Qurannya dan baca penjelasan Nabi Saw tersebut.
Ente jangan berkelit dong. Kalau ente beriman pada hadis ini iya ente harus
terima kalau enggak, berarti ente sendiri yang ingkar sunnah..He...He...He...
Anti-Maulid : Pokoknya semua yang tidak pernah
dicontohkan Nabi Saw dan para sahabat adalah bid’ah!
Pro-Maulid : Nah, bener khan ente udah ngeluarin ilmu
pamungkas ente yaitu : kata POKOKNYA! Ini kan artinya ente gak peduli kalo
argumen atau hujjah ane bener atau salah POKOKNYA ente yang BENERR gitu kan?
Pro-Maulid : Ok deh, kalau demikian definisi bid’ah ente,
maka berarti ente juga sudah melakukan bid’ah, karena ente sendiri kan memakai sajadah
kalo shalat, memakai speaker kalo 'adzan. Ente juga sok berdakwah pake
internet!?
Anti-Maulid : He..he..he..Dangkal sekali pemahaman Bapak
atas makna bid’ah! Sajadah, speaker dan internet adalah sekadar tool (alat
bantu) untuk beribadah, jadi memakai tool-tool tersebut bukan termasuk bid’ah!
Pro-Maulid : Bagaimana dengan memakai tasbih untuk
berzikir?
Anti-Maulid : Itu bid’ah! Eh…[Kebingungan, karena selama
ini kaum Wahabi-Salafy juga membid’ahkan kaum Muslim yang menggunakan tasbih]
Pro-Maulid : He..he..he…Ente pernah denger gak fatwa
salah seorang syekh Wahabi ente, Abu Abdillah al-Abdari yang bergelar Ibn
al-Haj?
Anti-Maulid : ??? [Menggeleng-gelengkan kepalanya]
Pro-Maulid : Nih dengerin dengan seksama dan buka tuh
kuping ente lebar-lebar!
Ibn al-Haj di dalam kitabnya al-Madkhal mengatakan :
"Keberadaan kipas angin di dalam masjid-masjid itu
termasuk perkara bid’ah dan para ulama kita (syekh-syekh Wahabi) telah melarang
hal tersebut. Sebab, menjadikannya di dalam masjid adalah bid’ah!" (Baca
buku Ibn al-Haj, al-Madkhal, Jil. 2, hlm. 212 dan hlm. 224) Nah gimana tuh kalo
pake AC, speaker dsb..?
Anti-Maulid : ??? [Makin kebingungan]
Pro-Maulid : Hah? Pernah baca kitab itu? Itu kitab ente
punya syekh! Makanya jangan cuma belajar lewat internet, Tong!
Pro-Maulid : Ente bilang pake internet bukan bagian dari
ibadah? Gimana kalo internet itu ente pake untuk dakwah, apa itu bukan ibadah?
Jadi pake internet pun termasuk bid’ah sama seperti syekh-syekh ente bilang
pake tasbih itu juga bid’ah!
Nah, Tong! Sekarang siapa yang sebenarnya dangkal? Ente
ape ane? He..He..He...
Anti-Maulid : ??? [Tertunduk malu]
Pro-Maulid : Udeh deh ente gak usah malu-malu kalo udah
gak punya argumen! besok ente tanyain ame ustad ente tuh yang pernah belajar
bertahun-tahun di Saudi, siapa namenya? Wah sorry ane gak ingat!
Anti-Maulid : Pokoknya semua yang tidak pernah
dicontohkan Nabi Saw dan para sahabat adalah bid’ah!
Pro-Maulid : He...He...He...(tertawa terpingkal-pingkal)
Heh Tong…ente tahu gak darimana dan dari siapa sebenarnya hujjah yang ente pake
itu?
Anti-Maulid : ??? (Bengong)
Pro-Maulid : Nah bengong kan? Makanya jangan Cuma
copy-paste fatwa dari internet aja! Tong, itu adalah fatwa Ibn Taymiyyah! Kalo
ente mau tahu siapa sebenarnya Ibn Taymiyyah baca deh artikel ane tentang siapa
sebenarnya dia?
