Beberapa situs paling
suci bagi umat Islam, Mekkah, di Arab Saudi terancam punah. Pemerintah Kerajaan
di Riyadh setuju dengan pembangunan Masjidil Haram menjadi kawasan megapolitan.
Akibatnya, beberapa peninggalan sejarah Rasul Muhammad saw dinyatakan hilang.
The Independent baru-baru ini mengatakan upaya penyulapan kawasan Masjidil
Haram menjadi kawasan elitis telah berlangsung sejak sepekan lalu.
Sebuah dokumentasi yang dilansir beberapa media internasional menunjukkan
aktivitas pengerukan tanah di sebalah timur Ka'bah. Jejeran eskavator melubangi
lahan dan membumihanguskan beberapa situs-situs bersejarah umat Islam.
Dikatakan, situs yang telah hancur adalah tempat Rasul Muhammad mengawali
perjalanan Isra' Mi'raj (620 M). Situs lain yang ikut dihancurkan adalah kolom
peninggalan Dinasti Ottoman dan Dinasti Abbasiyah.
Di tempat-tempat tersebut, dikatakan menyimpan segudang peninggalan kejayaan
Islam berupa dokumentasi kaligrafi (seni menulis ayat-ayat suci Al-quran)
tertua di dunia. Tempat-tempat yang babak belur itu juga mengandung sejarah
bagi masa Khulafaur Rasyidin (632 - 661 M).
Press Television mengatakan, Kerajaan Saudi mengklaim penghancuran situs-situs
tersebut adalah bagian dari rencana pembangunan multi-miliar dolar. Pembangunan
dikatakan untuk peningkatan kapasitas peziarah yang singgah ke Masjidil Haram.
Raja Saudi Abdullah juga menunjuk ulama Wahabi dan Imam Masjidil Haram, Abdul
Rahman al-Sudais sebagai penanggungjawab pembangunan kali ini. Tercatat dalam
kesepakatan, konsorsium bernama Binladin Group adalah sebagai pemenang tender
pembangunan tersebut.
Binladin Group adalah salah satu anggota utama dalam lingkaran ekonomi terbesar
di Arab Saudi. Konsorsium itu dikatakan menjadi pintu lebar bagi investor asing
yang hendak menanamkan modalnya di Tanah Arab.
Binladen Group juga menjadi kontraktor utama perluasan kompleks Masjid Nabawi
di Madinah pada 2012 lalu. Pemerintah Kerajaan Saudi memang gemar meremajakan
kompleks Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah.
Saban tahunnya, miliaran dolar digelontorkan untuk ekspansi dan perluasan.
Kerajaan berdalih ekspansi tersebut adalah untuk peningkatan layanan dan daya
tampung peziarah.
Memang, saban tahunnya jutaan umat muslim melangsungkan ritual keagamaan wajib
di Makkah dan Madinah. Perluasan diperlukan lantaran semakin membludaknya
jumlah jemaah.
Tahun lalu, pembangunan dan perluasan di Masjid Nabawi, sempat mendapat kecaman
luas dari kelompok muslim dunia. Sebab konsorsium ini menyulap rumah Rasul
Muhammad di kompleks masjid sebagai toilet umum.
Makam manusia tersuci bagi Umat Islam itu juga pernah terancam akan dibongkar
untuk tujuan serupa. Bagi keluarga kerajaan dan Wahabi, situs-situs relijius
tersebut berpotensi melunturkan nilai-nilai keagamaan, dan mendekati
kemusyrikan.
Direktur Islamic Heritage Research Foundation, Irfan al-Alawi, mengatakan
Kerajaan Saudi melakukan kecerobohan dalam pembangunan Masjidil Haram dan
Masjid Nabawi. Perluasan kawasan semestinya tidak menjadikan situs-situs
sejarah tersebut sebagai objek penghancuran.
Kata dia, penghancuran tiga situs penting Umat Islam kali ini adalah langkah
signifikan menuju penghancuran situs-situs Islam berikutnya. Al-Alawi menuding
Kerajaan Saudi sedang menghapus catatan sejarah Umat Muslim.
Kritikus sejarah peradaban islam lainnya mengatakan, penghancuran situs-situs
Islam adalah penghinaan. Press Television menggolongkan aktivitas penghancuran
tersebut sebagai bagian dari agenda terselubung untuk menghilangkan rekam
sejarah agama samawi terbesar ini.
(Dokumen Pemuda TQN Suryalaya News, sumber: republika online)
Posting Komentar
Posting Komentar