Menu

TQN PP.Suryalaya

 

Dalam bahasa Arab arti muraqobah adalah awas mengawasi, berintai-intaian. Dalam istilah Tasawwuf menurut al Qusyairy arti muraqabah ialah: keadaan seseorang meyakini sepenuh hati bahwa Allah selalu melihat dan mengawasi kita. Tuhan mengetahui seluruh gerak-gerik kita dan bahkan apa-apa yang terlintas dalam hati kita diketahui Allah.
Menurut imam al Ghazali, perkataan muraqobah sama artinya dengan ihsan. Dan menurut Abu Zakariya Anshari, kata muraqobah jika dilihat dari segi bahasanya (etimologi) dapat diartikan dengan selalu memperlihatkan yang diperlihatkan. Sedang menurut istilahnya (terminologi) dikatakan, senantiasa memandang dengan hati kepada Allah dan selalu memperhatikan apa yang diciptakanNya dan tentang hukum-hukumNya. Jadi bisa dikatakan bahwa muraqabah merupaka suatu sikap mental seseorang yang merasa dirinya diawasi, merasa selalu berhadapan dengan Tuhan dalam kondisi apapun, kapanpun dan dimanapun.
Muraqobah merupakan pokok pangkal kebaikan, dan hal ini baru dicapai oleh seseorang apabila sudah mengadakan muhasabah (memperhitungkan) terhadap amal perbuatan sendiri. Jadi muraqobah merupakan hasil dari pengetahuan dan pengenalan seseorang terhadap Allah, hukum-hukumNya dan ancaman-ancamanNya. Apabila sikap muraqabah ini telah berakar kuat dalam jiwa seseorang, seluruh budi pekertinya menjadi baik, selamatlah ia dari bencana akhirat dan di dunia ini ia menjadi orang yang betul-betul beriman.
Dalam kitab Iqazdul Himam, muraqobah dibagi atas tiga tingkatan: 
pertama: Muraqobatul Qalbi, yaitu kewaspadaan dan peringatan terhadap hati, agar tidak keluar dari kehadirannya dengan Allah. 
Kedua: Muraqobatur Ruhi, yaitu: kewaspadaan dan peringatan terhadap ruh, agar selalu merasa dalam pengawasan dan pengintaian Allah. 
Ketiga: Muraqobatus Sirri, yaitu, kewaspadaan dan peringatan terhadap sir atau rahasia agar selalu mengingatkan amal ibadahnya dan memperbaiki adabnya.
wallahua'lam.
(dari berbagai sumber)

Posting Komentar

 
Top