Oya, fatwa Ibn Taymiyyah itu begini : "Sesungguhnya
(perayaan maulid Nabi saw) ini tidak dilakukan oleh kaum salaf meskipun adanya
kebutuhan untuk melakukan hal itu dan tidak ada sesuatu yang mencegah mereka
dari perbuatan itu. Sekiranya perayaan maulid ini adalah kebaikan semata-mata
atau lebih diutamakan, niscaya salaf lebih berhak melakukannya daripada kita
karena sesungguhnya mereka itu lebih besar kecintaannya kepada Rasulullah dan
lebih mengagungkan beliau daripada kita. Mereka (kaum salaf) itu lebih memperhatikan
kebaikan (daripada kita)."
Nah ini dia fatwa syekh ente yang plin-plan alias
mencla-mencle itu!
Anti-Maulid : ??? Mencla-mencle gimana maksudnya, Pak?
Pro-Maulid : Mencla-mencle atau plin-plan itu gak yakin
atau peragu, dan itu memang ciri khas yang dimiliki orang-orang Khawarij!
Anti-Maulid : Sebentar, Pak! Bapak punya bukti atau tidak
kalo Ibn Taymiyyah itu mencla-mencle! (geram dan marah)
Pro-Maulid : Makanye kalo belajar pake kitab bukan cuma
copy paste dari salafy.org atau manhaj.org akibatnya begini! Belajarlah dari
sumber aslinya bukan dari kata si anu atau kata si fulan (qiila wa qaala)!
Nih ane bacakan apa yang dikatakan Ibn Taymiyyah tentang
Maulid yang menunjukkan keraguan dia tentang hukumnya!
Ibn Taymiyyah berkata : "Demikian pula yang
diciptakan oleh sebagian manusia (perayaan maulid), maka adakalanya ia
menyerupai kaum Nasrani (Kristen) dalam merayakan kelahiran al-Masih (Nabi Isa
as), atau karena kecintaan kepada Nabi saw dan pengagungan kepada beliau,
sedangkan Allah memberi pahala kepada mereka ini karena kecintaan dan ijtihad,
bukan karena perbuatan bid’ah."
Jelas kan! Sebelumnya dia ngomong begini, setelah itu dia
sendiri bingung! Coba ente baca deh kitabnya itu, mudah-mudahan ente
tercerahkan dengan penjelasan ane ini!
Anti-Maulid : (Termangu-mangu) Tapi biasanya di dalam
perayaan-perayaan Maulid Nabi ini ada juga hal-hal haram yang dilakukan
masyarakat saat mereka merayakannya. Misalnya: percampuran kaum perempuan dan
laki-laki dan masih banyak lagi, Pak!
Pro-Maulid : Pernyataan ente ini menunjukkan ente sudah
kehabisan dalil! Sebab diskusi kita ini seputar hukum peringatan Maulid itu
sendiri. Ada pun perkara-perkara yang kemudian muncul dalam peringatan Maulid
tidak bisa jadi alasan untuk melarang peringatan Maulid itu sendiri. Misalnya,
jika ada orang yang pergi umroh dengan tujuan untuk sekadar berwisata, atau
belanja atau bahkan pergi dengan yang bukan muhrim, maka tidak lantas kita bisa
seenaknya mengharamkan ibadah umroh! Iya khan?! Yang begini ini udah gak asing
lagi! Jadi jangan diskusi kita malah keluar dari topiknya! Makanya belajar
logika ya Tong, biar pinter dikit!
Udah deh ane mau permisi dulu, ane do’ain moga-moga ente
dapet hidayah dari Allah Swt ye! Salamun ‘alaykum!
Semoga bisa menjadikan pencerahan bagi kita yang masih
ragu-ragu dalam menentukan hukum dari perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Posting Komentar
Posting Komentar